Galakkan Peduli Lingkungan Bersama Sido Muncul



Invitees di Acara Launching Tolak Linu Herbal
Bertolak dari judul postinganku Galakkan Peduli Lingkungan Bersama Sido Muncul, pikiranku pun menerawang membayangkan sebuah pasar di wilayah lingkungan tempat tinggalku, Ciputat, Tangerang Selatan. Alangkah akan indahnya pasar ini seandainya kepedulian terhadap lingkungan diterapkan kepada para pedagang yang menyerak di seluruh wilayah pasar tradisional ini. Pengunjung yang membludak dan bersenggol-senggolan sudah tak peduli lagi pada keadaan sekitar. Pengap dan bau yang menyengat dari sampah yang membusuk, terinjak-injak ribuan kaki sudah menjadikan penciuman mereka kebal terhadap aroma busuk.

Sampah terserak sampai ke taman-taman (dokpri.)

Bagaimana pula mereka akan peduli lingkungan bila tidak ada penyuluhan ke arah ini. Kita harus beropini positif bahwa segala sesuatu yang dicoba untuk diperbaiki dalam penataan, setidaknya akan membuahkan hasil, sekecil apa pun hasil tersebut. Tanpa usaha sudah pasti kepedulian akan lingkungan tidak akan terbina.
 
Mungkin saja para pedagang ini berpendapat bahwa sampah-sampah mereka toh tidak segera diangkut, dan bau menyengat bukanlah salah mereka. Lalu siapakah yang akan disalahkan? Petugas kebersihan yang tidak regular mengangkut sampah? Ataukah truk-truk sampah yang kurang? Atau tenaga pekerja yang tidak memadai untuk melakukan tugas di lapangan? 

Nah, untuk mencari solusi agar bisa diterapkan peduli lingkungan, terutama di area pasar tradisional, salah satunya seperti Pasar Tradisional Ciputat,  tentu saja tugas ini menjadi tanggungjawab. yang secara awam aku hanya bisa menyebutkan, pastilah Petugas Pasar dan Kebersihan Pasar.

Berdagang merupakan mata pencaharian  mereka. Sesuatu yang menopang hidup keluarga mereka. Adalah hal yang mustahil mereka akan ingkar untuk menjalankan peraturan yang ditentukan oleh Dinas Pasar atau semacamnya. Mulailah untuk mendisiplinkan mereka mengumpulkan sampah-sampah dagangan dalam satu wadah dengan rapih, sehinga seputar tempat mereka berdagang pun menjadi lebih bersih.

Sehari dua hari mereka pasti akan enggan melakukannya tapi apabila mereka melihat hasilnya yang positip sudah tidak bisa dipungkiri lagi sifat disiplin itu akan mulai mengakar pada diri mereka. Sooner or later peduli lingkungan yang dimulai pada sisi yang terkecil (tempat mereka berdagang) akan meluas menjadi sisi yang luas (keseluruhan pasar) dan memberikan kebanggaan pada mereka yang ikut terlibat di dalamnya.


Bila dilakukan hal-hal tersebut di atas maka sedikit demi sedikit mereka akan menyadari bahwa kehidupan untuk peduli lingkungan itu akan menguntungkan mereka. Pengunjung akan merasa nyaman menginjakkan kakinya di pasar tradisional. Aroma busuk pun akan segera menjauh.

Untuk pasar tradisional yang juga biasanya disebut sebagai pasar rakyat bisa dikembangkan lagi kebiasaan seperti pada jamanku ketika kecil -- Ibuku setiap berbelanja ke pasar pasti membawa jinjingan dari rotan  dan semua belanjaan dari pasar dibungkus menggunakan kertas koran dengan pengikatnya tali yang terbuat dari gedebong pisang -- sangat tradisional dan kedua benda itu benar-benar bisa lebur menjadi bagian dari tanah. Nah, mungkin ini juga merupakan solusi sementara untuk Pasar Tradisional ikut aktif dalam Peduli Lingkungan.


Setidaknya penataran atau penyuluhan secara berkesinambungan hendaknya diberikan kepada para pedagang untuk bertanggungjawab mengumpulkan sampah-sampah sisa dagangannya dengan tertib dan rapih. Sungguh memprihatinkan aku melihatnya karena setelah menyiangi sayur-sayuran begitu saja mereka melempar sisa-sisa sampah  sayuran seenaknya. Kenapa mereka tidak bisa belajar mendisiplinkan diri untuk mengumpulkan sampah miliknya dengan rapih, tanpa mengandalkan sepenuhnya kepada petugas kebersihan.  Jika mereka melakukannya, ini pun sudah bisa mulai dikategorikan sebagai peduli lingkungan. 

Tidak jarang aku lihat pedagang melemparkan sayuran yang tidak terpilih ke badan jalan yang sedikit berlubang. Mungkin maksud mereka baik untuk menutupi bagian yang berlubang itu. Tapi tentu saja itu bukanlah sebuah solusi yang diharapkan. Sampah sayuran yang menumpuk tergilas oleh kendaraan yang lalu lalang. Akibatnya? Jalan pun semakin kotor. Gilasan roda mobil yang basah karena berbagai sisa sampah, sayuran, wortel, tomat dan lain sebagainya menambah guratan kotor di badan jalan.  

Memang tidak semudah kita membalikkan telapak tangan untuk mampu menata hasrat para pedagang di pasar tradisional atau pasar rakyat ini berkaitan dengan kaidah untuk peduli lingkungan. Lain halnya dengan di pasar modern (swalayan) yang memang sudah menyediakan tas-tas yang terbuat dari kain untuk dibeli oleh customer.

Bagi kami sekeluarga, yang belum kami lakukan adalah memilah dan memilih sampah, tapi untuk berbelanja kami sudah memiliki beberapa kantong-kantong belanja. Seperti dirumahku, misalnya, aku hanya baru mengumpulkan botol-botol plastik bekas minuman gelas-gelas aqua -- aku kumpulkan dan aku masukkan ke dalam kantong kertas besar. Ada seorang Pemulung (perempuan) yang setia mengambilnya pada setiap hari Jum'at malam. Alhamdulillah, sebuah amal bagiku dan rezeki bagi  Pemulung.

Sehubungan dengan kebijakan tentang plastik berbayar yang tertuang dalam Surat Edaran No. S.1230 tertanggal 17 Pebruari 2016. Surat Edaran yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun, Kementarian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang memberlakukan plastik berbayar Rp. 200 per kantong berkaitan dengan program Peduli ingkungan. Perusahaan besar Sido Muncul menanggapinya dengan positif.

Kebijakan ini diujicobakan di 23 kota di seluruh Indonesia selama kurun waktu 3 (tiga) bulan. Namun dari target 23 kota baru mencakup 17 kota di seluruh Indonesia yang serentak memberlakukan plastik berbayar Rp.200 per kantong plastik -- Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Tangerang, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang, Balikpapan, Medan, Banjarmasin, Makassar, Ambon  dan Jaya Pura.

Hal tersebut di atas diulas dalam sebuah acara yang sangat spektakuler pada hari Kamis, tanggal 3 Maret 2016 di Restoran Rempah Kita, Plaza Indonesia, bertemakan Launching Iklan Tolak Linu Peduli Lingkungan. Iklan terbaru yang dibintangi oleh Tantri Kotak, walaupun bintang iklan ini sedang dalam keadaan hamil  8 (delapan), namun dengan gigihnya menghimbau masyarakat untuk peduli lingkungan.

Acara ini dihadiri oleh:
  • Ibu Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. Menteri Lingkungan Hidup R.I.
  •  Bapak Saleh Husin, SE, M.Si, Menteri Pariwisata Indonesia
  •  Bapak Dr.Ir. Arief Yahya, M.Sc., Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta
  • Bapak Drs. Isnawa Adji, Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk,
  • Bapak Irwan Hidayat, Pemilik Perusahaan Sido Muncul,
  • Para awak media, beberapa di antaranya dari Surat Kabar dan Televisi Nasional, serta blogger.
Dalam acara Launching ini bertindak sebagai Pembawa Acara, Brand Ambasador Kuku Bima Energy -- Donny Kusuma, yang memberikan kesempatan pertama kepada Pemilik Sido Muncul, Bapak Irwan Hidayat untuk menyampaikan pesannya berkenaan dengan diadakannya launching iklan Tolak Linu Herbal ini. 


Bapak Irwan Hidayat dalam pidato pembukaan menyampaikan hal penting yang menyebabkan timbulnya gagasan ini, semata adalah karena keinginan beliau yang sangat besar untuk mendukung usaha Pemerintah dalam memberlakukan kebijakan kantong plastik berbayar. Bertepatan pula dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Pebruari 2016.
Pak Irwan Hidayat, Owner PT Sido Muncul dalam pidato pembukaan.
Beliau ingin memberikan dukungannya secara nyata dan berkesinambungan untuk masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta ini. Usaha positif beliau dengan gencar akan segera dilakukan melalui iklan  produk unggulan terbaru Sido Muncul yaitu Tolak Linu Herbal, dengan menggalakkan "Ayo Peduli Lingkungan." --  "Hidup Bijak Peduli Lingkungan" -- "Orang Bijak Minum Tolak Linu Herbal."

Masyarakat dihimbau kesadarannya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan harus siap berpartisipasi dalam melaksanakannya demi menciptakan apa yang diharapkan, yaitu Peduli Lingkungan.  Ada kata-kata bijak yang disampaikan oleh beliau:  

Negara hancur bukan karena koruptor, tapi karena tidak adanya
 partisipasi dan kepedulian masyarakat

Sejatinyalah penggunaan plastik akan menghasilkan limbah yang mampu merusak lingkungan. Limbah plastik hanya bisa terurai setelah kurun waktu 100 tahun. Semoga himbauan untuk masyarakat pada umumnya, bangsa Indonesia pada khususnya  untuk mencintai peduli lingkungan bisa menjadikan masyarakat dan bangsa ini menjadi sebuah bangsa yang sehat, sejahtera dan kaya hati. Karena tanpa adanya kekayaan hati tidak akan timbul kepedulian terhadap lingkungan apalagi terhadap sesama.

Pada kesempatan tersebut dihadirkan seorang Brand Ambasador Tolak Linu Herbal, yaitu penyanyi kondang Tantri, mantan penyanyi Band Kotak. Jadilah Tantri memiliki nama unik Tantri Kotak. Tantri menyuguhkan tiga buah lagu special untuk seluruh hadirin dan para tamu kehormatan, yaitu "Tendangan Langit", "Gunung Cinta" dan "Hijaukan Bumi."


 Bila kita melihat tayangan dari Youtube lagu "Hijaukan Bumi" akan sangat dahsyatnya keadaan lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak peduli lingkungan.  Tentu saja semua hal yang terjadi adalah atas kehendakNya. Namun setidaknya kita harus bisa mensyukuri kenikmatan dan kesuburan tanah, serta ketersediaan yang diberi olehNya untuk seluruh umat manusia. Memeliharanya adalah kewajiban kita semua.


Dalam acara ini diadakan sesi tanya-jawab yang dipandu oleh Moderator Mbak Tina Talisa, yang tegas, lugas, brilliant dan cantik, mengajukan pertanyaan demi pertanyaan kepada para Menteri terkait.
 
Tanya-Jawab dipandu Tina Talisa



Pemberian Cenderamata



Menjelang penutupan Ibu Menteri Lingkungan Hidup R.I Dr Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. meresmikan launching iklan Ayo Peduli Lingkungan ini dengan memencet tombol bersama para Menteri dan tamu VIP.
Menekan Tombol Peresmian Launching Iklan Tolak Linu Herbal Peduli Lingkungan
Last but not least pada tayangan iklan layanan masyarakat Tantri akan mengisyaratkan sebuah ajakan kepada masyarakat agar peduli lingkungan.  Partisipasi dalam menjadikan masyarakat yang bersih dan sehat bertolak dari kepedulian pada lingkungan. Dengan penuh kesadaran kita bisa memulainya dari diri kita sendiri, keluarga dalam rumah tangga dan di lingkungan sekitar kita. Ayo, Galakkan Peduli Lingkungan Bersama Sido Muncul.
 
Pak Iwan Hidayat, Tina Talisa dan para blogger (dok.Febriyan)

 
Kenangan bersama Panitya Acara Launching  Iklan Tolak Linu Herbal Peduli Lingkungan (dokpri.)














 

Komentar

  1. Setuju, bunda!Orang bijak,peduli lingkungan. Btw, itu video youtube-nya tidak bisa terbuka, bun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Windhu, bundag ak mau ribet, hahaha....jadi link youtube bunda delete aja. Makasih kunjungan Windhu ke blog bunda.

      Hapus
  2. Semoga kesadaran masyarakat semakin bertambah dengan munculnya kampanye ini ya Mak.. Nice info Maaak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga saja, itulah harapan kita semua. Aamiin. Makasih kunjungan Adriana ke blog bunda.

      Hapus
  3. Peduli lingkungan itu penting ya Bunda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, Titis. Semoga kita bisa menghimbau lingkungan yang sempit sampai yang luas. Aamiin. Makasih kunjungan Titis ke blog bunda.

      Hapus
  4. Kegiatan seperti ini memang harus selalu digalakkan ya Bunda.. melakukan sosialisasi terkait masalah lingkungan dan kebersihan.. Semoga makin banyak yang peduli lingkungan bersih minimal mulai dari diri sendiri dulu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, kita semua akan mulai Peduli Lingkungan sehingga kebersihan menjadi yang nomor satu. Aamiin. Makasih kunjungan Jalan-Jalan Rita ke blog bunda.

      Hapus
  5. Perlu banget dukungan semacam CSR dari perusahaan besar kayak gini ya Bunda ..yang peduli lingkungans sehat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, rita asmaraningsih. Mudah2an semakin banyak yang "ngeh" bahwa peduli lingkungan itu teramat sangat perlu. Makasih kunjungan rita ke blog bunda.

      Hapus
  6. Usia kita blm tentu sampai 100 tahun, itu sampah plastik masih aja eksis. Benar-benar mengkhawatirkan ya Bunda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,tuh, ternyata seperti itu, Okti Li. Makasih kunjungan Okti ke blog bunda.

      Hapus
  7. Kepedulian memang harus dipupuk ya bunda
    salam sehat dan sukses bund

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, Mas Agung. Terima kasih kunjungan Mas Agung ke blog bunda.

      Hapus
  8. Memang sedih bunda kalau melihat kondisi sampah di mana-mana. hiksss. salut sama orang yang masih peduli lingkungan seperti Pak Irwan melalui perusahaannya ini Bunda. Moga kita semua bisa mencontoh ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Febriyan, coba kita liat aja nanti, siapa tahu ada gebrakan dari atas ke bawah dalam kepemimpinan Airin. #berharap. Terima kasih kunjungan Febri ke blog bunda.

      Hapus
  9. salut dg program csr seperti ini bunda, semoga semakin banyak yg peduli dan sadar utk turut menjaga lingkungan, amin, tengkiu sharenya bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Inda, mudah2an kaum the haves yang lain akan mengikuti langkah Pak Irwan dari Sido Muncul itu, ya. Makasih juga kunjungan Inda ke blog bunda.

      Hapus
  10. Nah, memilah sampah itunya itu Bun yang masih menjadi PR saya juga, masih sering mencampur adukkan sampah soalnya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sammma tuh. Kemarin bunda usul sama RT di wilayah Bunda supaya mendatangkan pakar untuk pengarahan pilah pilih sampah. Makasih kunjungan Aireni ke blog bunda.

      Hapus
  11. Serba salah kalau tunggu-tungguan siapa yang harus bersihin sampah duluan. Kita nggak usah ikutan nyalah2in, cukup action dimulai dari diri sendiri dan keluarga, ya bun? :D

    TFS Info acaranya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga sih,tapi ya kadang kesel juga anak-anak sekolah lewat depan rumah sambil minum aqua gelas atau yang lain buangnya di depan rumah, di jalanan. Makasih kunjungan Aprillia ke blog bunda.

      Hapus
  12. Peduli dan sadar lingkungan dari masyarakat emang bener2 penting yah bunda, dari pribadi dan keluarga baiknya ditanamkan itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Suciati Cristins, sadar lingkungan bagi masyarakat diperlukan pelatihan. Makasih kunjungan Suciati ke blog bunda.

      Hapus
  13. Aku masih berusaha mengurangi sampah plastik, bunda. Kadang kalau belanja di supermarket sudah gak minta kantong plastik, tapi tetap aja masih banyak sampah plastik di rumah. Sadar kebersihan lingkungan memang harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga ya, bunda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anna Karina, sama masalah Anna dengan bunda. Di rmh juga bingung gimana mau buang sampah sayuran kalo gak pake plastik, ya? Makash kunjungan Anna ke blog bunda.

      Hapus
  14. Sampah plastik ini bena-benar jadi masalah yang berkepanjangan ... yuk ikut mengurangi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuni Astutik, bunda sendiri masih sering bingung tuh, gimana kalo di rmh ada makanan yang basi dan sampah sayuran cara membuangnya kalo tanpa plastik. Hadddeuuh, bingung juga. Yang penting mah mulai dulu dengan disiplin kebersihan lingkungan rumah kali, ya. Makasih kunjungan Yuni ke blog bunda.

      Hapus
  15. mungkin memang gak dimana2 ya Bunda, yang namanya pasar pasti kotor, becek dan menjijikan. Harus ada gerakan peduli pasar. Supaya pasar setidaknya lebih enak dan nyaman utk dikunjungi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Santi Dewi, kita liat aja deh nih kepemimpinan Airin, siapa tahu ada gebrakan yang cihuui. Makasih kunjungan Santi ke blog bunda.

      Hapus
  16. Kalau baru mulai peduli lingkungan sbnernya udah telat ya Bund. Tapo ngga masalah ketimbang ngga peduli sama sekali. :)


    Yuuuk ke pasar bareng dan bawa jinjingan rotan. No plastik. ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Idah, yang penting sebetulnya masyarakatnya nih yang gak disipin, kadang2 bunda liat orang naik mobil, buka kaca mobil, buang sampah tuh dari jendela. Hiii...gemezzz.. Makasih kunjungan Ida ke blog bunda.

      Hapus
  17. Balasan
    1. Betu, acaranya seru sekali. Terima kasih kunjungan Obat Tradisional Rematik ke blog bunda.

      Hapus
  18. Sampah menjadi permasalahan yang sungguh sangat serius. Diantaranya penyebab bencana alam serta kerusakan terhadap alam. Kami sebagai perusahan yang peduli akan lingkungan, mengajak untuk Anda berhenti untuk menggunakan kemasan makanan seperti styrofoam dan beralih ke packaging makanan dari kertas http://www.greenpack.co.id/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, tapi tentu saja untuk mereka bisa peduli lingkungan untuk memilah dan memilih sampah itu perlu adanya pengarahan, pelatihan dan semacamnya. Dan ini pastinya harus segera dimulai. Terima kasih kunjungan Greeenpack ke blog bunda.

      Hapus
  19. Kita memang harus lebih epduli dengan lingkungan di sekitar kita, salah satunya lewat memilah sampah berdasarkan jenisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah-mudahan masyarakat akan segera menyadarinya, walau pun tanpa pengarahan. Peduli pada lingkungan dalam skala kecil dulu, barangkali, di rumah tangga sendiri. Terima kasih kunjungan spesifikaasi Yamaha Aerox 125 LC Gahahidupku.com ke blog bunda.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu