Ternyata Dia Pindah Tugas...........
Jakarta kian hari kian semrawut dengan lalu lintasnya, termasuk di Tangerang Selatan tempat aku tinggal. Ini nih ya, orang kaya yang semakin meningkat or produksi kendaraan bermotor yang semakin menggila. Alhasil kendaraan, baik itu mobil, motor atau apapun yang berbau bensin udah membludak tuh dijalanan.
Pejalan kaki? Huuuhh....jangan harap aman untuk melenggang ditepi jalan. Jalur "hak"-nya pejalan kaki yang cuma secuil pun disrobot oleh pengendara2 motor yang nekat. Ya ampiuunnn.....gimana ini? Apa aku harus ikut-ikutan nyrobot nih, xixixixiii..... Sori dari tadi aku lom bilang ya kalo aku tuh juga paling hobby naek motor kalo ke-mana-mana. Eeeeiiittt.......jangan salah....bukan aku pengendaranya tapi......tukang ojek alias ojecker, hahahahaha...........
Hari itu puanasssnya bukan maen. Udah ber-ulang kali aku ber-ojek-ria melewati jalan yang itu-itu juga tapi "dia" gak pernah ada. Apa aku kurang tepat waktu ya lewat disana? Biasanya kalo aku lewat diatas jam 12.00 pasti "dia" yang jadi "pak ogah" alias polisi lalu lintas tanpa seragam di per-tiga-an itu, hehehe.... Kemana ya? Dimana ya? Bertubi pertanyaan bergulir dalam otakku. Kenapa? Karena aku punya niat baik dibalik kegigihan aku wara-wiri lewat jalan itu. "Dia" adalah sosok seorang laki-laki setengah baya, berperawakan pendek, wajah lusuh berjangkut, ada berewoknya. Hehehe....koq aku tau sih dia berewok? Jelaslah udah sering lewat jalan itu kalo dia lagi jadi pak ogak-lah dan dia semringah ketika seringkali aku beri dia tip -- jadi aku liat wajah kusamnya donk........
Suatu pagi ketika aku ber-ojek-ria lewat jalan itu dengan kecepatan yang lumayan kenceng tuh. (biasanya kalo motor berjalan 40KM/p.jam aku selalu tepuk pundak si ojecker untuk tambah kecepatan, hehehehe.....(mentang-mentang aku udah uzzzuuurr apa dikiranya aku suka yang kelemak-kelemek berkendaraan santai.....). Si Ojecket pasti bertanya: "Gak papa nih bu jalan kenceng?" (aku jadi geli sendiri dengan pertanyaannya...) Oops, ngelantur nih! Ok, jadi ketika jalan kenceng itu, pas di pertigaan yang sama aku liat orang yang aku cari. Tak pelak lagi aku tepuk keras pundak si Ojecker nyuruh dia berenti. "Kenapa bu", tanyanya. "Pinggir bentar", perintahku (kayak Bos aja pake perintah segala, hehehe...). Aku turun dan berjalan cepat kearah si Pak Ogah. Aku lambaikan tangan kearahnya dia menunjuk dadanya sambil kepalanya terangguk sedikit. Akupun balas mengangguk. Dia bergegas meninggalkan tugasnya menghampiri aku dengan wajah berkeringat mengucur dari kepalanya yang ditutup oleh topi model caping.
"Pindah tugas ya Pak?", tanyaku. "Biasanya kan siang?". Dia mengangguk kaku.
"Ini ada sedikit rizki buat bapak." kataku sambil kugenggamkan ketangannya apa yang udah kuniatkan selama ini. Aku tinggalkan si Pak Ogak yang seolah tak percaya dengan wajah kusamnya. Sekilas kuliat matanya berbinar penuh sukacita. Sempat kudengar dia berucap "Alhamdulillah, semoga ibu diberi kesehatan".
Amin, akupun berucap dalam hati penuh rasa lega. Aku pun segera cabut meneruskan perjalanan ber-ojek-ria. Ternyata "dia" pindah tugas. Alamaaa..........
Hai juga. Makasih udah mampir ke blog aku nih. Jadi merasa jadi "someone" hehehehe.... So pasti aku akan mampir dan menimba ilmu nge-blog dari anda. Met kenal.
BalasHapus