Berbagi Itu Memang Indah.

Jika Anda Ingin Menulis Artikel, Tuliskan Saja! Itu adalah sebuah judul dari blognya Mas Masim Vavai Sugianto, 21 Jan. 2011 yang mampu membakar semangatku untuk menulis kali ini. Sudah sekian hari (malu mau bilang sudah sekian bulan, hehehehe….) aku gak mengisi postingan di blogku. Sekaranglah saatnya dengan berbekal semangat dari Mas Vavai tersebut diatas. Kenapa gak? Nah, aku akan coba untuk menulis. Sebelum apa yang ada dalam benak ini buyar-yar-yar-yar. Ini dia:

Senin, 13 Juni 2011 aku mengajak cucuku untuk ke Mall terdekat diwilayah tempat tinggalku. Tujuan utama pasti Arena Main murah meriah. Aku ditemani tentunya oleh seorang pengasuh cucuku. Maksudnya supaya ada yang menjaga cucuku sementara akupun ingin pula memeras keringat untuk bermain basket di Arena Main itu. Aku jadi addicted bermain basket disini. Kenapa? Karena letak keranjang basket tidak terlalu tinggi. Cocoklah untuk usiaku yang sudah diatas tujuhpuluhan. Cukup untuk sekedar menguras keringat qiqiqiqiqiii….. Puluhan coin telah kuhabiskan. Selama di Arena Main ini aku perhatikan ada tiga orang anak lelaki, usianya kira-kira 10 atau 12 tahun yang selalu mengikuti langkahku kemana saja aku berpindah. Semula aku sama sekali tidak merasa terusik oleh ulah mereka. Mereka ikut “nimbrung” melempar bola basket – lagi, lagi dan lagi, sehingga aktivitasku agak terganggu. Dengan keringat yang sudah mulai mengucur diseputar wajahku akupun menoleh kearah mereka. Ya ampuunnn….wajah-wajah itu penuh harap. Tapi ketika aku tanyakan kepada salah satu dari mereka: “Mau main?”. Dia menggeleng, tapi sorot mata itu aku hafal benar. Sorot penuh keinginan. Aku lihat mereka tanpa alas kaki memasuki Mall tsb., dan pastinya mereka adalah anak-anak penduduk disekitar pinggiran Pamulang. Memang Mall ini adalah Mall yang tidak memberikan kriteria apapun untuk pengunjungnya. Aku melas melihat mereka. Aku berhenti bermain basket, berjalan kearah loket dan membeli lagi sejumlah coin. Khusus untuk mereka. Aku berpindah kepermainan tombol tarik bola. Tanpa banyak bertanya aku berikan beberapa coin kepada mereka masing-masing. “Ayooo…. sekarang kamu main ya buat ibu, kalo dapet nanti tiketnya buat kamu”. Mereka yang semula sungkan jadi berbinar saling berebut menerima coin dari tanganku. Aku berdiri disamping mereka. Mereka bermain, menarik tombol, melepaskannya, rrrreeeetttt………….……….beeeeng………masuklah bola ke lubang dengan bonus 60 tiket. Serentak mereka bertiga berseru: “Yyyeesss!” (wah, gaul juga nih anak-anak walau tanpa alas kaki, hehehehehe…..). Ternyata nasib mujur dipihak mereka. Ber-ulang kali mereka berhasil membidik bola masuk ke lubang bonus. “Sekarang kalian tukarkan tiket-tiket ini dengan hadiah apa aja sesuai jumlah tiket ya dan kalian harus berbagi. Janji?”, bujukku.

Mereka mengangguk. “Makasih ya bu, makasiiiihhh………”, sorot mata mereka begitu bahagia dan penuh keceriaan. Aku ikut larut dalam bahagia. Sayang tidak terpikir olehku untuk mengabadikan mereka dengan camera handphone-ku. Ah, indahnya berbagi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu