Hidangan Pembuka Selama Bulan Ramadhan.
Wah, PakDhe ini acara ADUK dengan judul hidangan pembuka yang bikin kita terpeleset nih dalam pengertiannya. Tapi karena aku pengen ikutan dan waktu hanya tinggal beberapa jam lagi. Yah gak usahlah aku terlalu memikirkan apa sih maksudnya PakDhe ini, hehehehe....
Yang penting aku ikutan. Dalam pengertian aku sendiri maka arti dari kata hidangan pembuka adalah suguhan sebelum kita menikmati yang diistilahkan dengan makan besar. Dalam dunia modern barangkali bisa diistilahkan dengan appetizer gitu, sebelum main menu dihidangkan.
Kembali kepada hidangan pembuka sesuai dengan judul yang aku pilih yaitu Hidangan Pembuka Selama Bulan Ramadhan. Apa ya? Wah, repot juga aku harus berusaha putar otak dulu nih. Apa yang kita hidangkan tentunya haruslah sesuai dengan selera penghuni dalam satu keluarga tertentu. Di keluarga kami, maka hidangan pembuka itu biasa kolak yang akan silih berganti jenisnya setiap hari. Tak lepas dari hidangan pembuka maka buah yang menjadi ratu dalam bulan Ramadhan dan anehnya....hanya keluar di bulan Ramadhan yaitu buah kolang-kaling alias buah atap. Nah ini juga bisa dijadikan untuk hidangan pembuka. Pengolahannya tentu saja sangat pas kalau dicampur dengan pisang (pisang kepok atau pisang tanduk). Asalkan jangan pisang ambon, hehehehe....
Gampang banget kan bikinnya tuh hidangan pembuka :
2 buah pisang tandung dipotong miring setebal 1 cm.
2 buah ubi merah/ungu/warna lain juga boleh
1 helai daun pandan
1 kotak Kara ukuran ukuran sedang
gula merah (sesuai selera)
kayu manis (kalau suka) sebesar kuku jempol.
Caraku:?
1.Masak santan (kalau perlu ditambah air putih spy gak terlalu kental), masukkan daun pandan dan kayu manis
2.Masukkan pisang dan ubi (dimasak sampai empuk).
3.Gula merah yang sudah disisir tipis, aduk
4. Jadi deh.......tinggal hidangkan sebagai hidangan pembuka.
Seperti kita ketahui maka sesuatu yang manis rasanya hampir semua orang menyukainya. Apa misalnya? Ya, kolak tadi. Kemudian bisa juga kue tart, kurma, apalalgi kurma yang kualitetnya aduhai akan menjadi pilihan utama pastinya.
Setelah selesai dengan menyantap hidangan pembuka selama bulan Ramadhan ini barulah kita menjalankan sholat Magrib. Pergi ke Mesjid terdekat untuk sholat Tarawih. Boleh juga sih untuk kaum wanita sholat Tarawih dirumah, tapi alangkah baiknya apabila kita sholat Tarawih di Mesjid, berjamaah. Dengan perasaan lega setelah sholat Tarawih, duduklah sebentar dirumah, di depan televisi-kah, duduk bersama anak-cucu-kah atau bahkan berbaring sebentar deh biar betis gak pegal-pegal karena sholat Tarawih yang sekian rakaat banyaknya.
Alhasil dalam keadaan segar bugar, perut pasti sudah menagih untuk diisi lagi dengan apa yang disebut main menu. Sebaiknya main menu ini pilihlah makanan terbaik. Maksudnya makanan terbaik apa saja yang menjadi kesukaan keluarga, misalnya opor ayam, sayur asem lengkap bumbu asem atau ayam bumbu rica-rica. Hhhhmmmmm..........pasti yummy.
Jadi ingat ucapan salah satu rekan blogger tentang makan untuk hidup atau hidup untuk makan. Lupa siapa ya yang bilang seperti itu. Dan memang kita ini kan "makan untuk hidup", jadi perlu waspada juga dalam menyantap hidangan pembuka, main menu ataupun hidangan penutup. Jangan turuti selera lidah kita lho! Bahaya. Kalau kekenyangan bisa-bisa yang sakit mag, magnya kumat. Yang sakit diabetes bisa-bisa kadar gulanya naik drastis, trus yang sakit jantung? Apa jadinya? Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda "berhentilah makan sebelum merasa kenyang". Maaf kalau salah tolong dikomentari nanti ya.
Di keluargaku sudah menjadi kebiasaan bahwa makanan setengah matang selalu dihidangkan, misalnya tumis kembang kol, wortel, sawi caisin atau sawi hijau dicampur dalam tumisan bersama irisan bakso sapi atau ayam (sesuai selera). Atau bisa juga dibuat sebagai capcai, sup segar supaya selera makan timbul dan tidak menyebabkan mual setelah menyantap hidangan pembuka, misalnya.
Yang penting aku ikutan. Dalam pengertian aku sendiri maka arti dari kata hidangan pembuka adalah suguhan sebelum kita menikmati yang diistilahkan dengan makan besar. Dalam dunia modern barangkali bisa diistilahkan dengan appetizer gitu, sebelum main menu dihidangkan.
Kembali kepada hidangan pembuka sesuai dengan judul yang aku pilih yaitu Hidangan Pembuka Selama Bulan Ramadhan. Apa ya? Wah, repot juga aku harus berusaha putar otak dulu nih. Apa yang kita hidangkan tentunya haruslah sesuai dengan selera penghuni dalam satu keluarga tertentu. Di keluarga kami, maka hidangan pembuka itu biasa kolak yang akan silih berganti jenisnya setiap hari. Tak lepas dari hidangan pembuka maka buah yang menjadi ratu dalam bulan Ramadhan dan anehnya....hanya keluar di bulan Ramadhan yaitu buah kolang-kaling alias buah atap. Nah ini juga bisa dijadikan untuk hidangan pembuka. Pengolahannya tentu saja sangat pas kalau dicampur dengan pisang (pisang kepok atau pisang tanduk). Asalkan jangan pisang ambon, hehehehe....
Gampang banget kan bikinnya tuh hidangan pembuka :
2 buah pisang tandung dipotong miring setebal 1 cm.
2 buah ubi merah/ungu/warna lain juga boleh
1 helai daun pandan
1 kotak Kara ukuran ukuran sedang
gula merah (sesuai selera)
kayu manis (kalau suka) sebesar kuku jempol.
Caraku:?
1.Masak santan (kalau perlu ditambah air putih spy gak terlalu kental), masukkan daun pandan dan kayu manis
2.Masukkan pisang dan ubi (dimasak sampai empuk).
3.Gula merah yang sudah disisir tipis, aduk
4. Jadi deh.......tinggal hidangkan sebagai hidangan pembuka.
Seperti kita ketahui maka sesuatu yang manis rasanya hampir semua orang menyukainya. Apa misalnya? Ya, kolak tadi. Kemudian bisa juga kue tart, kurma, apalalgi kurma yang kualitetnya aduhai akan menjadi pilihan utama pastinya.
Setelah selesai dengan menyantap hidangan pembuka selama bulan Ramadhan ini barulah kita menjalankan sholat Magrib. Pergi ke Mesjid terdekat untuk sholat Tarawih. Boleh juga sih untuk kaum wanita sholat Tarawih dirumah, tapi alangkah baiknya apabila kita sholat Tarawih di Mesjid, berjamaah. Dengan perasaan lega setelah sholat Tarawih, duduklah sebentar dirumah, di depan televisi-kah, duduk bersama anak-cucu-kah atau bahkan berbaring sebentar deh biar betis gak pegal-pegal karena sholat Tarawih yang sekian rakaat banyaknya.
Alhasil dalam keadaan segar bugar, perut pasti sudah menagih untuk diisi lagi dengan apa yang disebut main menu. Sebaiknya main menu ini pilihlah makanan terbaik. Maksudnya makanan terbaik apa saja yang menjadi kesukaan keluarga, misalnya opor ayam, sayur asem lengkap bumbu asem atau ayam bumbu rica-rica. Hhhhmmmmm..........pasti yummy.
Jadi ingat ucapan salah satu rekan blogger tentang makan untuk hidup atau hidup untuk makan. Lupa siapa ya yang bilang seperti itu. Dan memang kita ini kan "makan untuk hidup", jadi perlu waspada juga dalam menyantap hidangan pembuka, main menu ataupun hidangan penutup. Jangan turuti selera lidah kita lho! Bahaya. Kalau kekenyangan bisa-bisa yang sakit mag, magnya kumat. Yang sakit diabetes bisa-bisa kadar gulanya naik drastis, trus yang sakit jantung? Apa jadinya? Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda "berhentilah makan sebelum merasa kenyang". Maaf kalau salah tolong dikomentari nanti ya.
Di keluargaku sudah menjadi kebiasaan bahwa makanan setengah matang selalu dihidangkan, misalnya tumis kembang kol, wortel, sawi caisin atau sawi hijau dicampur dalam tumisan bersama irisan bakso sapi atau ayam (sesuai selera). Atau bisa juga dibuat sebagai capcai, sup segar supaya selera makan timbul dan tidak menyebabkan mual setelah menyantap hidangan pembuka, misalnya.
Artikel ini diikut-sertakan dalam lomba ADUK di blogcamp
berjudul Hidangan Pembuka.
Saya telah membaca artikel diatas dengan cermat
BalasHapusAkan langsung saya catat
Terima kasih atas partisipasi sahabat.
Tak lupa saya mohon maaf atas segala kesalahan lahir dan batin. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Dari Surabaya saya kirim salam hangat
kolak is the best of ramadhan...suka banget ama kolak..
BalasHapus@Abdul Cholik, pakdhe makasih ya akhirnya...... Sama-sama, saya juga mohon maaf lahir dan batin. Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan suci ini ya pakdhe.
BalasHapus@rieztokho, yes indeed. Kolak is the best for Ramadhan. Kakasih kunjungannya.
BalasHapus@Abdul Cholik, wah, aku baru baca lagi nih postinganku. Gara-gara ter-buru-buru masa sih narok "Artikel ini diikut-sertakan dalam lomba ADUK di blogcampberjudul Hidangan Pembuka"-nya di-tengah-tengah gitu, mudah2an ada maaf bagiku, hehehehe...........
BalasHapuswah baru tau ada ADUK lagi.... huwaaaaaaa g ikutaaaannn
BalasHapuskolaknya menggiurkan nih, bunda....
BalasHapusBundaaa.... (walaupun Orin sedang tdk berpuasa) ngiler bgt liat kolaknya, blm pernah buat kolak nih, nanti dicoba ah resepnya Bunda inih ;)
BalasHapusHoneylizious, yeee....untung ga tau nih jadi saingan bunda berkurang 1 orang, xixixixiiiii...
BalasHapusSang Cerpenis bercerita, sebenarnya bunda lebih suka kolak dengan gula putih (gula pasir), tapi komplotan dirumah senengnya pake gula merah alias gula jawa. Akhirnya kalah suara-lah bunda.
BalasHapus@rindrianie, ah, masa sih Orin lom pernah buat kolak.Oops, pasti yang buatin mamanya Orin tuh coz Orin sibuk bikin postingan, hehehehehe..........
BalasHapus