Oo Cintaku, Oo Sayangku!
Ternyata persoalan cinta ini sangat menarik untuk dibahas ya? Bunda aja yang udah tua renta masih seneng tuh kalau membahas yang namanya cinta, hehehehehe..... Bikin hidup ini gimanaaaa....gitu. Karena buat apa kita hidup kalau gak mengenal cinta. Memang cinta itu bukan sumber kebahagiaan, tetapi ketiadaan cinta adalah sumber derita. Itu kata filosof yang bernama Russel lho. Kata bunda juga begitu.
Tapi jangan salah lho, cinta itu ada bermacam-macam. Ada cinta monyet, cinta pertama (yang lebih mendalam dari pada cinta monyet), cinta sejati - yaitu cinta yang walaupun tidak diakhiri dengan pernikahan juga gak jadi masalah. Nah, di cinta sejati ini terkandung rasa sayang yang sangat mendalam.. . . Cinta sejati tidak harus memiliki. Kenapa? Misalnya karena ada faktor-faktor yang menjadi penghalang dan tidak bisa digempur (tembok kali digempur!). Seperti apa? Misalnya berdasarkan pantauan keluarga.........hahahaha.....ada unsur yang tidak mengizinkan bagi mereka untuk bersatu dalam ikatan pernikahan, misalnya beda kepercayaan, beda usia, beda keturunan (apakah dia berdarah biru ataukah dia berdarah..........merah, hehehehe....). Dalam hal ini rasa cinta itu akan menjadi cinta sejati dan akan menjadi alat perekat (kayak surat ama prangko aja, hehehehe....) antara keduanya. Masing-masing akan merasa bahagia apabila melihat orang yang dicintainya bahagia, walau tidak dengan dirinya, hiks, hiks..... dan selalu berusaha menyenangkan hati orang yang dicintainya dengan sepenuh sayang. Bingung kan??? hahahaha....
Dibanding dengan cinta, yang belum tentu terkanduing didalamnya perasaan sayang. Bisa aja cinta itu cinta nafsu, cinta birahi. Cinta seperti ini adalah cinta sesaat. Cinta karena hartanya yang bejibun alias cinta matre. Cinta yang bakal nimbulin penyesalanan di kemudian hari. Kalau bunda mending disayang walaupun gak dicinta, hiks, hiks, karena bunda tahu tuh dibalik rasa sayang ada tertanam, jauh di dasar hati seseorang yang menyayangi kita itu ada perasaan cinta yang tidak akan mendapatkan jalan keluar, kecuali dengan memberikan rasa sayang tadi. Didalam cinta ada gemuruh nafsu yang akan menghilang seiring berjalannya waktu. Di dalam sayang tidak ada sulutan nafsu. Percaya gak?
So, "Cinta" itu "gak sama alias beda" dengan "Sayang". Cinta bisa hilang seiring berjalannya waktu. Namun sayang seiring bergulirnya waktu dan bertukarnya rembulan dari tahun ke tahun akan bertambah rasa sayang itu. So (sekali lagi nih), CINTA bisa pudar, tetapi SAYANG akan semakin erat melekat dalam hati.
Lia Acy Alamsyah, is this answer will give you a nice clue to your question? .
Postingan diikutkan dalam Kontes BLOGGER BICARA CINTA
dari BBCblogdetik tgl. 23 Februari 2012.
Setuju banget Bunda..
BalasHapusCinta dan sayang tuh beda..
Cunta bisa pudar hanya sesaat,tapi kalo sayang selamanya Bun..
so sweet banget
Hehehehe....Mama Olive bisa aja. Ada yang bilang bunda berpendapat seperti itu karena bunda tuh "salted tongue" hehehehe....alias udah banyak makan asam garam kehidupan. Yeeee.... Makasih untuk kunjungannya ya sayang.
BalasHapus