SEKALENG BISKUIT MARIE REGAL.
.
Gb.d/google. |
Uda-ku sayang tinggal kenangan. |
Keterbatasan waktu dan kesibukan dalam keluarga
baruku, dimana aku telah pula mempunyai beberapa orang cucu, menyebabkan
frekuensi pertemuan antar saudara sangat berkurang. Namun khusus kakakku
(laki-laki) yang ini selalu aku sisihkan waktu untuk bersilaturakhim. Kakakku
sudah dalam keadaan sakit-sakitan, usianya 78 tahun.. Sejak menikah sekian
puluh tahun yang lalu tak pernah mengecap kelebihan materi, namun keluarganya
hidup dalam keharmonisan. Aku amat sayang pada kakakku ini. Isterinya berasal
dari Secang, Magelang, Jawa Tengah. Selama hidupnya selalu rukun, ia termasuk
orang yang sabar, bahkan teramat sabar. Aku menyayangi mereka. Bukan berarti
aku tidak menyayangi saudara-saudaraku yang lain.
Aku yang, Alhamdulillah, diberi nikmat limpahan rizki olehNya, termasuk juga hidupku yang beruntung memiliki
anak-anak yang telah mapan dan menyayangi aku, menopang hidupku hingga usiaku
seperti sekarang ini, tak lupa membagi rizki kepada kakakku dan keluarganya.
Sebetulnya tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tahu, begitu juga sebaliknya. . Tapi untuk
postingan ini aku telah melanggar aturan agama tersebut. Hanya karena ingin
menunjukkan kepada pembaca tulisan ini betapa aku menyayangi kakakku
ini. Sayang tidak bisa hanya diucapkan dengan kata-kata, tapi harus dengan
sikap dan perbuatan. . Begitu juga dengan anak-anakku, tanpa sepengetahuanku mereka acapkali menjenguk dan memberikan sedikit rizki mereka.
Aku seperti memperoleh sebuah firasat buruk karena
pada kedatanganku membawakan sekaleng biskuit Marie Regal kesukaannya, aku
minta keponakanku untuk menjepret kami dengan hp jadulku. Ternyata itulah pertemuan
terakhirku dengan kakakku. Belum lama ini kakakku dipanggil Sang Khalik. Senyum
membayang diwajahnya yang cekung. Kini kami hanya tinggal 6 bersaudara. Seorang
adikku laki-laki, seorang kakakku perempuan dan 4 orang adikku perempuan.. Aku sayang saudaraku. Insya Allah kami yang
tersisa akan hidup saling kompak dan mencari waktu kapan pun untuk
bersilalturakhim. Insya Allah.
Tulisan ini diikutkan pada GIVEAWAY : Aku Sayang Saudaraku yang diselenggarakan oleh Susindra
ternyata sama dengan di Jawa ya makan gak makan asal kumpul...
BalasHapusBunda..beruntungnya bunda punya banyak sodara :)
BalasHapusSubhanallah... bunda keluarga besar :)Nay juga sekarang tinggal enam bersaudara...
BalasHapusturut berduka moga almarhum di tempat paling indah disisiNYA *aamiin*
wah wah 7 bersaudara besar sekali :)
BalasHapusroti regal sama toh bund suka di celupn susu atau teh susu :D
orang jaman dulu banyak2 ya sodaranya ya bun? :D
BalasHapussalam
turut berduka :(
BalasHapusAh Bunda, saya tersentuh membaca kisah ini, sungguh.
BalasHapusInnalillahi wainnailaihi rojiun.
BalasHapusBundaaa... membaca di paragraf terakhir saya jadi speechless. Maafkan saya. Saya ikut berduka cita, bunda.
Ah.. terkadang tanpa sadar kita mempunyai moment indah diakhir hidup mereka yang kita cintai. Padahal moment itu tercipta tanpa sengaja.
Salam hangat selalu dari Jepara, bunda Yati.
Susindra
kalau aku lebih suma mencepulkannya ke air teh tawar hangat bun, biasanya untuk ganjal sebelum sempat makan
BalasHapus