Sirih Merah Itu.
Pagi ini aku berdiri di halaman belakang rumah anakku. Di rumah ini hampir 80% waktu aku habiskan, ketimbang di rumahku sendiri, di Pamulang 2. Angin yang bertiup pagi ini menyebabkan daun-daun sirih merah itu bergoyang-goyang. "Alangkah suburnya kau tumbuh" , begitu kataku dalam hati. Andaikan aku memiliki sirih merah itu beberapa tahun yang lalu, tentu tidak usah jauh-jauh keponakanku mencarinya untuk mengobati ayahnya, iparku yang sedang sakit. Daun Sirih Merah telah menyembuhkan adik iparku dari penyakit yang di deritanya: penyakit 3 huruf yang menakutkan. Hasil rontgen membuktikan bahwa paru-paru iparku ini telah hampir seluruhnya keropos, badannya pun teramat sangat kurus. Kala itu anaknya, keponakanku, harus mencari daun sirih merah itu sampai ke Bogor. Harganya pun masih mahal, satu pot kecil yang hanya memiliki dauh tidak lebih dari 20 helai daun berharga Rp. 50,000. Setelah meminumnya sesuai anjuran seseorang: 5 lembar per hari direbus dengan air 3 gelas h...