Let By Gone Be By Gone
Ada masanya kita harus melupakan masa lalu, namun tidak seharusnya masa lalu, betapapun pahitnya kita hapus hingga pupus dari ingatan kita. Kenapa? Karena keberadaan kita sekarang ini juga karena masa lalu.
Nah, untuk mengikuti 1st giveaway Bunda Lahfy di blognya Lovely Little Garden ini yang berjudul FROM ZERO TO HERO. aku akan menyusuri liku-liku kehidupan masa lalu yang tidak bisa kulupakan, just like that -- karena disana ada kasih sayang, kecintaan, kekerasan hati, tanggung-jawab dan kesetiaan.
Kalaupun aku memberi judul untuk postingan ini Let By Gone Be By Gone, aku akan tetap selalu menyimpan bagian yang manisnya, sedangkan yang pahitnya biarlah akan aku jadikan sebagai sebuah tonggak untuk melalui jalan-jalan terjal yang akan aku lalui. Dan kenangan pahit ini telah benar-benar membimbingku ke jalan yang seperti sekarang aku alami, sebuah berkah untuk menghadapi kehidupan, bagaimana pun sulitnya dengan rasa syukur tanpa suatu pemberontakan terhadap Illahi.
Pengalaman pahitku di masa lalu kalau aku ingat sekarang akan menjadi pecut bagiku agar aku tidak menjadikan anak-anakku seperti aku. Kuliahku terputus karena ketiadaan biaya. Pernikahanku pun dilandasi oleh sebuah bakti kepada orang tua. Bakti yang tulus. Walaupun pernikahan ku tanpa cinta, ternyata bakti kepada orang tua yang tulus dan ikhlas telah membawa keberkahan bagi kami. Suamiku amat mencintai aku. Syukur alhamdulillah. Kami memulai perjalanan rumah tangga dari tidak punya apa-apa. Exactly we started from ZERO. Why? Karena suami ketika itu "sedang" tidak punya pekerjaan. Sedangkan aku? Penghasilan yang teramat kecil bekerja di sebuah perusahaan yang letaknya jauh dari tempat tinggal kami, alhasil penghasilan hanya bisa menutup uang transport saja.
Kehidupan bergulir begitu cepat. Aku harus mengambil langkah yang positif demi kelanggengan kehidupan rumah tangga kami. Benih-benih cinta yang berbaur dengan rasa hormat dan sayang pun satu persatu lahir ke dunia. Untunglah suamiku tidak berkebaratan merawat anak-anak, sementara aku bekerja. Berangkat meninggalkan rumah setelah subuh dan kembali ketika jam sudah menunjukkan pukul 20.00 baru aku sampai dirumah. Dalam perjalanan pulang aku selalu menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan pangan untuk keesokan hari disebuah pasar tradisionil yang buka 24 jam. Aku harus berhemat, memiliki anak tiga orang waktu itu hanya dengan pembantu rumah tangga seorang saja. Semua karena ketiadaan biaya. Kelelahan yang menderaku setiap malam sepulangnya dari pekerjaan, seketika lenyap setelah melihat anak-anak yang telah tertidur lelap. Subhaanallah mereka sehat, manis-manis dan ganteng seperti papanya, hehehehehe....
Keadaan ini harus berubah, begitu pikirku saat itu. Mulailah aku "hunting" pekerjaan lain yang bisa lebih menjamin kehidupan rumah tangga kami.. Dan berkat pengetahuan bahasa Inggrisku yang pas-pas-an aku berhasil diterima bekerja disebuah perusaha non-komersiel, yaitu sebuah Organisasi Internasional di Jakarta. Ekonomi rumah tanggaku membaik, namun ancaman lain datang. Seberapapun aku berupaya menjadikan suamiku untuk tidak merasa rendah diri karena gajiku yang lumayan, tetap saja egoisnya muncul dan memancing pertengkaran yang semula kecil menjadi meletup-letup seperti petasan banting. Aku yakinkan padanya bahwa suatu saat pun ia akan memiliki pekerjaan yang bergaji bagus. Dalam keadaan seperti sekarang ini, ketika kehidupan rumah tangga masih timpang, biarkanlah aku yang menanggungnya, termasuk biaya sekolah anak-anakku. Aku tidak akan membiarkannya memiliki perasaan minder karena ia dalam keadaan masih tidak berrpenghasilan. Aku berusaha mencarikan dia pekerjaan dengan secara tidak langsung. Aku berhasil mencari pekerjaan untuk suamiku. Ia berhasil bekerja di sebuah perusahaan konveksi pakaian. Untuk menunjang kelanjutan pekerjaan, aku berusaha mencarikan order untuk perusahaan konveksi tersebut. Usahaku berhasil. Tender pun dimenangkan.. Pesanan pakaian seragam sebanyak ratusan stel diraih. . Aku sarankan suamiku mengambil atau mengajak beberapa teman untuk bergabung, agar pekerjaan selesai tepat waktu.
Begitulah kepercayaan diri mulai terlihat pada dirinya. Aku bangga dan aku semakin sayang padanya, walaupun tidak mencintainya, bagaimana pun ia adalah ayah anak-anakku. Usahaku untuk mencari jalan agar kepercayaan dirinya muncul pun sedikit demi sedikit berhasili. Ia mulai penuh semangat dan dari binar matanya terpancar kasih sayang untukku dan anak-anak. Alhamdulillah I have become a hero in him, even though I have to start from zero.
Suamiku meninggal 2003 meninggalkan 4 orang anak-anakku yang masih membutuhkan biaya sekolah dan kuliah. I still have to fight for a living. Dan syukur alhamdulillah aku bisa melalui jalan-jalan terjal yang kusebutkan diatas tadi. Sekarang anak-anakku telah hidup mapan, men-support kehidupanku di masa yang renta ini. Aku bahagia secara bathin karena anak-anak mencintai aku apa adanya hingga kini, sejak tahun 1991 aku tidak berpenghasilan. I love them so much..... and to s.o. out there I love you too.
Let by gone be by gone...................but the sweet memories are still there.
Tulisan ini diikut-sertakan pada Lovely Little Garden's First Giveaway
Bunda.. terharu saya membacanya...saya tau itu semua tidak mudah. Pasti membutuhkan kesabaran dan keikhlasan yg luar biasa.
BalasHapusTerimakasih bunda mau membaginya disini. Bunda memang selalu menginspirasi kami.
Tercatat sebagai peserta Lovely Little Garden's First Give Away...
Semangat buat GA-nya =D
BalasHapusBunda, jangan lupa ya.. Nanti kalau juara satu, traktiran kopinya ditunggu :)
BalasHapusJika Bunda terputus kuliah karena biaya, saya malah belum sempat merasakannya, sampai saat ini. Tapi tentu saja ada hikmah dibaliknya, kini saya bisa 'kuliah' di universitas kehidupan, tinggal bagaimana aku menyerap dan menerjemahkan pelajaran yang terkandung dibalik setiap kejadian.
BalasHapusMembaca kisah Bunda, saya bisa memahami perasaan almarhum, bahkan seandainya beliau masih ada, hampir bisa dipastikan saya akan banyak ngangsu kawruh pada beliau mengingat ikhtiar saya sepertinya posisi seperti beliau akan saya jalani.
Semoga sukses di kontes, Bunda.
ijin menyimak ya, terima kasih, sukses selalu,,
BalasHapusharus banyak belajar nih dari bunda. semoga sukses dengan kontesnya ya bunda
BalasHapusMbak Niken, bunda sendiri waktu membuat postingan sempet nih leher serasa tercekik, sediiihh...dan kangeeen.... Makasih ya udah diterima sebagai peserta dan terima kasih juga komentarnya.
BalasHapusmuhammadromdoni, makasih do'anya. Makasih juga kunjungannya.
BalasHapusRZ Hakim, hehehehehe.....kalo Juara SATU? Jangan kopi....rendang tak kirim ke Jember............. Makasih kunjungannya ya. Udah belom??
BalasHapusMas Abi, alhamdulillah ketemu juga disini ya.....walaupun dalam ruang komentar, hehehehe.... Universitas Kehidupan itu lebih bermantaat dari universitas apa pun dimataNya. Percayalah bahwa segala akan berjalan lancar asalkan kita tetap mempunyai tekad dan percaya diri serta selalu mengingatNya. Makasih kunjungannya ya. Salam buat Sabila yang manis.
BalasHapuscara menjadi agen ace max's, tentu saja dengan senang hati dipersilahkan menyimak, malah bunda seneng banget deh. Makasih ya kunjungannya.
BalasHapusLidya - Mama Cal- Vin, makasih kunjungannya. Makasih juga andai apa yang bunda ceritakan bisa dijadikan suatu pembelajaran tentang hidup, hehehehehe.........Apa kabar nih?
BalasHapusSaya terharu membacanya, Bunda, sungguh luar biasa; sungguh... salut banget sama Bunda.
BalasHapusAkhmad Muhaimin Azzet, selamat pagi dan terima kasih ya kunjungan ke blog bunda ini. Alhamdulillah, Dia selalu bersma bunda sehingga bunda kuat dan bertahan hingga saat ini. Aamiin, ya Robbalaalamiin.
BalasHapusTerharu bunda ....
BalasHapusBunda termasuk pemenang, coba dicek tuh di blognya ambak Niken. Selamat ya Bunda ... saya pingin ketularan semangat bunda
Terharu bunda ....
BalasHapusBunda termasuk pemenang, coba dicek tuh di blognya ambak Niken. Selamat ya Bunda ... saya pingin ketularan semangat bunda
Terharu bunda ....
BalasHapusBunda termasuk pemenang, coba dicek tuh di blognya ambak Niken. Selamat ya Bunda ... saya pingin ketularan semangat bunda