Galau versus Pasrah.
Apabila kita mengalami suatu kekecewaan, ada dua hal yang mungkin saja terjadi pada diri kita, yaitu galau untuk waktu yang panjang atau pasrah dan ikhlas.. Sesuai dengan judul postingan "Galau versus Pasrah" berikut aku ingin berbagi tentang kekecewaanku, hehehehehe.....kekecewaan koq dibagi, ya pasti gak ada yang mau. Iya kan? Tapi dibawah alam sadar, kita pasti tahu bahwa kita tidak perlu menyesali apa yang telah terjadi, sekalipun hal itu sangat, sangat, mengecewakan. Penyesalan
yang menyebabkan kita galau bukan untuk direnungi saja, namun untuk dicarikan jalan keluar yang baik agar penyesalan itu tidak menjadi beban dan tidak menimbulkan bara api yang menyala dalam dada. Pasrah juga bukan berarti kita hanya berpangku tangan karena kekecewaan tadi, namun kita harus bangkit dan berusaha untuk terhindar dari kejadian yang pernah menimpa diri. Kekecewaanku berhasil aku kubur bersama kepasrahan dan keikhlasan.
Karena itu aku tidak mau
menyimpan penyesalan. Semua gundah dan kecewa karena ulah seseorang
tidak akan aku simpan, pun tidak akan aku balas, aku pasrahkan semua kepada kuasaNya untuk
memberikan yang terbaik, baik bagiku ataupun bagi orang yang telah
mengecewakan aku. Aamiin
Sengaja postingan ini aku beri judul "Galau versus Pasrah". Postinganku di blog ini membuktikan bahwa aku pasrah dengan berdo'a dan berusaha.
Perasaan galau-ku baru limapuluh persen sirna dengan datangnya paket berisi 21 buku Kumpulan Cerpenku. Alhamdulillah. Buku Kumcer ini telah lama aku damba, yaitu sejak dijanjikan oleh Penerbit bulan Juli 2012, namun baru menjadi kenyataan pada tanggal 4 Desembet 2012 jam 14.00 WIB.Bingung dengan postingan yang aku beri judul Galau versus Pasrah?
Feelingku memang seringkali bekerja dengan sempurna. Begitu juga ketika menerima buku-buku ini hatiku bertanya-tanya akankah buku ini memuaskan? Kegembiraanku tidak mencuat ketika menerima paket tersebut.. Bukankah sesuai kesepakatan akan dikirim
satu eksemplar dulu sebagai bukti terbit. Apabila nanti ada perubahan
atau kekurangan akan di revisi sesuai keinginan Penulis. Mengapa pula
sekaligus 21 eksemplar yang dikirimkan oleh Penerbit. Setelah aku buka, cover oke,
bagus banget, memuaskan. Kecewa pun dimulai setelah aku buka lembar
berikut. Lho! Kemana "endorsements"? Koq gak ada? Aku kecewa karena endorsement yang amat penting tidak dimasukkan. Hatiku mulai galau lagi nih, mentang-mentang tadi baru sirna 50%?
Endorsement dalam sebuah buku merupakan apresiasi dari pembaca untuk Penulis. Seorang saja memberikan endorsement akan memiliki nilai jual bagi sebuah buku, apalagi endorsement yang diberikan kepadaku oleh lebih dari satu orang. Mereka yang memberikan endorsement untuk Kumcer-ku secara objektif memberikan penilaian, tentunya setelah mereka membaca cerpen yang aku kirimkan. Kekecewaan lain -- foto-foto yang aku kirimkan warnanya menjadi suram dan hitam
seperti fotokopian. (kecuali front and back cover yang oke banget, jelas dan glossy). Lagi-lagi aku merasakan galau yang amat sangat..Lengkaplah sudah galauku 100%.
Buku2 yang akan aku "peti-es-kan" |
Kemana aku akan mengadu? Kepada siapa aku harus complain? Kini baru aku sadari (setelah terlambat) bahwa Penerbit ini hanya memiliki email dan akun fesbuk (akun fesbuk-nya pada saat aku menerima buku dan mengetahui tentang kekurangan-kekurangannya, ternyata ketika aku buka sudah tidak ada, sudah di delete. Akhirnya aku pasrah dan menerima kejadian ini dengan lapang dada. Bersamaku ada puluhan kontributor dan Penulis buku solo yang dikecewakan. Tidak apa-apa, mudah-mudahan aku bisa mendapatkan jalan untuk bisa tetap menerbitkan buku ini sesuai mimpiku, suatui saat nanti.
Kepada teman-teman yang menginginkan buku solo-ku ini, aku mohon maaf karena mungkin belum waktunya aku memiliki buku KUMCER-ku tahun ini. Insya Allah aku akan terus berusaha memaksimalkan usahaku untuk memasukkan "endorsements" dan mudah-mudahan tahun depan ketika aku masih bisa berkarya buku ini bisa terbit. Aamiin.
Aku sudah ikhlas karena semua itu ada andil kesalahanku. Karena aku sangat awam dalam hal penerbitan sebuah buku. Kalau saja aku tidak terlalu percaya 100% tentu aku tidak akan mentransfer uang untuk harga 20 eksemplar. Masih beruntung karena untuk harga 10 eksemplar orderan yang akan aku susulkan belum aku transfer uangnya.
Last but not least, biarlah aku saja, dan mungkin mereka yang bernasib sama seperti aku, yang mengetahui nama Penerbitnya. Semoga Allah memberikan rizki kepadanya dan memberi jalan kepadaku untuk bisa memiliki buku solo seutuhnya. Aamiin, ya Robbal'aalamiin....
Galau versus Pasrah -- Kepasrahan dalam usaha dan do'a yang telah mengalahkan kegalauan.
Bunda Yati, aku ikut galau membaca cerita ini. Ternyata ada juga kejadian seperti ini, terima kasih sudah berbagi cerita, jadi kami2 yg baru belajar menulis ini juga bisa mendapatkan pelajaran berharga. Tetap semangat bunda ... smoga buku itu bisa terbit th depan dg memuaskan. Btw 20 buku itu trus dibuat apa Bunda?
BalasHapusHeuuuu,....turut menyesalkan kejadian yg menimpa bunda. Semoga ada hikmahnya ya bunda, kelak bunda pasti akan lebih memahami persoalan penernitan buku ini.
BalasHapuswahhh kalau aku bahkan untuk menulis bukunya saja blm pny keberanian, salut untuk bunda.
Semoga setelah curhat perasaan bunda lebih lega ya :)
Buatku bunda Yati tetap hebat... galau itu biasa.. buat warna hidup... membuat diri belajar sesuatu...
BalasHapussemangat terus bunda....
Innalillahi bunda Yati, aku jadi galau nih. Draftku juga ada yang sedang diedit penerbit. Kayaknya kok prosedurnya kurang kooperatif dg saya walaupun penerbit besar. Cuma bisa pasrah sy bunda, krn sy kan bukan penulis terkenal. Bukunya bisa u giveaway bunda.
BalasHapusgalau adalah bagian dari kesuksesan budhe,..tetap semnagat
BalasHapusLiannyhendrawatian mlsh do'a dan kunjungannya.
BalasHapusIrma Senja, ktk membuat postingan hati bd sdh legam Eeeiitt...harus dicvona menulis ya, mulai aja dg diary ntar kan jd addicted nulis. Mksh kunjungan Irma.
BalasHapussayang sekali ya bun kok mereka kabur begitu saja ya. mudah-mudah2an tulisannya tidak disalahgunakan ya. bun ini juga bisa dijadikan pembelajaran buat yang lain agar mengetahui latar ebalakng penerbit setindaknya alamat dan nomor telepon ya.
BalasHapustetap semangat ya bundaaa
bunda, mau lho niar dikirimin bukunya bunda, membagi kegalauan, salut buat bunda yang masih semangat nulis buku.
BalasHapusNiar yang masih muda ajah kadang keteteran mau nulis blog, eeh makin belum entos nulis buku, heheheh :D
makasih bunda share penerbit *bla bla* yang kurang jeli yaa bund :D
semangat bunda, satu penerbit mendelete, masih banyak penerbit lain yang mau mencetak :)
BalasHapussemoga lain kali tidak mengecewakan lagi ya bunda.. tetap semangat berkarya :)
BalasHapusliannyhendrawati, iya, mudah2an tahun depan buku ini bisa terbit dengan memuaskan. Sementara buku2 yang 20 ini akan bunda "peti-es-kan" alias akan bunda "destroy", paling 2 yang bunda simpan. Makasih ya untuk kunjungan dan komentarnya.
BalasHapusIrma Senja, mudah2an bunda bisa mengambil hikmahnya. Btw jangan bilang gak berani donk, sayang. Harus dicoba. Kalau gak dicoba mana kita tahu bahwa sebenarnya kita pun memiliki bakat menulis. Makasih kunjungannya.
BalasHapusNiken Kusumowardhani, betul sekali. Insya Allah menjadikan diri kita semakin bersemangat untuk membuahkan sebuah karya. Makasih ya kunjungan dan supportnya.
BalasHapusLusi, hehehehe....jangan ikut galau donk. Soal prosedurnya yang gak kooperatif mungkin karena mereka terlalu sibuk. Mudah2an berjalan lancar aja ya, bunda do'akan. Buku2 bunda untuk giveaway? Come on, no way lah, lha wong bukunya gak memuaskan koq, sayang. Nanti kalo udah memuaskan baru bunda bikin giveawah ya, insya allah bulan Maret ketika usia blog ini 4 tahun. Makasih kunjungannya.
BalasHapusfauzul_andim, makasih, memang begitulah bunda menganggapnya untuk menghibur diri, hehehehe.... Makasih kunjungannya.
BalasHapusLidya - Mama Cal-Vin, sebetulnya gak kabur juga sih, karena sampe sekarang masih komunikasi aja, cuma memang gak pernah ngasih alamat walau diminta. Banyak koq temen-temen bunda yang bernasib seperti bunda, karena kebetulan mengikuti proyek-nya. Makasih kunjungan Lidya ke blog bunda.
BalasHapusNiar Ci Luk Baa, makasih kunjungannya. Ayo donk dicoba untuk menulis dan membuat karya buku solo. Btw bukan Penerbitnya yang kurang jeli, tapi bunda yang kurang hati-hati. Makasih kunjungan Niar ke Blog bunda.
BalasHapusHaneylizious Rohani Sawaliah, betul3x. Bunda akan tetap semangat. Makasih kunjungan Hani ke blog bunda.
BalasHapusRisablogedia, siiip, insya allah lain kali bisa lebih mantap baik dari pihak Penerbit (yang lain) ataupun dari bundanya sendiri yang akan bertambah semangat berkarya. Aamiin. Makasih ya kunjungan Risa ke blog bunda.
BalasHapusBerusaha dengan keras, berdoa dan hasilnya tawakal/pasrah karena hal itu sudah tertulis di sana.
BalasHapusPasrah tanpa usaha kerja keras dan berdoa memang tak dianjurkan.
Salam hangat dari Surabaya
Nice post:)
BalasHapusSilahkan mampir juga ya:)
pakdhe Cholik, betul sekali pakdhe -- sentilan pakdhe yang sudah lama banget membantu membangkitkan semangatku....selalu. Makasih kunjungan pakdhe disini.l
BalasHapush, makasih pujian dan kunjungan ke blog bunda. Oke, I will be there rightaway.
BalasHapus