PROMPT #3 : T E L A T.
"Gawat!"
Aku melirik jam di tangan, sudah lewat 3 menit! kupercepat
lariku, walaupun tahu bahwa itu hanyalah sia-sia.
Aku sudah telat!
"Tidak apa-apa." kataku menenangkan hati.
Aku mulai memasuki ruangan dan mengetuk pintu. Seketika
semua mata di dalam ruangan ini melihat kearahku.
“Mentang-mentang anak emas, bisa-bisanya dia datang telat
lagi!” Aku dengar dengan jelas Sindi menggerutu sambil melirikku bibir agak mencibir.
Aku berusaha santai melenggang seseksi dan sesantai mungkin kearah
tempat duduk di deretan paling depan. Seperti biasa aku pasti menyilangkan kaki
agar betisku yang indah bebas mengintip dari balik rok-midi belah pinggir yang tersingkap. Caraku
yang bikin sirik mahasiswi cantik lainnya.
“Duduk tuh yang sopan dikit kek, Ras!” Wiwiek yang duduk
disebelahku mengingatkan.
“Lo liat tuh mata jelalatan Mr. Henrico!” bisiknya lagi.
“Bodo amat! Emang gue pikirin? Suka-suka gue donk mau duduk
gimana kek. Masalah buat lo?” jawabku. Jutek. Wiwiek terdiam. Mungkin Wiwiek
heran dengan sikapku yang tidak biasanya.
“Brak, brak, brak…….” Terdengar pria gagah yang duduk di kursi dosen di depan kelas menggebrak meja.
“Kalian semua, termasuk kamu yang datang telat!” suara pria
gagah itu agak menggelegar sambil menunjuk kearahku. Aku sudah bisa menduga apa
yang akan ia jelaskan.
“Coba aja kalo berani dia mengubah permintaanku.” Aku berbisik buat diriku sendiri.
Pandangan kutembakkan ke mata biru milik dosen itu.
“Saya tambahkan waktu untuk menyelesaikan ujian ini tiga
puluh menit. Saya ulangi: tiga puluh menit”
Suara pria gagah yang tak lain adalah Mr. Henrico. Kedua
tangannya sibuk membetulkan letak dasi yang melilit di leher kemejanya. Tidak
ada yang salah dengan letak dasi itu, namun ia seperti orang yang baru lepas
dari sebuah himpitan. Himpitan yang membuatnya merasa lega.
“Yes! Thank you Mr. Henrico.” Serentak suara mahasiswa/mahasiswi
membahana di ruangan yang dingin itu.
Henrico tersenyum. Aku mencuri-curi pandang kearahnya sambil
mengulum senyum penuh arti.
Seminggu kemudian pengumuman hasil ujian pun sudah ada ditangan
Mr. Henrico. Sambil membuka daftar lembaran ia berkata:
"Akan saya bacakan yang lulus saja."
“Aneh!” bisik salah seorang siswa.
“Koq pengumuman hasil ujian dibacain sama dia sih? Kan biasanya
hasil ujian itu ditempel di Papan Pengumuman. Ada-ada aja nih dosen. Mentang-mentang
ganteng, bikin peraturan sendiri. Unik banget!”
Kini suara itu bukan lagi
berbisik, tapi bisa didengar oleh hampir semua mahasiswa/mahasiswi yang sedang
dag-dig-dug menunggu hasil dibacakan.
“Atau tidak usah saya bacakan daftar pengumuman ini ya?” suara
Henrico dengan nada menggoda.
“Huuuu……kenapa Mr. Henrico?” cetus seorang siswa dari
belakang kelas dengan suara lantang.
“Karena……….karena…….kalian semua lulus dengan sangat
memuaskan!”
Ruangan berubah menjadi seperti arena dansa. Mahasiswa/mahasiswi saling
berpegangan tangan, berputar-putar. Saling peluk dan cipika cipiki pun
tak luput menjadi pemandangan yang khusus ketika itu.
Tepuk tangan Mr.Henrico seolah menghipnotis mereka. Semua diam. Menunggu.
“Tapi hanya ada satu orang yang berhak menyandang sebuah
titel istimewa.”
Suara Henrico semakin lantang. Tangannya melambai kearah
gadis yang kemudian melenggang dengan gemulai dan yang berjalan dengan
seksi kearahnya. Itu aku. Henrico memeluk punggungku dengan erat tanpa
sungkan dihadapan semua teman-temanku.
“Laras akan menyandang titel paling bergengsi satu minggu lagi.
Dan kalian semua aku minta untuk hadir di Hotel Mahakam, Kebayoran
Baru…… “
Siswa/siswi saling berpandangan penuh tanda tanya.
“Laras akan menyandang titel sebagai Nyonya Henrico……..”
Mengucapkan kalimat itu Henrico pasti merasakan ada pagutan erat sebuah lengan di pinggangnya. Aku melingkarkan lenganku dipinggangnya dengan penuh perasaan bangga. Tak lepas mataku memandangnya dengan binar yang dia sendiri yang bisa mengartikannya.
Mengucapkan kalimat itu Henrico pasti merasakan ada pagutan erat sebuah lengan di pinggangnya. Aku melingkarkan lenganku dipinggangnya dengan penuh perasaan bangga. Tak lepas mataku memandangnya dengan binar yang dia sendiri yang bisa mengartikannya.
“Lhoooo………koq kita semua telat sih taunya kalo mereka punya
hubungan? Alamaaaa………” cetus seluruh siswa.
558 Words.
558 Words.
pertamax, bunda..
BalasHapusternyata ada hubungan istimewa antara mahasiswi dan dosennyaaaaaaa
olala
Hehehehe....ternyata iya tuh, ayu. Makasih kunjungan ayu ke blog bunda.
BalasHapusKarena bundanya masih bingung nih dengan blog baru khusus FF, maaf sekali kepada mak Hana Sugiharti, Diah Indri, Bunda Dzaky karena komentar emak-emak ikut terhapus begitu juga response untuk komentar2nya. Sekali lagi maaf. Kalau berkenan membuat komentar lagi, monggo.........bunda senang sekali.
BalasHapusiya mak, tadi saya gak bisa submit komentar di blog yang awal. kalau ini bisa nih...
BalasHapushmmm...jadi ada "sesuatu" memang kenyataannya banyak mak, dosen ketemu jodoh mahasiswanya sendiri. ceritanya oke mak...:-)
kirain mahasisnya cewek penggoda, ternyata calon nyonya dosen :D
BalasHapusiya, tak kira si mahasiswinya itu wanita penggoda, hihihi ternyata calon istrinya.. selamat ya, Laras :))
BalasHapusTernyata calon nyonya dosen hehe,...selamat malam bunda :)
BalasHapushehehe... idenya asik Bunda :D
BalasHapusboleh saran dikit yaa...
kayaknya bakalan bagus kalo ada jeda antara dialog ya bunda ... misalnya pas di sini...
"Akan saya bacakan yang lulus saja."
“Aneh!” bisik salah seorang siswa.
“Koq pengumuman hasil ujian dibacain sama dia sih? Kan biasanya hasil ujian itu ditempel di Papan Pengumuman. Ada-ada aja nih dosen. Mentang-mentang ganteng, bikin peraturan sendiri. Unik banget!”
Kini suara itu bukan lagi berbisik, tapi bisa didengar oleh hampir semua mahasiswa/mahasiswi yang sedang dag-dig-dug menunggu hasil dibacakan.
“Atau tidak usah saya bacakan daftar pengumuman ini ya?” suara Henrico dengan nada menggoda.
kalo saya mendingan saya tulis begini ...
"Akan saya bacakan yang lulus saja."
“Aneh!” bisik salah seorang siswa.
“Koq pengumuman hasil ujian dibacain sama dia sih? Kan biasanya hasil ujian itu ditempel di Papan Pengumuman. Ada-ada aja nih dosen. Mentang-mentang ganteng, bikin peraturan sendiri. Unik banget!”
Kini suara itu bukan lagi berbisik, tapi bisa didengar oleh hampir semua mahasiswa/mahasiswi yang sedang dag-dig-dug menunggu hasil dibacakan.
“Atau tidak usah saya bacakan daftar pengumuman ini ya?” suara Henrico dengan nada menggoda.
gitu deh :D
dibacanya lebih enak...
cinlok nih bun ceritanya ya :)
BalasHapusdosenku calon suamiku :D
BalasHapusBundaaa... ide ceritanya keren, tapi setuju sama mak Carra, kalau bisa ada jeda kata-perkatanya yaa, biar ga ngos2an bacanya. Hassik, dapetin bule tuh si Herlina :P
BalasHapusNunung Nurlaela, makasih kunjungan Nunung di blog bunda ya. Hehehe...maaf secara si bunda nih mau sok-sok-an bikin blog khusus buat MFF, trus copas PROMPT#1,2 lha koq Prompt#1 gak muncul, setelah di otak-atik gak juga muncul, yo wis lah tak delete wae blognya, balik lagi ke googcrab ini.
BalasHapusNathalia Diana Pitaloka, ketipu ya??? hehehehe..... Makasih kunjungan Nathalia di blog bunda.
BalasHapusIstiadzah Rohyati, makasih kunjungannya ke blog bunda. Hehehe...berarti bunda udah berhasil nih 5% doang dalam menulis FF. (muji diri.com)
BalasHapusIrmaSenja, met pagi. Mf baru ngenet nih bundanya. Makasih ya kunjungan Irma ke blog bunda.
BalasHapusRedCarra, makasih sarannya. Tapi ada cerita dibalik itu lho mak RedCarra: (mau ngeles dikit ah!) Coba liat Prompt#1 and #2 kan selalu bunda kasih "jeda" tuh dimana perlu. Lha ini koq bisa kebablasan gitu ya gara-gara buka blog baru khusus MFF. Sebelum bikin Prompt#3 tuh bunda copas dulu Prompt#1,2 -- tapi koq gak muncul Prompt#1-nya, ber-ulang2 dicoba gak bisa juga. Akhirnya patah arang deh, tak copas aja lagi yang Prompt#3 ke blog lama. Mungkin ini sebabnya, tanpa di recheck lagi soal lay-out. Hiks, hiks, gara-gara ini gak jadi dapet nilai cepek dari mak RedCarra, hehehehe..... Blog baru udah tak DELETE tuh, nunggu pengetahuan +an untuk mulai bikin blog baru. S'mangat 45.
BalasHapusLidya - Mama Cal-Vin, qiqiqiqiiii...bunda nyebutnya "cinpus" - cinta di kampus, hehehe... Makasih kunjungan Lidya.
BalasHapusMakPon alias Mak Mira Sahid, makasih kunjungannya ya. Jawaban = yang untuk mak RedCarra deh. Btw si mak Mira Sahid ini lagi bikin cerita pastinya dengan peran utama Herlina, hahahaha.....lha koq namanya dikasih ke cerita aku seeeh??? Peran utamaku kan Laras. Hayoo.....
BalasHapusMak RedCarra, ternyata emang tuh kesalahan ada pada sistim komputer x, karena begitu bunda edit sesuai saran mak RedCarra udah bagus trus klik "perbarui" trus klik publish, lha koq yang muncul sama tuh gak ada perubahan. Udah dicoba ampe 3 x edit, tapi hasilnya setelah di publish koq yang gitu-gitu lagi. Piye mak. S.O.S.............
BalasHapuspantesan duduknya suka0suka dia ya bun :D
BalasHapusLucu mbak...
BalasHapusijinkan aku bahas sedikit di grup ya, ada masukan yang mungkin juga bisa jadi masukan buat yang lain...
Wow .. kisah cinta dosen dan mahasiswi. Bunda Yati selalu kaya ide nih, keren ceritanya Bunda.
BalasHapuskeke naima.......yoi tuh, temennya aja yang TELAT tau kalo ada apa-apa antara sang dosen ama si centil Laras, hehehehe....Makasih ya kunjungan keke ke blog bunda.
BalasHapusDiah Kusumastuti, makasih kunjungan Diah ke blog bunda. Masa sih? Ciyuus? Sama donk sama ide cerita bunda, hehehehe....
BalasHapusmak latree, makasiiih banget kalo mau dibahas. Bunda (jangan panggil mbak ya, ntar bundanya jadi centil kayak Laras nih, hehehe...)udah ke Group. Makasih banget, akan diingat sesuai saran. Iya disitu kan bunda berperan sebagai "Aku" ya bukan sebagai orang ketiga yang tahu semua hal tentang tokoh2nya. Thank u mak latree.
BalasHapusliannyhendrawati, makasih pujiannya. Makasih juga kunjungan lianny ke blog bunda. Jangan cuma di puji ya, tapi di kritik juga donk, biar bunda cepet pinter nulis FF.
BalasHapusBun, selalu asyik deh idenya :) makin maju aja nih..
BalasHapusPenggambaran si Laras emang kaya genit sih ya? :D
BalasHapus*nuduh*
kirain mahasiswi penggoda... :)
BalasHapussaya kira cewek kecentilan, nebaknya ayam kampus malah hahahaha
BalasHapusHelda Fera, wah jadi melambung nih dipuji. Mana kritikannya nih. Makasih kunjungan Helda ke blog bunda.
BalasHapusrinibee, alhamdulillah berarti bunda berhasil nih menggambarkan karakternya si Laras. Kalo gak genit ya gak dapetin hatinya sang dosen, hahahaha..... Makasih kunjungan rinibee di blog bunda.
BalasHapusHairi Yanti, embeer......mulanya pasti mahasiswi penggoda, qqqq.... Makasih kunjungan Hairi ya.
BalasHapuserlinda sukmasari warsito, hhhhmmm...keknya sih kalo gak jadi sama sang dosen, bisa jadi tuh Laras jadi ayam kampus, hihihiii....untung dia dapet jodoh. Makasih ya kunjungan erlinda.
BalasHapuswihiwihi... ending telatnya bhagia...
BalasHapusMba.. nitip kripik...
BalasHapuspostingannya miskin spasi (enter ya) kayanya enak dibikin paragraf, atau biar enak dibaca jarak antara tulisan dikasih... biar mata ga sepet bacanya ya mba...
tapi untuk urusan ide JEMPOLLL kerenn.. endingnya ga ketebak :)
Jadi Laras dan Mr. Henrico....???? Alamak....kenapa Bunda ga kasih tau saya sejak awal....??
BalasHapusIdenya keren bun :)
BalasHapus