MFF#7: Pencari Cinta Sejati.

"Apa iya aku harus menikah dengan dia, Bu?" ibunya melotot dan Andin tak kuasa membalas tatapan itu.

"Tapi aku mencintai Momon. Sangat. Tak peduli dia hanya seorang papa di mata Ibu.. Dia baik hati dan penolong. Lebih penting lagi dia ganteng dan sorot matanya.........."

"Stop, stop, jangan kau teruskan!" Simpan pujianmu sampai saat dia datang melamarmu!" Ibunya beranjak sambil menoleh dan melepaskan pandang teramat sinis.

"Mon, kau juga menyintai aku kan? Bukan karena aku cantik? Tidak juga karena aku kaya. Iya kan, Mon?" Andin terus menyimpan gejolak tanya..

Andin pun heran kenapa dia bisa jatuh cinta sedemikian hebat pada sosok pria yang baru dikenalnya beberapa bulan terakhir ini. Momon yang selalu datang dengan baju yang itu-itu juga. Momon yang tak pernah mengajaknya makan di Resto. Dan Momon yang tidak jelas dimana tinggalnya.

"Aku tinggal di kolong jembatan fly over." begitu jawab Momon setiap kali Andin bertanya.

"Sinting. Mungkin aku sudah sinting. Aku menjadi korban motto-ku sendiri ketika aku masih ABG. " bisik Andin jujur.


"Makan gak makan yang penting dapat suami yang ganteng. Itukah tujuanmu?"

Kepala Andin mengangguk dengan pasti.

"Iya, Bu. Aku tetap akan menunggu dia melamarku. Makan gak makan asal lihat wajahnya yang ganteng, rasanya sudah kenyang." balas Andin hampir tak terdengar.



Dua buah mobil mewah berhenti di muka rumah Andin. Dari mobil pertama turun Momon, lengkap dengan jas model terkini. .  Dua pasang ibu-ibu dan bapak-bapak pun turun dari mobil kedua. Mengikuti langkah Momon.

Andin dan ibunya menyambut dengan terpana. .


"Andin, ini keluargaku. Aku ingin melamarmu.!

"Tapi.......kau bilang.....? Momon tersenyum





"Namaku Michael, bukan Momon. Momon adalah nama Pencari Cinta Sejati. Dan cinta sejati itu kini sudah kudapat. Darimu." 

"Kau...."

"Sssttt..."
 
Michael menutup mulut mungil Andin dengan bibirnya yang sangat dikagumi Andin. Tak peduli disaksikan oleh lima pasang mata.