Liburan ke Jogja ( III )
Pohon beringin kembar?
Sering sekali aku mendengar cerita tentang misteri pohon beringin kembar ini. Pohon beringin kembar, terletak di Alun-Alun Kidul, Jogja. Sekarang aku sedang berada di Jogja, kenapa juga gak aku gunakan kesempatan ini untuk melihatnya. Apalagi ada sebuah cerita, entah itu legenda, mitos ataukah misteri, tentang akan suksesnya hari depan seseorang apabila bisa berjalan lurus dari jarak sekitar 20 atau 30 meter kearah kedua pohon beringin kembar itu . Apabila ia bisa melangkah dengan mata tertutup dan sampai di-tengah-tengah kedua pohon itu, maka apa yang di cita-citakannya akan terkabul. Believe it or not.
Jadi ketika aku sudah berada di Jogjakarta, tentu saja kesempatan ini tidak akan aku sia-siakan. Sayangnya keterangan yang aku peroleh, kalau akan ke Alun-Alun, lebih baik pada malam hari, suasananya ramai. Sedangkan pada siang hari sangat panas. Aku pun manut saja.
Aku, keponakan dan si Mbak pun berangkat dari hotel kira-kira pukul 20.00. Sesampainya di sana, memang suasana seperti Pasar Malam, meriah dan lampu-lampu motor dan becak yang disewakan diberi lampu yang berwarna-warni. Aku tidak membawa kamera, jadi tidak ada bukti autentik bahwa aku pernah berada disana, hehehe.... cuma foto lampu-lampu sepeda, becak dan andong di Alun-Alun yang terpampang di sini.
Perjalanan dengan mata tertutup pun mulai bergantian kami praktekkan. Hal ini bukan karena aku mempercayai mitos atau apa pun, tetapi semata-mata just for fun. Katanya harus mencoba sampai 3x. Mulailah aku lebih dahulu yang memulai. Kali yang pertama aku berhasil dengan mulus. Yeee... sukses berada di tengah-tengah pohon beringin kembar. Lho koq segitu gampangnya? Karena aku langsung jalan tanpa tubuhku di putar-putar dulu. Ternyata itu bukan cara yang benar. Yang benar adalah, setelah kedua mata ditutup dengan kain hitam, badan pun diputar sebanyak beberapa kali, sehingga, pastinya kita sudah kehilangan arah. Tapi aku sudah pasang ancang-ancang, kalau diputar 3 x maka arah pohon beringin kembar itu akan berada di sisi mana. Petualangan dengan mata tertutup pun dimulai. Keponakan dan si Mbak menjadi penunjuk jalan (maksudnya menjaga agar aku aman berjalan, tidak menabrak orang. Jadi mereka selalu siaga meneriakkan: "permisi, permisi, permisi, permisi...." sehingga siapa pun akan memberi jalan, hahaha.....lucu banget ya. Dan meriahnya suasana malam itu, karena setiap orang juga meneriakkan "yell" yang sama: "permisi, permisi, permisiiiiii".
Aku tetap berjalan dengan tangan meng-gapai-gapai di udara, atau kadang kedua lengan terjulur ke depan. Aku dibiarkan berjalan, sampai akhirnya, kedua guide-ku itu berteriak penuh tawa:
"Wei, wei, weiiii....si bunda mau kemana tuh? Mau beli bakso, ya?"
Mereka tertawa terbahak-bahak, sehingga memaksa aku membuka penutup mata. Dan ternyata aku sudah berada jauh dari lokasi pohon beringin kembar itu -- dekat gerobak bakso, hahahahaha.....gak berhasil donk misinya.
"Kurang asem!" gerutuku sambil ikut tertawa renyah bersama.
Kami menikmati keramaian di Alun-Alun dengan warna-warni lampu sepeda, becak, andong yang disewakan, hingga pukul 00.30.
Lucu kali ya kalau ada fotonya. Tapi gimana mau narsis, lha wong keadaan gelap gulita. Yang ada hanya cahaya warna warni dari sepeda, becak, andong sewaan thok!.Kamera pun awak tak bawa.
Kami menikmati kemeriahan suasana di Alun-Alun itu sampai pukul 00.30. Semakin malam semakin ramai.
Terpuaskan hatiku untuk melihat pohon beringin kembar.
Mau baca lebih banyak lagi tentang Misteri Pohon Beringin Kembar? Googling aja deh, lengkap informasinya.
Makan siang - menyantap ayam goreng Mbah Cemplung.
Bukan sebuah restoran besar, bukan juga sebuah rumah makan yang megah dan mewah. Tapi rumah makan Mbah Cemplung ini yang menyajikan ayam goreng rumahan, lengkap dengan segala nasi dan lalabannya, benar-benar nikmaaat. Rumah makan yang di kelola di sebuah rumah yang kelihatannya belum rampung di renovasi itu, padat pengunjung, sampai peminat ayam goreng Mbah Cemplung ini bersedia antri menunggu meja yang kosong.
Yang rada aneh, pelayanan di rumah makan ini yaitu, pesan, makan, selesai, baru bayar. Lho, kata cucuku" "Gimana tuh, ya Bunda, kalau ada orang yang gak jujur, selesai makan langsung cabut, hahahaha...", pertanyaan yang diikuti tawanya.
"Ya, itu urusan orang itu dengan Allah. Pasti Allah akan memberi ganjaran pada orang yang sengaja meninggalkan rumah makan ini tanpa bayar. Tapi menurut pelayan, sejauh ini belum pernah terjadi hal seperti itu.
Walaaa.. bagi anda yang akan berlibur ke Jogja, tepatnya desa Tembi dan bermalam di hotel d'Omah, aku sarankan agar singgah di rumah makan ayam gorengnya Mbah Cemplung. Ternyata lokasinya tidak jauh dari hotel d'Omah. Setiap pelayan di hotel d'Omah pasti tidak keberatan memberi arahan ke rumah makan Ayam Goreng Mbah Cemplung. Ayam gorengnya renyah, empuk dan super lezaaaat..
Jangan lupa ya, bagi yang mau ke Jogja, sediakan waktu untuk santap siang di restoran ayam gorengnya Mbah Cemplung. Ini lho linknya: http://diskon.com/Yogyakarta/ayam-goreng-mbah-cemplung--ayam-goreng-rumahan-super-lezat_artikel21.html
Sumber gb. travel.detik.com |
Jadi ketika aku sudah berada di Jogjakarta, tentu saja kesempatan ini tidak akan aku sia-siakan. Sayangnya keterangan yang aku peroleh, kalau akan ke Alun-Alun, lebih baik pada malam hari, suasananya ramai. Sedangkan pada siang hari sangat panas. Aku pun manut saja.
Aku, keponakan dan si Mbak pun berangkat dari hotel kira-kira pukul 20.00. Sesampainya di sana, memang suasana seperti Pasar Malam, meriah dan lampu-lampu motor dan becak yang disewakan diberi lampu yang berwarna-warni. Aku tidak membawa kamera, jadi tidak ada bukti autentik bahwa aku pernah berada disana, hehehe.... cuma foto lampu-lampu sepeda, becak dan andong di Alun-Alun yang terpampang di sini.
Sluasana malam di Alun-Alun. (Foto dok.pribadi) |
Sumber gb. noviapuspitau.blogdetik.com |
Perjalanan dengan mata tertutup pun mulai bergantian kami praktekkan. Hal ini bukan karena aku mempercayai mitos atau apa pun, tetapi semata-mata just for fun. Katanya harus mencoba sampai 3x. Mulailah aku lebih dahulu yang memulai. Kali yang pertama aku berhasil dengan mulus. Yeee... sukses berada di tengah-tengah pohon beringin kembar. Lho koq segitu gampangnya? Karena aku langsung jalan tanpa tubuhku di putar-putar dulu. Ternyata itu bukan cara yang benar. Yang benar adalah, setelah kedua mata ditutup dengan kain hitam, badan pun diputar sebanyak beberapa kali, sehingga, pastinya kita sudah kehilangan arah. Tapi aku sudah pasang ancang-ancang, kalau diputar 3 x maka arah pohon beringin kembar itu akan berada di sisi mana. Petualangan dengan mata tertutup pun dimulai. Keponakan dan si Mbak menjadi penunjuk jalan (maksudnya menjaga agar aku aman berjalan, tidak menabrak orang. Jadi mereka selalu siaga meneriakkan: "permisi, permisi, permisi, permisi...." sehingga siapa pun akan memberi jalan, hahaha.....lucu banget ya. Dan meriahnya suasana malam itu, karena setiap orang juga meneriakkan "yell" yang sama: "permisi, permisi, permisiiiiii".
Aku tetap berjalan dengan tangan meng-gapai-gapai di udara, atau kadang kedua lengan terjulur ke depan. Aku dibiarkan berjalan, sampai akhirnya, kedua guide-ku itu berteriak penuh tawa:
"Wei, wei, weiiii....si bunda mau kemana tuh? Mau beli bakso, ya?"
Mereka tertawa terbahak-bahak, sehingga memaksa aku membuka penutup mata. Dan ternyata aku sudah berada jauh dari lokasi pohon beringin kembar itu -- dekat gerobak bakso, hahahahaha.....gak berhasil donk misinya.
"Kurang asem!" gerutuku sambil ikut tertawa renyah bersama.
Kami menikmati keramaian di Alun-Alun dengan warna-warni lampu sepeda, becak, andong yang disewakan, hingga pukul 00.30.
Lucu kali ya kalau ada fotonya. Tapi gimana mau narsis, lha wong keadaan gelap gulita. Yang ada hanya cahaya warna warni dari sepeda, becak, andong sewaan thok!.Kamera pun awak tak bawa.
Kami menikmati kemeriahan suasana di Alun-Alun itu sampai pukul 00.30. Semakin malam semakin ramai.
Terpuaskan hatiku untuk melihat pohon beringin kembar.
Mau baca lebih banyak lagi tentang Misteri Pohon Beringin Kembar? Googling aja deh, lengkap informasinya.
Makan siang - menyantap ayam goreng Mbah Cemplung.
Bukan sebuah restoran besar, bukan juga sebuah rumah makan yang megah dan mewah. Tapi rumah makan Mbah Cemplung ini yang menyajikan ayam goreng rumahan, lengkap dengan segala nasi dan lalabannya, benar-benar nikmaaat. Rumah makan yang di kelola di sebuah rumah yang kelihatannya belum rampung di renovasi itu, padat pengunjung, sampai peminat ayam goreng Mbah Cemplung ini bersedia antri menunggu meja yang kosong.
Resto yang sangat sederhana, namun dikunjungi banyak pelanggan bermobil. Resto Mbak Cemplung memang oke. |
Yang rada aneh, pelayanan di rumah makan ini yaitu, pesan, makan, selesai, baru bayar. Lho, kata cucuku" "Gimana tuh, ya Bunda, kalau ada orang yang gak jujur, selesai makan langsung cabut, hahahaha...", pertanyaan yang diikuti tawanya.
"Ya, itu urusan orang itu dengan Allah. Pasti Allah akan memberi ganjaran pada orang yang sengaja meninggalkan rumah makan ini tanpa bayar. Tapi menurut pelayan, sejauh ini belum pernah terjadi hal seperti itu.
Walaaa.. bagi anda yang akan berlibur ke Jogja, tepatnya desa Tembi dan bermalam di hotel d'Omah, aku sarankan agar singgah di rumah makan ayam gorengnya Mbah Cemplung. Ternyata lokasinya tidak jauh dari hotel d'Omah. Setiap pelayan di hotel d'Omah pasti tidak keberatan memberi arahan ke rumah makan Ayam Goreng Mbah Cemplung. Ayam gorengnya renyah, empuk dan super lezaaaat..
Hidangan ayam goreng Mbah Cemplung yang super lezat | (sumber gb. dari sini). |
Belum selesai nih postingannya......tunggu yang ke-IV ya.
Waaaaw Bunda liburan seru abis di Jogjakarta.
BalasHapusSalam
Astin
bundaaa... jadi pengen balik lagi ke jogja.. aku pernah tuh jalan di sono, dan nyasar..hahaha.. naik sepeda hiasnya juga menyenangkan...
BalasHapusserunya ngayogyakarto :D
BalasHapusseru banget bunda jalan2nya :D
BalasHapusAhahha.. 2x ke Jogjakarta, gak sempet nyobain sih. tapi dah pernah lihat dan nongkrong di lokasi beringin siang2 nya
BalasHapus:D
Pengalaman yang seru dan tidak terlupakan ya Bunda...mengingatkan saya juga untuk selalu kangen dengan Yogyakarta tempat almarhum eyang kung dan uti saya disana :(
BalasHapusWah tentu Akan lebih seru kalau sampai menabrak gerobak bakso, haha, selamat berlibur
BalasHapusbunda jalan2nya seru yah..apalagi makan2nya maknyusss tuh :)
BalasHapusYang beringin kembar itu entah kenapa tempatnya mirip Kota Tua di Jakarta... :)
BalasHapusLampu kendaraan sepeda yang mirip Odong-odong itu memang fenomenal ...
BalasHapussaya sering sekali melihat reportase dan fotonya
namun belum pernah melihat dengan mata kepala sendiri
Salam saya Bunda Yati
serunya liburan di yogyakarta :d
BalasHapusiihh..jadi kangen Yogya..!
Aku pernahn nyobain beringin kembar di alun2 kidul bundaa,cuma ga bisa pas selalu melenceng:D
Udah lama gak ke jogja bund, kangen deh :D happy travelling ya bund
BalasHapusUdah pernah semua, tiap hari pasti rame terus, ngga hari biasa ngga weekend ttep rame (y)
BalasHapusMaaf sebelumnya numpang ngasih info nih, buat yang gamau repot masak waktu mau ngadain pesta/syukuran/resepsi pernikahan tapi tetep pengen nyicip makanan enak?
kami dari Bu Mentik Catering and Wedding Organizer bisa loh menyediakan jasa catering dan paket pesta pernikahan.. makan dari kami dijamin fresh.. lezat.. halal.. dan tentunya tanpa vetsin.. langsung cek situs kami yuk.. http://www.bumentik.blogspot.com
Terimakasih.. :)