MFF PROMPT#21: Kau Adalah Cinta Matiku.
Sumber gb. facebook.com |
Masih juga bingkai itu dalam pangkuannya. Sesekali diangkat,
diusapnya wajah pria tampan dalam foto itu. Telunjuknya menelusuri setiap sisi
wajah itu.
“Kenapa kau mendahului aku, Radith?” Ucapnya lirih. Perlahan. Titik
airmatanya menetes, Menitik diatas kaca. Meleleh kebawah karena kini ia memeluk
bingkai itu. Erat ke dadanya.
“Kau berjanji akan selalu ada untukku. Kau ingat? Walau aku katakan
berulang kali aku bukan jodohmu. Tapi kau tetap saja mengatakan tiga kata yang
membuat hatiku membuncah. Penuh bahagia. I love you.” Tiga kata terakhir ia
ucapkan dengan penuh kemesraan, seolah ia tujukan untuk Radith.
Ingatannya menyeruak ke masa empat tahun yang lalu.
Ketika ia membuka pintu pagar rumahnya, sayup-sayup terdengar lagu
itu berkumandang. Hatinya tergetar seketika.
“Radith! Itu pasti dia!” Bisik hatinya. Bahagia.
Bergegas ia melangkah dan membuka pintu rumahnya. Dilihatnya Radith
sedang duduk berselonjor di sofa. Matanya terpejam sehingga Radith tidak
menyadari kalau ia telah melangkah masuk. Bahkan kini duduk di sampingnya.
Radith tetap diam. Diusapnya wajah
tampan itu. Dingin. Digoyangnya tubuh Radith. Dipeluknya. Namun Radith tetap
tidak membalas pelukan itu. Nafas Radith pun tidak menghangati tengkuknya
seperti biasa. Ia panik. Dibaringkannya Radith. Hatinya mulai dipenuhi oleh
kecamuk penyesalan. Sepucuk surat menyembul dari saku baju Radith. Secepat
kilat diambilnya dan dibuka:
Sayangku,
rupanya memang inilah saat-saat terakhirku. Kau membiarkan pintu rumahmu tidak
terkunci, seolah kau memang mengharapkanku melepaskan hari terakhirku, di sini.
Di sofa, tempat kau memanjakan aku. Tempat aku bisa mengelus urat-urat
menghijau di lenganmu. Aku suka itu. Aku cinta pemilik lengan ber-urat itu. Tak
peduli usiamu yang jauh melebihi usiaku. Tunggu dulu. Jangan kau teruskan
membacanya. Kau putarlah kembali piringan hitam yang kuperuntukkan buatmu.
Sekarang, sayang.
Seperti sebuah perintah, ia menuruti keinginan Radith. Dipasangnya
piringan hitam itu.
Alunan musik dan desah suara penyanyi yang terdengar amat romantis menyentuh
telinganya. Kembali airmatanya tak terbendung lagi ketika ia cermati kata-kata
dalam lagu itu.
Duhai, sayangku
Betapaku menginginkanmu
sampai mati
Parutkan luka yang teramat dalam, oh kasih
Semua hangatnya, oh dirimu
Berikan aku arti hidup
Suguhkan segala raga dan jiwamu untuk ku
Sebesar itukah arti dirinya bagi Radith? Pria
tampan yang semula ia kira hanya akan mempermainkan dirinya. Ternyata yang terjadi adalah di luar dugaannya.
Radith mencintainya. Radith menginginkan dirinya, apa adanya.
Apakah
kau ingat cara kau menolakku? Kau katakan kau pantas menjadi ibuku. Hatiku
sakit sekali. Kemudian kau sarankan aku untuk mencari gadis lain. Bertambah
parah luka di hati ini. Kau tega menolak cintaku. Padahal aku tahu dan aku bisa
merasakannya ketika kau memelukku. Ketika kau mencium keningku. Dan ketika kau
pandang dalam-dalam mataku. Kau juga mencintai aku.
Kini
yang kau temui hanya tubuh tak bernyawa. Mungkin aku bodoh, menenggak racun
itu. Tapi itulah aku yang tak mampu hidup tanpamu. Kau adalah cinta matiku.
Piringan hitam masih berputar dan syair lagu
yang kini ia dengar sangat menyayat hatinya. Mempertebal penyesalan yang sudah bersemayam
dalam dada dan pikirannya.
Ragamu untukku
Jantungmu untukku
Gelegar halilintar diiringi hujan mengejutkannya. Tak peduli
air hujan mengguyur, ia dengan santai meletakkan foto itu diatas pusara Radith.
“Kau benar, aku mencintaimu, Radith. Amat sangat.. Namun keimanan jua yang merantaiku.
Note: 500 Words.(diluar judul.).
wahhh...Bunda tambah keren aja nih FFnya ;)
BalasHapusMakasih pujiannya. Pengen lebih keren, biar bisa keluar sebagai pemenang di lomba FF, hehe... Mksh juga kunjungan Orin.
HapusJadi si perempuan ini udah tua dan mereka beda agama juga ya? Nice. :)
BalasHapusBetul sekali, yang perempuan tua banget, ampe urat-urat hijaunya udah bermunculan. Tapi beda agama? Oo, karena membaca kalimat terkahir itu: "..........keimanan jua yang merantaiku." Bukan, itu artinya sebagai seorang Muslim haru bisa menjaga nafsu, sekali pun cinta banget, tapi harus ingat dan sadar bahwa itu tidak wajar. Mungkin di LN mah wajar banget. Tapi di Indonesia, aneh kallleee kalo si wanita tua banget dan prianya masih brownies alias brondong manis, hahahaha..... Mksh untuk pujiannya dan kunjungannya.
Hapuswaaah,, oedipus complex ya bund :D
BalasHapusYoi, keknya begitu ya. Mksh kunjungan edapoenya.
HapusIh, keren buuuun... ^_^
BalasHapusMasa siiih? Makasih pujiannya. Menghayal menang, tapi nyatanya, terlempar, terpelanting ke luar arena. Teuteup giat berlatih menulis koq. Mksh kunjungan Rini Uzegan ya.
Hapusmbak kalo kata yg depannya huruf c misal cinta ditambah imbuhan me jadinya mencintai kok bukan menyintai. kecuali huruf ktsp, itu baru berubah. bisa kerja jadi mengerjai. suka jadi menyukai. hehe
BalasHapuserlinda sukmasari wasito, hehe..bunda yang salah baca kali ya. Setelah baca komentar ini, bunda langsung menuliskan dalam naskah kalau ada kata cinta, pasti menyintai, padahal terbalik ya. Mksh komentarnya.
HapusIni keren Bunda! Twist endingnya juga dapaet.. :)
BalasHapusMakin jago aja nih Bunda Yati bikin FF-nya.. :D
Semangat, Bunda!
Makasih pujiannya, rinibee. Belum jago, karena belum pernah berhasil keluar sebagai JAWARA (keberapa kek, hehehe...) dalam setiap ikutan lomba menulis FF. Mksh kunjungan rinibee ke blog bunda.
Hapusbunda, ini keren, wiii, bunda keren ih :). iya, bener katanya mbak linda, mencintai, bukan menyintai :)
BalasHapusMakasih pujiannya, Cha. Yups, akan bunda perhatikan. Mksh kunjungan Chacha ke blog bunda.
Hapussukaaa...
BalasHapusMakasih.
HapusKece ^^
BalasHapusKece banget apa kece aja, qiqiqiqiii. Mksh kunjungan Nina Nur Arifah.
HapusMantep, Bunda! Cuma keren aja flashback-nya jd nge-twist gitu. Angkat gue jadi anak Bunda, deh! Hehe..
BalasHapusMakasih buat mantep-nya. Keren aja apa keren banget? Koq pake "cuma" sih? Lho, apa hubungannya sama angkat lo jadi anak nih? Yang ada juga angkat jadi cucu kali, hehe... Mksh kunjungan eksak k rumah online bunda.
Hapus