Aku Masih Ada Untuk Mereka.

Aku bersama Permata Hati yang hari ini, 20 Agustus ber-ultah.

Alhamdulillah, aku masih ada untuk mereka. Untuk anak-anakku tercinta dan untuk cucu-cucuku tersayang. Malam tadi sebenarnya aku ingin sekali bangun pas jam 00.00 untuk mengucapkan selamat berhari ulang tahun buat anakku, permata hatiku, namun ternyata aku tidur terlalu pules, sehingga mimpi pun tidak menghampiri aku. hiks, hiks. Tapi untunglah aku terbangun pada jam 02.20. Aku sentuh anakku yang tidur disamping cucuku. Ketika ia membuka matanya, aku beri ia ucapan selamat ulang tahun. Sambil menggeliat ia ucapkan juga: "Makasih, Mam." Syukur aku ucapkan ke Hadirat Illahi, bahwa aku masih diizinkan untuk bisa melihat anakku menapaki kehidupannya di ltahun ke-38. Aamiin.

Met Ultah, sayang.

Ia berulang tahun hari ini, 20 Agustus. Aku minta si Mbak belanja keperluan untuk membuat nasi kuning buat kami ber-enam aja tuh. Hihihi...bukan pelit, tapi berhemat (ngeles!). Nasi kuning sekarang sudah aku lihat kuningnya cantik banget. Berhasil berarti si Mbak mengikuti arahanku. Yeee.... Kemudian teman-teman nasi kuning adalah ayam goring, mie goreng, orek tempe plus kacang tanah, bawang goreng. Tak lupa untuk hiasannya donk, selada, ketimun, tomat, daun kemangi, cabe merah.

Aku pernah menulis di sebuah postingan, lupa kapan dan judulnya apa, bahwa kalau anak yang berulang tahun, kan sebenarnya ibunya juga harus diberi ucapan selamat ya? hehehe...gak mau kalah. Trus kalau yang berulang tahun menerima kado, ibunya juga "kudu" terima kado. (maruk!). Lho! Kan sudah menyabung nyawa tuh melahirkan sang buah hati yang kini berulang tahun ke-38.

Anakku ini, ketika masih kecil, karena kulitnya yang putih sehat, selalu aku sebut Snow White atau si Putih Salju. Sebutan itu sampai kini masih seringkali aku ucapkan, dan anakku cuma tersenyum penuh arti. Ia pasti melirik anaknya (cucuku) yang juga berkulit putih sehat. Bahagianya aku, memiliki anak dan cucu yang sehat.

Setiap kali aku melihat anakku pulang kerja dengan penuh kelelahan, terbayang pula keadaanku, dulu, ketika aku masih bekerja dan anak-anakku masih kecil. Aku pun harus berangkat seusai subuh, bergegas mengejar dan berdesakan di dalam angkutan umum  -- bus Arion -- pulang (sampai di rumah) paling cepat jam 20.00. Sama. Tapi situasinya berlainan. Karena dulu, sebelum sampai di rumah, pasti aku harus berbelanja ke pasar tradisional yang buka sampai pagi hari. Aku belanja untuk persiapan masak keesokan harinya. Pilihan jenis masakan untuk anak-anakku, aku yang menentukan dan mengarahkan. Si Mbak-Mbak di rumah tinggal melaksanakan instruksi sesuai yang aku tuliskan.Kelelahanku akan segera terhapus, begitu aku melihat ada salah seorang anakku yang masihterjaga, menungguku.

Nah, kalau anakku, pulang pergi dengan taksi, tanpa terlalu lelah, pastinya. Oya, taxi-fares sudah dijatah untuk tiap bulan, disisihkan dari penghasilan, atas usulku Daripada ia naik kendaraan umum, yang memakan waktu lebih lama, sampai di rumah harus panggil tukang pijat/urut, yang sekali panggil paling murah Rp. 50,000. Nah, kan lebih baik menyisihkan uang untuk taksi tuh. Pulang kantor anakku masih kelihatan segar (karena pasti sempat tidur di taksi, hehehe...). Keceriaan masih tersisa sepulang kantor dan masih bisa pula untuk mengajak sang buah hati ke toko mainan terdekat, atau sekedar naik motor Vario berkeliling. Ada-ada aja ya. jalan untuk melepaskan kangen setelah seharian di kantor. Tak cukup dengan telpon yang berdering hampir tiap jam. Gak sabar menunggu hari Sabtu dan Minggu untuk berakrab ria diatas Vario bersama si kecil.

Bersama Ayman, si buah hati

Ternyata perasaan ibu itu sama -- sangat menyayangi anak atau anak-anaknya. Ya, iyalah, bunda! Masa sih gak sayang sama anak, hehehe....(tuh kan, ada yang sewot!)

Alhamdulillah, Aku masih ada untuk mereka -- mereka yang aku sayang, anak, cucu, menantu dan semua yang membuat aku bahagia.

Jam 20.00 tiba saat kami semua berkumpul tuh untuk mencicipi nasi kuning, tiup lilin dan acara sederhana.

Makan santai, gak pake tata-boga, hahaha....sendok sendiri-sendiri deh ya.

Santai abiiis, buka kado serabutan, yang selonjor hayo, yang boboan monggo. Akrab dan hangat.

 Lho! waktu potong kue (sayang gak dipoto tuh, lobet hapenya, hehehe...) anakku menyuguhkan kue untukku, sambil berkata:
"Ini buat mamaku yang melahirkan aku.........", swear anakku bilang begitu. Koq feeling ya sama mamanya yang pengen dikasih hadiah. Dan hadiahnya adalah sepotong kue black forest yang lezat buatan sang menantu. Disuguhkan dengan penuh kasih sayang. Asyiiiik....