Negara Makmur, Rakyatnya Subur!
Hari ke-9 #10daysforASEAN (3 September 2013)
Alhamdulillah, seneng banget sudah menempuh 9 hari di tantangan #10daysforASEAN hari ini. Still one more day to go.
Menyongsong ASEAN Economic Community (AEC) 2015 ada tiga pilar yang dicanangkan yaitu Persatuan
Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan.
Tema yang diangkat berkaitan dengan 3 pilar tersebut, yaitu, bagaimana
mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah
negara-negara ASEAN mewujudkan: Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa
Depan?
Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan adalah tema yang dikemukakan dalam KTT ASEAN ke-22 pada bulan April 2013 yang diadakan di negara Brunei Darussalam. Mampukah
negara-negara ASEAN mewujudkan Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa
Depan?
Menilik kepada letak Brunei Darussalam yang begitu kecil nangkring di salah satu pulau yang tercakup dalam Kepulauan Indonesia, yaitu Pulau Kalimantan, secara awam aku katakan bahwa Sultan Hassanal Bolkiah, sebagai Sultan negara ini telah mampu menciptakan sebuah negara yang makmur. Kemakmuran karena, pastinya, dilandaskan pada ketegasan dan kebijaksanaan yang telah dilaksanakan oleh Pemimpin Brunei Darussalam dalam mengelola negaranya yang penuh dengan kekayaan alam. Tidak hanya Brunei Darussalam yang nangkring di pulau Kalimantan ini, tetapi ada juga Malaysia Timur, bagian dari Negara Malaysia. Kedua negara yang aku sebutkan tadi adalah dua negara yang telah berhasil membuat rakyatnya meningkatkan taraf kehidupan.
Dibandingkan dengan negara Republik Indonesia yang amat luas, kedua negara tersebut diatas adalah dua negara yang kuat (menurut pendapat awamku), karena kedua negara kecil itu (dibandingkan dengan Indonesia yang amat luas), adalah negara-negara yang makmur dan memiliki rakyat yang berdisiplin tinggi.
Kalau aku boleh ber-andai-andai, sekiranya aku diberi rizki yang berlimpah dan mempunyai kesempatan untuk berlibur panjang, maka Brunei Darussalam-lah pilihanku. Alasanku untuk memilih negara ini -- karena merupakan negara yang rakyatnya makmur. Kehidupan beragama yang sangat fokus pada Agama Islam. Jadi, ingin sekali aku menyaksikan sendiri keadaan sebuah negara yang, pastinya, indah dan damai, dengan nuansa ke-Islaman yang penuh.
Brunei Darussalam, negara dengan ibu kota Bandar Sari Begawan ini adalah sebuah Kesultanan, dengan Hassanal Bolkiah sebagai Sultan. Mata uang Brunei Darussalam adalah Dolar Brunei. Begitu juga Malaysia, negara yang memiliki Malaysia Timur yang terbentang begitu kecil dibandingkan dengan bagian dari Republic Indonesia yang begitu luas.
Penduduk Brunei Darussalam yang hanya 405,938 dengan luas wilayah 5,770 kilometer persegi, dibandingkan dengan Indonesia dengan jumlah penduduk (Wordl Bank 2011) 250 juta dan luas wilayah 1,919,440 kilometer persegi. Jumlah perbandingan yang besar antara Brunei Darussalam dan Indonesia, baik dalam jumlah penduduk, maupun luas wilayah, bukanlah merupakan sebuah alasan bagi Indonesia untuk atau tidak mampu mengetrapkan kedisplinan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut pendapatku (yang awam) ini, kalau saja semua negara ASEAN memiliki kedisiplinan yang serupa dengan yang dimiliki oleh kedua negara kusebutkan diatas, maka akan terciptalah sebuah kehidupan yang makmur dan damai. Apa yang di-cita-citakan dan dikemukakan dalam KTT ASEAN pada bulan April 2013 untuk bisa "Menyatukan Rakyat" dan "Menciptakan Masa Depan" bagi seluruh negara ASEAN, pasti tercapai dengan sepenuh kesadaran dan pengertian disertai satu ujung tombak "Kedisplinan". Kedisplinan dalam menegakkan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kedisiplinan dalam mengatur tatanan kehidupan di masyarakat. Kedisiplinan untuk mentaati keputusan yang telah dibuat dan disahkan. Berbagai kedisplinan lain yang harus ditrapkan dalam kehidupan bernegara bagi rakyat di seluruh jajaran negara anggota ASEAN.
Kedisplinan dalam setiap celah, apa pun, akan melahirkan sebuah rasa aman dan damai. Aman dan damai yang akan mewujudkan sebuah kemakmuran. Negara yang makmur, rakyat pun subur.
Ayo, kita dukung pencanangan ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2015. Semaksimal mungkin kita, para blogger, mensosialisasikannya dengan sebuah gaung kebersaman dalam ASEAN Blogger.
Anies Baswedan juga mengingatkan, diberlakukannya Komunitas Ekonomi ASEAN tahun 2015 (ASEAN Economic Community 2015), merupakan era yang sangat krusial bagi Indonesia. Sebuah pertanyaan pun muncul apakah Indonesia siap menghadapi integrasi negara-negara ASEAN di tengah
masih banyaknya masalah dalam negeri.
Alhamdulillah, seneng banget sudah menempuh 9 hari di tantangan #10daysforASEAN hari ini. Still one more day to go.
Menyongsong ASEAN Economic Community (AEC) 2015 ada tiga pilar yang dicanangkan yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan.
Tema yang diangkat berkaitan dengan 3 pilar tersebut, yaitu, bagaimana mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan: Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan?
Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan adalah tema yang dikemukakan dalam KTT ASEAN ke-22 pada bulan April 2013 yang diadakan di negara Brunei Darussalam. Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan?
Menilik kepada letak Brunei Darussalam yang begitu kecil nangkring di salah satu pulau yang tercakup dalam Kepulauan Indonesia, yaitu Pulau Kalimantan, secara awam aku katakan bahwa Sultan Hassanal Bolkiah, sebagai Sultan negara ini telah mampu menciptakan sebuah negara yang makmur. Kemakmuran karena, pastinya, dilandaskan pada ketegasan dan kebijaksanaan yang telah dilaksanakan oleh Pemimpin Brunei Darussalam dalam mengelola negaranya yang penuh dengan kekayaan alam. Tidak hanya Brunei Darussalam yang nangkring di pulau Kalimantan ini, tetapi ada juga Malaysia Timur, bagian dari Negara Malaysia. Kedua negara yang aku sebutkan tadi adalah dua negara yang telah berhasil membuat rakyatnya meningkatkan taraf kehidupan.
Dibandingkan dengan negara Republik Indonesia yang amat luas, kedua negara tersebut diatas adalah dua negara yang kuat (menurut pendapat awamku), karena kedua negara kecil itu (dibandingkan dengan Indonesia yang amat luas), adalah negara-negara yang makmur dan memiliki rakyat yang berdisiplin tinggi.
Kalau aku boleh ber-andai-andai, sekiranya aku diberi rizki yang berlimpah dan mempunyai kesempatan untuk berlibur panjang, maka Brunei Darussalam-lah pilihanku. Alasanku untuk memilih negara ini -- karena merupakan negara yang rakyatnya makmur. Kehidupan beragama yang sangat fokus pada Agama Islam. Jadi, ingin sekali aku menyaksikan sendiri keadaan sebuah negara yang, pastinya, indah dan damai, dengan nuansa ke-Islaman yang penuh.
Brunei Darussalam, negara dengan ibu kota Bandar Sari Begawan ini adalah sebuah Kesultanan, dengan Hassanal Bolkiah sebagai Sultan. Mata uang Brunei Darussalam adalah Dolar Brunei. Begitu juga Malaysia, negara yang memiliki Malaysia Timur yang terbentang begitu kecil dibandingkan dengan bagian dari Republic Indonesia yang begitu luas.
Penduduk Brunei Darussalam yang hanya 405,938 dengan luas wilayah 5,770 kilometer persegi, dibandingkan dengan Indonesia dengan jumlah penduduk (Wordl Bank 2011) 250 juta dan luas wilayah 1,919,440 kilometer persegi. Jumlah perbandingan yang besar antara Brunei Darussalam dan Indonesia, baik dalam jumlah penduduk, maupun luas wilayah, bukanlah merupakan sebuah alasan bagi Indonesia untuk atau tidak mampu mengetrapkan kedisplinan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut pendapatku (yang awam) ini, kalau saja semua negara ASEAN memiliki kedisiplinan yang serupa dengan yang dimiliki oleh kedua negara kusebutkan diatas, maka akan terciptalah sebuah kehidupan yang makmur dan damai. Apa yang di-cita-citakan dan dikemukakan dalam KTT ASEAN pada bulan April 2013 untuk bisa "Menyatukan Rakyat" dan "Menciptakan Masa Depan" bagi seluruh negara ASEAN, pasti tercapai dengan sepenuh kesadaran dan pengertian disertai satu ujung tombak "Kedisplinan". Kedisplinan dalam menegakkan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kedisiplinan dalam mengatur tatanan kehidupan di masyarakat. Kedisiplinan untuk mentaati keputusan yang telah dibuat dan disahkan. Berbagai kedisplinan lain yang harus ditrapkan dalam kehidupan bernegara bagi rakyat di seluruh jajaran negara anggota ASEAN.
Kedisplinan dalam setiap celah, apa pun, akan melahirkan sebuah rasa aman dan damai. Aman dan damai yang akan mewujudkan sebuah kemakmuran. Negara yang makmur, rakyat pun subur.
Ayo, kita dukung pencanangan ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2015. Semaksimal mungkin kita, para blogger, mensosialisasikannya dengan sebuah gaung kebersaman dalam ASEAN Blogger.
Anies Baswedan juga mengingatkan, diberlakukannya Komunitas Ekonomi ASEAN tahun 2015 (ASEAN Economic Community 2015), merupakan era yang sangat krusial bagi Indonesia. Sebuah pertanyaan pun muncul apakah Indonesia siap menghadapi integrasi negara-negara ASEAN di tengah masih banyaknya masalah dalam negeri.
Masih ada waktu yang terbentang menjelang tahun 2015, mari negara
anggota ASEAN segera berbenah diri, terutama negaraku tercinta: Indonesia -- harus menjadi
sebuah negara dengan manusia-manusianya yang berkualitas, untuk bisa mengemban tugas negara
demi kemajuan negara dan memakmurkan rakyat. Hadapi AEC 2015 dengan penuh kesadaran dan usaha yang maksimal, demi menunjukkan Indonesia adalah sebuah negara anggota ASEAN yang bisa menjadi "panutan. Menciptakan sebuah "Negara Makmur, Rakyatnya Subur."
Insya Allah.
RESENSI:http://www.merdeka.com/politik/qomar-yang-jadi-dubes-brunei-darussalam-itu-saya-atau-mana.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Brunei
http://nasional.kompas.com/read/2013/08/31/1808585/Anies.Baswedan.Kualitas.Manusia.Kita.Mengerikan?
https://www.google.com/#q=luas%20Indonesia
https://www.google.com/#q=luas+brunei+darussalam
I am an Indonesian Citizen, borne in 1939 mother of 5 children, having 4 healthy grandsons. I am a blogger too -- joined a Female Community in 2009. The Community known as Kumpulan Emak Blogger. My URL is https://bundayati.com.
I had been working with Unicef for 23 years, left Unicef in 1991 and during my employment with Unicef had been sent abroad on duty to three Asian Countries: Thailand, Philipines and Viet-Nam.(so very long time ago in 1983).
A compilation of my selected articles from my blog had been self-publishing in Feb '15 entitled Me and My Life and
19 (nineteen) anthologies in 2019.
More of less that's so far my introduction to all readers.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kerja ASEAN demi kemakmuran bersama. Mari kita nantikan masa itu datang, Bun :)
BalasHapusYuuk, kita menjadi saksi hidup untuk bisa melihat kemakmuran itu. Makasih untuk kunjungan evi ke blog bunda.
Hapussemoga bisa memakmurkan seluruh lapisan ya bun
BalasHapusSiip! Itu harapan kita semua,kan? Mksh kunjungan Lidya ke blog bunda.
HapusBener bunda.. quotesnya tepat.. negara makmur rakyat subur
BalasHapusHehehe, padahal waktu itu udah bingung banget mau kasih jugul apa nih postingan kali ini. Syukurlah kalo ada yang menganggap tepat. Makasih juga kunjungan ade anita.
Hapus