Back to Basic

Dua tahun yang lalu.
Back to Basic -- sengaja aku pakai untuk judul postingan kali ini. Terlalu ke-barat-baratan? Biarin, yang penting biar menarik, hehe. Maksudnya sih sebenarnya hanya mau menceritakan, bahwa sejak sebulan yang lalu, aku sudah kembali ke alamat rumah pribadiku di Pamulang. Namun alamat surat-menyurat tetap masih di alamatkan ke rumah anakku di Green Bintaro Residence. Alasan yang tepat adalah karena di rumah pribadiku itu, gak ada yang stand-by di rumah. Aku terkadang sering pergi (misalnya ke Warnet, hehe..), anakku yang laki-laki sering gak di rumah. Nah, lengkaplah alasan untuk tetap (sementara) meng-alamatkan surat menyurat untukku ke alamat anakku.


Sejak Back to Basic, aku jadi sering merasa kangen cucuku. Selama ini begitu dekat hubungan bathin kami, trus karena suatu keadaan harus terpisahkan.

Sudah hampir dua tahun aku menyandang predikat sebagai MC (Momong Cucu), yaitu sejak salah seorang Mbak di rumah anakku pulang kampung untuk menikah.(Agustus 2011). Karena mencari penggantinya tidaklah mudah, jadi ditunjuklah aku sebagai Care-Taker, hehe... Tugasku sebetulnya bukan totally Momong Cucu, tapi sekedar memonitor keadaan sehari-hari di rumah anakku, menemani cucu tercinta untuk bobo siang (kalau dia tidak sekolah) atau membacakan cerita sebelum bobo ketika malam tiba. Anakku, yang harus berangkat ke kantor pada jam 05.30, terpaksa meninggalkan cucuku, Ayman sendirian di rumah. Nah, untuk mengisi saat-saat ini, aku stand-by untuk cucuku hingga dia berangkat sekolah.Mbak yang seorang lagi tidak bermalam, tapi pulang sore hari pada jam 17.00.

Anakku mengambil keputusan baru: dia akan berangkat pada jam 06.00, agar aku bisa kembali ke rumah pribadiku. Disamping juga untuk mengajarkan kepada cucuku (Ayman) untuk tidak terlalu attach kepada sang nenek.  Akupun bisa kembali mengikuti pengajian rutin di wilayah rumah pribadiku. Karena sudah terlalu lama bersama cucuku, rasanya sedih untuk berpisah dengan dia. Aku akan kehilangan senda-gurau dan tawa bersamanya. Aku tidak lagi akan membacakan cerita untuknya. Aku tidak lagi akan membacakan Ayat Kursi, ketika tiba waktunya untuk tidur. Alhamdulillah, Ayman sudah hafal membacanya sendiri.
Anakku berangkat kerja pukul 06.00 dan pulang paling cepat, sampai di rumah pukul 19.00. Nah, siapa yang akan menjaga cucuku menanti datangnya sang mama? Lagi, keputusan diambil oleh anakku, bahwa cucuku akan dibawa ke rumah si Mbak, menanti pulangnya sang mama. Sebenarnya, amatlah berat bagiku membiarkan cucuku, dibawa ke rumah si Mbak pada jam 17.00 hingga, at least, pukul 19.00, saat sang mama pulang kantor. Bayangkan, miris sih sebenarnya melihat cucu yang harus mulai menjalani rutinitas barunya seperti itu, karena sang bunda harus kembali ke posisi semula - mengurus rumah-tangga pribadi di Pamulang..

Lalu, aku harus bilang apa? Semua keputusan ada di tangan anakku. Sebagai seorang ibu dia berhak menentukan apa yang ia mau. Aku tidak bisa mencampuri atau mengubah keputusannya. Aku harus menghargai keputusan yang diambilnya. Walaupun hati kecilku menangis, membayangkan, bahwa cucuku tercinta harus menunggu sang mama di rumah si Mbak. Dan waktu menunggu yang lebih dari dua jam, adalah waktu yang tidak tepat diambil oleh anakku. Tapi lagi-lagi, itu adalah keputusannya. sebagai seorang ibu. Aku hanya seorang nenek yang dimintai bantuan untuk stand-by dalam keadaan darurat. Selebihnya terpulang kepada anakku.

Disamping sedih yang bersarang di hatiku karena harus kembali ke rumah pribadi dan mengakhiri tugasku sebagai MC, ada juga terselip kebahagiaan, karena aku bisa kembali menjalankan rutinitasku sebagai seorang pensiunan. Rasa sepi tidak mendengar gelak tawa cucu dan tidak bisa berhip-hip-hura bersamanya, merupakan sebuah rasa kehilangan yang harus aku atasi dengan kesibukan-kesibukanku. Jadi Back to Basic adalah saat-saat yang harus aku nikmati dan syukuri.






Komentar

  1. Assalamu 'alaikum bunda .. pa kabar ... lama gak main ke mari.
    Senangnya cucu bunda punya nenek sehebat bunda ya. Anak2 bunda juga pasti sayang sekali sama bunda. Aih kapan ya bisa bertemu bunda? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mugniar, terimakasih kunjungan Niar, ya. Alhamdulillah, sampai detik ini mereka masih menyayangi bunda. Salam hangat dari ciputat Yuk, kapan ya kita Kopdar?

      Hapus
  2. Bunda sayang kapan ya kita bertemu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita tunggu aja sampai Allah mengizinkan kita untuk bertemu, Hana, sayang, hehe.. Bunda juga pengen banget ketemuan nih.l Makasih ya kunjungan Hana ke blog bunda.

      Hapus
  3. Seneng banget liat bunda - bunda yang energik dan masih berkarya seperti bunda yati ...salam kenal bunda yati....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal balik dari bunda di Ciputat. Hehe, bunda lagi belajar berkarya. Makasih ya kunjungan Irowati ke blog bunda.

      Hapus
  4. wah pasti sepi banget ya bundaa, biasa sama cucu.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduuuh, Ranii, sepiiii banget. Rasanya tenggorokan jadi tercekik kalo lagi kangen, hiks, hiks.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu