Cerita ABG: Hanya Sebuah Nostalgia.

Cerita ABG ini, pastilah pernah dimiliki oleh setiap insan Allah, walaupun dengan versi yang berbeda..  Makhluk ciptaan Allah yang paling mulia, akan memiliki periode ini. Sudah pasti. Tidak mungkin seseorang dilahirkan, dewasa dan langsung menjadi tua renta, kemudian tiba saatnya untuk menghadapNya.. Masa ABG menjadi bagian dari hidup bagi mereka yang diizinkan oleh Allah berumur panjang. Begitu juga aku, ketika berada di usia ini, alhamdulillah, telah menjadi ABG yang santun dan patuh pada orang-tua, hehe... Juga telah berhasil menyenangkan hati orang-tuaku karena keberhasilanku meraih nilai yang lumayan bagus ketika hasil ujian SMP diumumkan. Ayahku mempunyai alasan untuk berbangga hati melihat hasil nilaiku yang hampir memuaskan. Kenapa? Karena pada masa ABG aku mengalami sakit dalam kurun waktu yang lama, sehingga pelajaran di sekolah selama hampir satu tahun aku pelajari di rumah, tanpa guru. Hanya berbekalkan buku-buku pelajaran thok dan sesekali belajar bersama para sahabatku. Bagiku, kini, Cerita ABG hanya sebuah nostalgia.



Pada masa aku berada di pusaran ini, benar-benar tidak pernah aku dengar Cerita ABG yang aneh-aneh, seperti pada masa kini. Cerita-cerita aneh yang aku maksud, seperti juga yang pernah para blogger baca di media atau menyaksikan tayangannya di media televisi, sangatlah memprihatinkan. ABG masa kini penuh dengan berbagai kejutan. Bukan saja kejutan  berupa berita tentang prestasi mereka, namun juga berita-berita yang sangat membuat miris hati yang membacanya, terutama para orang-tua ABG yang bersangkutan -- berita tentang tawuran, terjerumusnya ABG ke dalam kancah pergaulan bebas, dan lain sebagainya yang bernada negatif.

Dalam hal terjadi kelakuan ABG yang menyimpang, misalnya mereka terperangkap di sebuah keadaan di mana mereka sendiri tidak bisa melepaskan diri, misalnya pergaulan bebas, ke diskotik tanpa izin orangtua, atau mencicipi jenis minuman yang tidak boleh mereka tenggak, semua itu tidak bisa dikendalikan oleh orangtua. Aku tidak setuju kalau dalam hal-hal seperti yang aku sebutkan diatas, kesalahan ditimpakan kepada orangtua. Pandanglah dari kacamata yang lebih luas lagi, dan akuilah, bahwa pengaruh lingkungan  lebih mudah menyeret para ABG, ketimbang arahan-arahan dari para orangtua. Aku rasa sudah banyak kisah-kisah miring tentang Cerita ABG ini, yang tidak perlu aku ungkapkan di sini. Media masa dan media televisi sudah kerapkali mengupasnya dengan tuntas. 

Walaupun masa ABG yang aku alami tidaklah seindah ABG masa kini, namun aku harus merasa bersyukur, bahwa jalan lurus dan sederhana yang aku alami ketika aku ABG, telah membawaku ke suatu masa di mana aku merasakan kebahagiaan yang tiada tara, yaitu ketika aku memiliki seorang suami dan mampu menyerahkan harta yang paling berharga buat suamiku -- sesuatu yang tiada kuasa uang menilainya  -- mahkota yang paling berharga bagi seorang wanita. Kemudian diikuti dengan kebahagiaanku dianugerahi olehNya empat orang anak yang sehat.

Ketika ke-empat anakku satu per-satu mengalami masa transisi dari kanak-kanak ke fase ABG, aku membiarkan mereka (pada saatnya) mengalami, betapa debar dan gejolak jiwa ketika mengunjungi sebuah diskotik. Betapa pula kebanggaan bisa bergaya di cat-walk atau di stage. Yups, aku membiarkan mereka merasakan apa yang tidak pernah aku rasakan. Tetapi, ada tetapinya lho! Walaupun mereka pergi berkelompok, aku harus tetap ikut! Aku selalu menjadi Lady-Escort bagi mereka. Dan, alhamdulillah mereka tidak berkeberatan sama sekali. Bahkan mereka merasa aman dengan keberadaanku.

Last but not least, kini pun aku bangga menyandang predikat ABG, walaupun artinya berbeda -- bukan Anak Baru Gede, tetapi Angkatan Buyut-mu, Gan, hehe... Berbagai aktifitas aku lakukan pada saat setelah aku menyandang the latter ABG. Mau tahu salah satu kesibukanku terkini? Yuk, ikuti beberapa baris terakhir dari postingan ini. Aktifitasku nge-blog, menulis, mengikuti GiveAway yang diadakan oleh rekan-rekan blogger atau dari media sosial lain.. Aktifitas ngeblog telah membuat otakku terasah. Ngeblog is something. Karena nge-blog inilah aku mendapat kesimpulan yang pasti, bahwa keseriusan ngeblog tidak akan pernah mengizinkan kegalauan menghampiri kehidupan kita.  Trust me! Karena ngeblog juga yang membuat aku menyandang sebutan blogger. Aku bangga. Bahkan pada bulan April 2013 Grup Kumpulan Emak-Emak Blogger yang aku ikuti, dalam sebuah ajang yang spektakuler, memberikan apresiasi yang luar biasa untukku. Diantara lima Srikandi Blogger yang terpilih, aku adalah satu diantaranya. Predikatku adalah "Srikandi Blogger Lifetime Achievement 2013", versi ACER/KEB. Aku ABG -- Angkatan Buyut-mu -- Gan, yang masih penuh semangat.

Lihatlah, tanpa sentuhan bermacam Cerita ABG yang negatif pada masaku, aku tetap masih bisa meraih titel yang memberikan aku semangat yang melimpah di saat aku renta ini. Alhamdulillah, semoga saja aku masih bisa eksis di dunia blogger melalui Warung Blogger ataupun Kumpulan Emak-Emak Blogger. Pesanku untuk para blogger yang memiliki ABG (Anak Baru Gede), berhati-hatilah, jangan terlalu keras dalam mendidik. Pakailah istilah bahasa Jawa yang populer pada masaku juga masa kini, yaitu: "Tut wuri handayani." -- mudah-mudahan aku masih betul dalam menuliskannya.

"Artikel ini turut mendukung gerakan PKK Warung Blogger"