Pentingnya Mobile Broadband
Sebagai member dari KEB (Kumpulan Emak2 Blogger), untuk kesekian kalinya aku mendapat kesempatan menghadiri sebuah Seminar. Tanpa keterlibatanku sebagai member KEB, mana mungkin kesempatan ini akan datang menghampiriku. Terima kasih, KEB, Mak Founder Mira Sahid, Mak Co-Founder Indah Julianti Sibarani. Tulisan ini aku buat sebagai postingan untuk mengingatkanku saja tentang Seminar yang menarik ini.
Kali ini aku hadir dalam sebuah Seminar yang diadakan oleh Qualcomm Indonesia, tentunya bersama beberapa rekan dari KEB. Secara global berikut paparanku tentang kehadiranku di Seminar tersebut.
Sabtu, 5 Juni 2014 kemacetan di Jakarta yang luar biasa, ternyata membawa keberuntungan bagiku dan juga bagi rekan-rekan KEB yang lain karena kami bisa hadir sejak awal dibukanya Seminar oleh Mbak Arleta Daniesworo sebagai Pembawa Acara..
Acara yang dimulai pada pukul 10.05 (sedianya dimulai jam 09.00).diadakan
oleh Qualcomm Indonesia, bertempat di Hotel Sultan, Jl. Gatot Subroto,
Jakarta Pusat, bertajuk "Transformasi Kehidupan Perempuan melalui Penggunaan Mobile Broadband.",menghadirkan para Nara Sumber sebagai berikut:
- Bapak Ben Siagian, Senior Director of Business Development, Qualcomm Indonesia.
- Dr. Ir. Sulikanti Agustin, M. Sc., Deputy Biang Pengarusutamaan Gender, Bidang Ekonomi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak R.I.
- Ibu Nies Purwati, Director of Government Affairs of Indonesia, Qualcomm Indonesia
- Ibu Mira Tayyibah, KaSubDit, Pos, Telekomunikasi dan Informatika, Bappenas
- Ibu Kusmarihati, Anggota Dewan Pengawas Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika
- Ibu Ainun Chomsun, Pencetus Akademi Berbagi
(Catatan: Jabatan para Nara Sumber dalam bahasa Indonesia aku tulis seperti apa adanya untuk menghindarkan 'incorrect translation' hehe...)
Pada kenyataan survey
-- dari jumlah 1 milliar perempuan
bekerja yang berada di kawasan berkembang seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin, sekitar 800 juta di antaranya saat ini tidak menggunakan layanan mobile
broadband.[1]
1,000 perempuan pekerja pengguna perangkat mobile
menjadi responden survey yang berasal dari Brazil, Cina, India, Indonesia dan
Nigeria:
92% menggunakan smartphone pada awalnya untuk
berkomunikasi dengan kerabat dan keluarga.
75% dari pengguna smartphone mengatakan tidak dapat
kembali menggunakan ponsel tanpa mobile
broadband.
66% pengguna feature
phone menyatakan ketertarikan mereka memiliki smartphone dan setengah dari
perempuan tanpa smartphone berencana untuk membeli dalam dua tahun kedepan.
80% menggunakan smartphone atau feature phone mereka untuk bekerja dan merasa bahwa ponsel
merupakan alat yang penting dalam kehidupan pekerjaan mereka.
Rata-rata pengguna feature phone bersedia membayar
hampir dua kali lipat (83% dari pengeluaran paket ponsel mereka sekarang) untuk
mendapatkan layanan data mobile broadband.
Banyak pula pengguna feature phone yang memiliki keterbatasan dalam merasakan keuntungan
mobile broadband -- 75% tidak
menggunakan internet.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan bekerja
di Indonesia sangat bergantung pada feature
phones atau smartphones untuk
keperluan pekerjaan mereka. Faktanya, hampir seluruh perempuan Indonesia (97%)
yang termasuk dalam penelitian ini menggunakan ponselnya untuk bekerja dan
menganggap pentingnya ponsel terhadap kehidupan pekerjaan mereka (91%).
Dengan memperluas akses internet di negara-negara
berkembang menjadi setara dengan akses di negara-negara maju, hal-hal berikut
bisa dicapai:
· Meningkatkan produktivitas sebanyak 25%;
- · Menghasilkan $2.2 triliun untuk PDB (dalam bidang ekonomi: produk domestik bruto (PDB) PDB adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu)[2];
- · Menciptakan lebih dari 140 juta lapangan pekerjaan baru;
- · Membawa 160 juta orang lepas dari kemiskinan.
Indonesia ternyata unggul dalam kepemilikan Tablet
(Peringkat 4 di dunia.). 23% dari pemilik smartphone di dalam studi ini
memiliki tablet – yang merupakan angka tertinggi dibandingkan negara lain. Dari
perempuan pemilik table ini, 61% menggunakan tablet, baik di rumah maupun di
tempat bekerja.[3]
Pembicara terakhir dalam acara ini -- Mbak Ainun Chomsun, Blogger dan Freelancer sebuah agency yang tak pernah lepas dari gadget yang dipegangnya. Kesuksesan Ainun Chomsun, menurutnya, semua bermula dari Twitter yang hanya bisa bercerita sebanyak 140 karakter. Ainun yang memiliki akun Twitter @pasarsapi tak pernah jauh dari laptopnya. Bahkan ketika bersama si buah hati di pangkuannya, Ainun tetap bisa aktif dengan laptopnya. Ainun Chomsun adalah Inisiator, Pendiri atau Pencetus berdirinya akademi yang dikenal dengan nama Akademi Berbagi, lebih familiar dengan sebutan: AKBER. Berawal dari keinginannya menambah ilmu pada seseorang dan disyaratkan untuk mengumpulkan 10 (sepuluh) orang. Iapun memberikan info kepada followernya, dan seperti menjentikkan ibu jari dan jari tengan, dengan mudahnya terkumpul lebih dari sepuluh orang. Kesempatan yang tidak akan datang dua kali. Langsung terbentuk sebuah kelas. Begitulah kira-kira lahirnya Akademi Berbagi, tanpa direncanakan, namun kini telah menyebar hampir di seluruh kota di Indonesia. Tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Akber dengan inisiatornya Ainum Chomsun? Bisa dilihat antara lain di link ini:
Ainun juga memberi advis agar kita berhati-hati dalam aktivitas online, seperti dalam hal memuat status di Facebook atau membuat postingan, jangan sampai nantinya menjadi bumerang. Karena walaupun status atau postingan itu ditulis dalam bahasa Indonesia, orang asing pun bisa membacanya. Teknologi kan sudah canggih, mereka bisa klik Google Translator. Nah, kalau offline kita harus menjaga kata, maka secara online kita harus menjaga tulisan, sopan, tidak menyinggung siapapun, sehingga tidak menimbulkan sesuatu yang akan menimbulkan risiko. Karena Pembuat status facebook atau postingan, kemungkinan besar meng-klik fasilitas publish for public.
Ibu Ainun Chomsun - "Hati-hati dalam menulis online" begitu pesannya. |
Kopdar sekitar 200 anggota AKBER. |
Ibu Nies, Ibu Mira, Ibu Kusmarihati, Bapak Ben Siagian, Ibu Sulikanti dan Ibu Ainun Chmsun. |
Nggak ada mobile broadbrand bisa mati gaya ya bunda :D
BalasHapusBuat EmakS yang muda and ranum mungkin bisa bikin mati gaya, tapi kalo buat Bunda? Teuteut aja gak problem, yang penting bisa berkomunikasi aja tuh. Makanya rajin ikutan GA yang hadiahnya mobile broadband, hehe.. tapi teuteut aja tergelincir terus, belum rezeki. Makasih kunjjungan Nunu el Fasa ke blog bunda.
Hapuswahhh keren bangett nih
HapusReviewnya bunda keren, dan lengkap bunda 😊
BalasHapusIrmaSenja yang berwajah ayu bermata sendu ini emang paling bisa deh. Masa sih keren? Lha wong itu cuma ngutip dari 2 brosures doank terus dipantes-pantesin, gitu, hehe..(baju keles dipantesin segala). Makasih kunjungan Irma ke blog bunda.
HapusZaman yang menuntut kita untuk menggenggam smartphone, Bunda. :)
BalasHapusIdah Ceris, iya sih, tapi smarphone bunda masih aja tetap yang jadul tuh, gak bisa ke Instagram and gak iso ikutan sosmed PATH, hiks, tapi gapopo lah yang penting bisa komunikasi sama para blogger, and jeprat jepret kalo ada pertemuan, hehe.. Makasih kunjungan Idah ke blog bunda.
HapusWah ngga nyangka Indonesia nomer 4 dalam hal kepemilikan tablet
BalasHapuswaaaah kereeen nihhh
Hapuswahhh anda siap nikah kak? kok dah hamil hamil:o
Hapuswaahhh kereen bangettt
Hapuspasti nyaaa
Hapuswahhh kereeen yaaa
Hapusmantappp..
BalasHapuskerennn..
BalasHapusnice post..
BalasHapus