Menjadi Penulis Adalah Impianku
Kalau Bunda menoleh lagi kebelakang, tentu hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, atau pun memberikan dampak yang baik untuk diri Bunda. Apa itu? Sebuah penyesalan! Ya, penyesalan yang memang selalu datang di kemudian hari. Rasa penyesalan yang Bunda tekan sedalam-dalamnya dalam jiwa, kemudian menjalani kehidupan apa adanya -- sebagai seorang pegawai biasa, bukan sebagai Penulis.
Sedikit Bunda ungkit penyesalan itu -- kenapa Bunda tidak terus menulis sejak cerpen Bunda di muat di Majalah Femina pada tahun 1978, atau cerita pendek Bunda yang di muat di Koran Berita Minggu (Mingguan jaman baheula) berjudul Rini? Kenapa sih? Kalau "iya" kan sembilan puluh persen Bunda sudah setaraf dengan Bunda Pipit Senja, hehe..*hayalantingkatdewi. Jawaban tunggal yang bisa Bunda berikan hanyalah karena penyesalan itu sudah ditimbun dengan berbagai kebahagiaan yang mengisi hati Bunda dengan hadirnya anak-anak Bunda. Keinginan untuk menjadi Penulis, sirnalah sudah. Sebagai Ibu dan Isteri yang bahagia Bunda tapaki liku-liku kehidupan dan mengisi hati Bunda dengan segala dinamika kehidupan. Tak pernah lagi terpikir untuk menjadi Penulis.
Namun, ketika pada tahun 2009 Bunda aktif di dunia maya -- berawal dari aktifitas Bunda di Formulabisnis. Tekad Bunda hanya satu ketika itu: ingin mendapatkan an extra income, tidak hanya sekedar duduk manis mendapat support dari anak-anak tercinta. Tuhan rupanya menghendaki lain. Tekad Bunda tidak mendapat jalan yang mulus. Beralihlah Bunda ke lingkungan Social Media tanpa mengharapkan penghasilan selain menyalurkan hobby yang secara tidak sadar telah Bunda pendam begitu lama. Catat, tanpa penyesalan! Hehe...
Bunda mulai rajin mengisi postingan-postingan di blog Bunda, walaupun baru berupa tulisan ringan, tapi Bunda mengusahakannya untuk berkesinambungan dalam mengisi tulisan di blog. Keterlibatan Bunda di beberapa Social Media membuat Bunda banyak berkenalan dengan teman-teman yang memiliki passion yang sama, yaitu menulis. Mereka mengundang, mengajak, membujuk Bunda untuk ikut dalam lomba atau kontes menulis. Tanpa ragu dan tanpa mengharapkan kemenangan Bunda pun mengikuti satu demi satu lomba kontes itu. Hasilnya? Sungguh mengejutkan. Sejak tahun 2010 Bunda berhasil menang dalam beberapa lomba atau kontes menulis. Kembali mencuat keinginan untuk terus menggeluti dunia menulis. Memperdalam pengetahuan tentang bagaimana menulis yang baik itu.
Sejak itu Bunda memiliki sebuah impian. Ya, impian menjadi seorang Penulis yang menghasilkan karya solo, tidak sekedar buku-buku antologi. Semakin gencar Bunda mengikuti kegiatan apa saja yang berkaitan dengan dunia kepenulisan.
Cerpen Bunda yang pertama kali diikutsertakan dalam lomba/kontes menulis dengan Gawang Berkarya. berjudul "Tiada Kata Terlambat di Mata-Mu" terpilih untuk dibukukan dalam sebuah antologi dengan judul: Di Sebuah Surau Ada Mahar Untuk-Mu yang bertemakan masjid, surau, langgar dan mushola. Cerpen Bunda dinyatakan sebagai naskah cerpen terbaik, namun buku antologinya sampai sekarang belum Bunda miliki. Mas Ady Azzumar, sebagai Koordinator sudah dihubungi, namun tidak merespon pertanyaan Bunda melalui status di facebook. (Catatan: mudah-mudahan ada diantara pembaca postingan ini yang ikut-serta dalam antologi ini, mari kita bersama-sama memesannya melalui Ady Azzumar, walaupun sudah terbengkalau selama hampir 3 tahun).
Sebagai buku antologi Bunda yang kedua "Indahnya Persahabatan", yang bernasib sama dengan buku antologi pertama -- hingga kini tak tentu rimbanya.
Dan yang paling sukses adalah buku antologi berjudul Kado Untuk Pasutri, bersama Pena Nusantara.
Berbesar hati Bunda ketika ada yang menyebutkan bahwa Bunda ini sudah menjadi Penulis -- mereka yang menulis, menorehkan tulisan-tulisan dalam blog mereka masing-masing, juga sudah memiliki predikat Penulis. Terbuka jalan bagi Bunda untuk memiliki sebuah karya solo. Yang paling bisa cepat dilaksanakan adalah dengan membukukan sebagian postingan-postingan dari blog Bunda. Ini, tentunya juga bisa dikatakan sebagai karya solo. Insya Allah, akan terbit pada bulan Maret 2015.
Dengan terbitnya karya solo pertama. Alhamdulillah, Bunda sudah mulai bisa meninggalkan warisan untuk anak/cucu/menantu Bunda, tidak berupa harta, tetapi buku yang akan menjadikannya abadi untuk dikenang sepanjang masa. Dengan memiliki moto: Menjadi Penulis Adalah Impianku, berarti Bunda harus mampu menghasilkan karya yang lebih baik dari sekedar buku antologi. Bukan berarti buku antologi itu tidak memiliki nilai. Bukan! Tidak begitu. Kesertaan kita dalam sebuah antologi, adalah berkat seleksi yang ketat oleh Para Juri untuk memilih karya-karya yang patut dimasukkan ke dalam buku antologi mereka. Memiliki antologi juga sesuatu.
Impian menjadi seorang Penulis dengan menghasilkan karya-karya solo adalah impian yang wajar, karena Bunda memiliki passion menulis. Bunda juga merasa percaya diri untuk mengirimkan kumpulan cerpen Bunda untuk di edit kepada seorang Penulis yang handal, dengan siapa Bunda pernah mengikuti lomba menulis cerpen yang diadakan oleh beliau dan, alhamdulillah, Bunda keluar sebagai Juara Pertama. Bangganya.
Mudah-mudahan saja karya solo Bunda yang kedua dan merupakan Kumpulan Cerpen ini bisa lolos dari Editor dalam waktu dekat, kemudian melaju dengan mulus ke Penerbit menyusul karya Bunda yang pertama dan, insya Allah akan terealisasi penerbitannya dalam tahun ini juga.
Dengan akan terbitnya karya solo Bunda yang pertama sekitar bulan Maret 2015, yang kini sedang dalam penggodogan di Penerbit Sixmidad, terwujud sudah impian Bunda untuk menjadi Penulis, walau mungkin disebut sebagai Penulis Amatiran, gakpapa. Bunda akan terus belajar dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Insya Allah.
Sedikit Bunda ungkit penyesalan itu -- kenapa Bunda tidak terus menulis sejak cerpen Bunda di muat di Majalah Femina pada tahun 1978, atau cerita pendek Bunda yang di muat di Koran Berita Minggu (Mingguan jaman baheula) berjudul Rini? Kenapa sih? Kalau "iya" kan sembilan puluh persen Bunda sudah setaraf dengan Bunda Pipit Senja, hehe..*hayalantingkatdewi. Jawaban tunggal yang bisa Bunda berikan hanyalah karena penyesalan itu sudah ditimbun dengan berbagai kebahagiaan yang mengisi hati Bunda dengan hadirnya anak-anak Bunda. Keinginan untuk menjadi Penulis, sirnalah sudah. Sebagai Ibu dan Isteri yang bahagia Bunda tapaki liku-liku kehidupan dan mengisi hati Bunda dengan segala dinamika kehidupan. Tak pernah lagi terpikir untuk menjadi Penulis.
Namun, ketika pada tahun 2009 Bunda aktif di dunia maya -- berawal dari aktifitas Bunda di Formulabisnis. Tekad Bunda hanya satu ketika itu: ingin mendapatkan an extra income, tidak hanya sekedar duduk manis mendapat support dari anak-anak tercinta. Tuhan rupanya menghendaki lain. Tekad Bunda tidak mendapat jalan yang mulus. Beralihlah Bunda ke lingkungan Social Media tanpa mengharapkan penghasilan selain menyalurkan hobby yang secara tidak sadar telah Bunda pendam begitu lama. Catat, tanpa penyesalan! Hehe...
Bunda mulai rajin mengisi postingan-postingan di blog Bunda, walaupun baru berupa tulisan ringan, tapi Bunda mengusahakannya untuk berkesinambungan dalam mengisi tulisan di blog. Keterlibatan Bunda di beberapa Social Media membuat Bunda banyak berkenalan dengan teman-teman yang memiliki passion yang sama, yaitu menulis. Mereka mengundang, mengajak, membujuk Bunda untuk ikut dalam lomba atau kontes menulis. Tanpa ragu dan tanpa mengharapkan kemenangan Bunda pun mengikuti satu demi satu lomba kontes itu. Hasilnya? Sungguh mengejutkan. Sejak tahun 2010 Bunda berhasil menang dalam beberapa lomba atau kontes menulis. Kembali mencuat keinginan untuk terus menggeluti dunia menulis. Memperdalam pengetahuan tentang bagaimana menulis yang baik itu.
Sejak itu Bunda memiliki sebuah impian. Ya, impian menjadi seorang Penulis yang menghasilkan karya solo, tidak sekedar buku-buku antologi. Semakin gencar Bunda mengikuti kegiatan apa saja yang berkaitan dengan dunia kepenulisan.
Foto pribadi: Ady Azzumar |
Foto dok pribadi. -- Buku antologi Bunda yang ke-2. |
Dan yang paling sukses adalah buku antologi berjudul Kado Untuk Pasutri, bersama Pena Nusantara.
Berbesar hati Bunda ketika ada yang menyebutkan bahwa Bunda ini sudah menjadi Penulis -- mereka yang menulis, menorehkan tulisan-tulisan dalam blog mereka masing-masing, juga sudah memiliki predikat Penulis. Terbuka jalan bagi Bunda untuk memiliki sebuah karya solo. Yang paling bisa cepat dilaksanakan adalah dengan membukukan sebagian postingan-postingan dari blog Bunda. Ini, tentunya juga bisa dikatakan sebagai karya solo. Insya Allah, akan terbit pada bulan Maret 2015.
Dengan terbitnya karya solo pertama. Alhamdulillah, Bunda sudah mulai bisa meninggalkan warisan untuk anak/cucu/menantu Bunda, tidak berupa harta, tetapi buku yang akan menjadikannya abadi untuk dikenang sepanjang masa. Dengan memiliki moto: Menjadi Penulis Adalah Impianku, berarti Bunda harus mampu menghasilkan karya yang lebih baik dari sekedar buku antologi. Bukan berarti buku antologi itu tidak memiliki nilai. Bukan! Tidak begitu. Kesertaan kita dalam sebuah antologi, adalah berkat seleksi yang ketat oleh Para Juri untuk memilih karya-karya yang patut dimasukkan ke dalam buku antologi mereka. Memiliki antologi juga sesuatu.
Who Am I, Lord Series #2 dan 4, antologiku bersama Bang Wahidin Sinaga (NulisBuku.com) |
Mudah-mudahan saja karya solo Bunda yang kedua dan merupakan Kumpulan Cerpen ini bisa lolos dari Editor dalam waktu dekat, kemudian melaju dengan mulus ke Penerbit menyusul karya Bunda yang pertama dan, insya Allah akan terealisasi penerbitannya dalam tahun ini juga.
Dengan akan terbitnya karya solo Bunda yang pertama sekitar bulan Maret 2015, yang kini sedang dalam penggodogan di Penerbit Sixmidad, terwujud sudah impian Bunda untuk menjadi Penulis, walau mungkin disebut sebagai Penulis Amatiran, gakpapa. Bunda akan terus belajar dan berusaha menjadi lebih baik lagi. Insya Allah.
Postingan ini diikutsertakan dalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu"
Nah, Alhamdulillah sudah terwujud kan BUn impiannya. Mari menulis dan menulis hehe
BalasHapusKalau untuk Bunda, yuk mari terus belajar menulis. Makasih, kunjungan As ke blog Bunda.
HapusImpian kita sama ya Mbak
BalasHapusSemoga sukses dalam berbagi ilmu dan pengalaman yang bermafaat sehingga bernilai ibadah
Salam hangat dari Surabaya
Aamiin, Pakde Cholik. Pengen kayak Pakde yang produktif nih, tapi ide gak muncul-muncul, hehe...walau pating sliwer, blom bisa nangkepnya. Makasih udah nili-i Bunda.
HapusBunda keren ��
BalasHapusMakasih pujiannya. Ajarin Bunda donk nulis Cerita Anak. Makasih juga kunjungan Renny ke blog Bunda.
HapusSemoga segera terbit buku solonya ya bunda
BalasHapustizaraaa...makasih kunjungannya. Ya, walaupun hanya dari sebagian kumpulan postingan, tapi ya, karya solo juga, kan?
HapusImpian Bunda sekarang sudah tercapai kok Bun :)
BalasHapusBunda sangat menginspirasi banyak Blogger, beneran lho Bun....
Hehehe...ada kunjungan dari Cikgu Ani yang keren. Alhamdulillah kalau memang begitu, tapi impian untuk punya buku "karya solo" belum tuh... Makasih kunjungan Cikgu Ani ke blog Bunda.
Hapuswah bun impiannya terwujud..kereen
BalasHapusInsya Allah, Khalida, dalam waktu dekat akan terwujud dengan izin Allah. Makasih kunjungan Khalida ke blog Bunda.
HapusJadi dua buku solo sekaligus di tahun ini bun? waaah alhamdulillah yaah bundaa, impiannya terwujud :))
BalasHapusInsya Allah ada tiga, kalau keuangan mengizinkan, hehe...soalnya kan yang dicecer yang Indie aja-lah. Belum berani ke Mayor. Makasih kunjungan Ranii, my dear, ke blog Bunda.
HapusBunda Yati pokoknya super keren deh..salut ama bunda :)
BalasHapusAduhdududuu...mujinya jangan ketinggian atuh, ntar kalo Bunda terlempar, gimana? Makasih untuk pujiannya yang pake super itu dan terima kasih juga untuk kunjungan Dwiex'z ke Blog Bunda.
HapusSudah tidak sabar nunggu Maret 2015 untuk membaca buku Bunda yang diterbitkan oleh Sixmidad. Semoga kumpulan cerpennya juga sukses nggih, Bund.
BalasHapusAamiin....
Hehe..Kang Azzet, jadi malu nih, lha wong itu cuman kumpulan curhat berupa postingan di blog, koq. Aamiin. Makasih kunjung Kang Azzet ke blog Bunda, nggih.
HapusBunda sih emang top, jagoan nulis.
BalasHapusLidya emang paling bisa muji si Bunda. Mudah-mudahan bener bisa jadi "jagoan" nulis, ya, biar punya karya solo berupa novel. Makasih kunjungan Lidya.
Hapusaku punya buku bunda yang judulnya: Kado untuk Pasutri. Semoga tetap semangat buat nulis ya Bunda.. dari yang amatir akanmenjadi yang pro :)
BalasHapusDua jempol utk Bunda yg trs semangat meraih cita2 yg tertunda. Salut!
BalasHapusWahhh..seneng ya, mudah2an ketularan semangatnya :)
BalasHapusSelamat Bunda untuk karyanya, ditunggu ya. Kabar-kabari klo sudah terbit ya. Insyaallah saya mau untuk tanda mata dan tanda ingat heheh
BalasHapusMantab kali Bunda ni, produktif abis, saya yang muda jadi malu, keep fighting bunda, semoga sukses selalu ya. terimakasih atas partisipasinya, salma hangat dari bogor
BalasHapussemangat menulis bundaaaa..
BalasHapusaku tunggu postingan kece lainnya yaa :)
makasih bos infonya dan semoga bermanfaat
BalasHapusterimakasih gan tentang infonya dan salam sukses
BalasHapusmantap mas infonya dan salam kenal
BalasHapusmakasih bos infonya dan semoga bermanfaat
BalasHapus