Kado Ulang Tahun

Pergeseran waktu yang tak bisa dihentikan membawaku pada usia 76 tahun, Jum'at 10 Juli 2015. Sebuah anugerah dari Allah Swt telah dilimpahkan kepadaku. Dalam usia dengan bonus yang luar biasa ini aku masih diberiNya ingatan yang jernih. Stamina yang boleh dikatakan baik. Masih mampu beraktivitas dan menghasilkan kreativitas yang bisa membuat diriku bangga. Kebanggaan diri yang memang seharusnya dimiliki oleh setiap individu. Kalau tidak kita sendiri yang bisa merasakan puas dan bangga pada diri, siapa lagi? Perasaan seperti ini seharusnya dimiliki oleh setiap insan ciptaanNya. Perasaan yang mampu melahirkan sebuah semangat untuk melakukan apa saja dengan niat baik dan tujuan yang memberikan nilai positip pada diri. Yuk, lanjut kita bahas tentang judul postingan ini: Kado Ulang Tahun.


 Apakah sebuah kado ulang tahun diharapkan pada hari istimewa yang selalu menyapa kita setiap tahun? Jujur saja, pasti setiap umatNya mengharapkan kado. Jangan munafiklah, ya, hehe... Tapi, nanti dulu, kado itu tidak harus berupa sebuah barang lho, sebuah ucapan, satu patah kata melalui telpon genggam, atau sebaris kata di status atau wall fesbuk, misalnya, juga merupakan sebuah kado ulang tahun yang mampu menimbulkan sesungging senyum di bibir si penerima. Seperti malam itu, sekitar pukul satu dinihari bibirku menyungging seulas senyum ketika membaca sebuah ucapan selamat ulang tahun yang pertama dari rekan blogger yang manis Dewi Sulistiawaty. Hehe... biasanya pada jam 24.00 setiap hari ulang tahunku, anakku yang pertama kali mengucapkannya. "Yeayy...anakku tahun ini kalah sama blogger, teman Mama," bisikku dalam hati. Memang sih gak ada taruhan-taruhan, tapi seneng aja bikin anak-anak kheki, wkwkwk... 

Setelah Dewi, bertaburanlah inbox dan wall efbi-ku dengan ucapan-ucapan selamat ulang tahun dari keponakan, adik-adik, rekan-rekan tercinta yang tidak bisa kusebutkan satu persatu. Indahnya pertemanan. Eratnya persaudaraan. Hangatnya persahabatan, walaupun banyak di antara mereka yang belum pernah bertatap muka. Kado dari teman-teman ini juga yang membuat aku tambah semangat untuk eksis di "dumay" -- hehe..aku pake istilahnya Pakde Cholik nih untuk istilah dunia maya, yang memberikan kado kedua untukku. Terima kasih, Pakde, terima kasih semua untuk kado di ulang tahunku, Jum'at, 10 Juli 2015.

Pagi hari, sepuluh Juli, permata hati 'bontot'ku mengajak jalan-jalan ke PIM2 setelah memberikan  surprise di rumahnya berupa beberapa bingkisan kado. Aku dan si bontot memang memiliki hobi yang sama yaitu melakukan window shopping. Kebetulan di bulan puasa ini kami anggap "ngabuburit"

Seperti biasa kalau kami berjalan, pasti aku digandengnya erat, padahal aku masih merasa kuat untuk berjalan sendiri. "Ini kan hari istimewa buat Mama. Jadi Mama harus pilih lagi baju yang mama suka," katanya. Kini dia menyandarkan kepalanya dibahuku, sambil berjalan. Dengan sengaja aku ingin mengejutkan anakku karena melihat sesuatu yang di luar dugaanku.

"Wah! Putus deh Mama sama dia, putuuus..." seruku sambil berhenti dan berdiri tegak membusungkan dada, melihat kearah anakku yang ter-heran-heran.

"Ada apa sih, Ma?"
"Itu, liat tuh!" aku hanya memberi isyarat dengan kepalaku bergaya seolah menunjuk ke arah objek yang aku maksud.

Ketika dia tahu apa yang aku maksud, pecahlah derai tawa kami. Begitu happy, begitu renyah, sampai airmata menggenang di sudut-sudut mataku. (pasti di sudut mata anakku juga, hehe...)

Sekitar sepuluh meter di depan kami berjalan sesosok tubuh ringkih, bungkuk, rambut putih, dengan tongkat di tangan kiri dan tangan kanan menggenggam handphone, sibuk berbicara. Dia sendirian lho, tanpa pendamping. Swear! Aku tahu karena aku kemudian masuk ke Bank BCA dan duduk menunggu anakku berdiri di antrian. Aku masih melihatnya berjalan tertatih-tatih, masih dengan telepon genggamya. Masih sendirian. Jadi, ya, dia memang sendirian di Mall itu. Amboooi, hebatnya orang tua itu, yang pasti umurnya jauh lebih tua dariku. Koq tau? Ya, taulah, karena kemerut di wajahnya jauh lebih banyak dariku, postur tubuhnya pun tidak segagah aku #bangga.

Setelah mencari kado ulang tahun (tambahan) kami pun pulang. Di dalam taksi aku katakan kepada anakku.

"Makanya, Mama kan masih lebih gagah tuh dibandingkan si Oma yang kita liat tadi. Jadi jangan  larang-larang Mama kalo kemana-mana sendiri. Masih bisa, koq!" Si bontot cuma tersenyum.

Catatan Ultah 10 Juli 2015 (Jum'at)

Komentar

  1. Selamat ulang tahun ... terus sehat, panjang umur dan penuh berkah dari Allah Amien

    BalasHapus
  2. selamat ulang tahun, bunda.
    semoga dilimpahi kebarokahan & rezeki, juga kesehatan :))

    BalasHapus
  3. Hihihi, anak kalah cepat, ya.
    Bunda, selamat ulang tahun, yaaa!
    Semoga sehat dan bahagia selalu. ;)

    BalasHapus
  4. happy milad bunda...semoga selalu sehat dan bahagia selalu bersama keluarga tercinta...

    BalasHapus
  5. Wah... aku telat ucapinnya. Happy Milad Bunda, semoga Allah selalu karuniakan keberkahan buat bunda. Tetap jadi inspirasi bagi kami..

    BalasHapus
  6. Selamat Milad ya Bun, semoga allah selalu memberikan kesehatan dan terutama iman islamnya. Maaf ya Bun telat, baru mampir lagi sih ^^

    BalasHapus
  7. Selalu salut lihat Bunda Yati ini. Usianya bahkan lebih tua setahun dari Papaku, tapi semangatnya luar biasa. *menjura*

    BalasHapus
  8. Selamat ulang tahun ya bunda, wah banyak hadiah dari keluarga tercinta ya

    BalasHapus
  9. happy happy birthday bundaaa..banyak kado istimewaaa :)

    BalasHapus
  10. walau telat 5 hari, gpp ya bun... met milad happy bithday bun
    kali aja ada yang cocok buat kado ultah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu