Sansevieria-ku Tetap Terawat
Malam ini pikiranku buntu, tak ada ide yang mampir dalam benak. Aku tetap berpikir apa yang akan aku tulis. Mengingat opini dari seorang Blogger Kondang, Pakde Abdul Cholik, yang pernah bilang bahwa ide itu berseliweran dimana-mana. Tinggal kita aja tuh yang harus pandai-pandai menangkapnya. Tapi sampai jam segini, setelah listrik hidup sejak jam 15.00 tadi sore, tetap saja ide apapun belum muncul. Aku kan sedang di rumah, tidak dalam perjalanan, masa sih harus OMPONG susunan postingan untuk memenuhi Tantangan Ngeblog 20 hari. Aduuuh, apa ya yang akan aku tulis, hiks, hiks.
Tiba-tiba aku teringat akan pot-pot tanamanku di rumah Pamulang yang sudah hampir 8 (delapan) hari tidak pernah aku tengok. Biasanya aku menengok rumahku satu sampai tiga kali dalam seminggu -- khusus untuk menyiram tanamanku dalam pot-pot yang berderet di lantai dua rumahkua agar Sansevieria-ku tetap terawat.
Aku merasa beruntung, sebulan yang lalu seseorang menawarkan jasanya untuk merawat rumah (bersih-bersih) dan menyiram pot-pot kesayanganku ketika aku tidak ada. Gayungpun bersambut. Aku kenal baik dengan tetangga yang menawarkan jasa untuk merawat rumahku. Alhamdulillah, aku jadi tenang -- tidak perlu 3 kali dalam seminggu menengok rumahku. Kunci ekstra aku berikan kepadanya. Ikhlas dan keraguan -- demi Sansevieria-ku tetap terawat.
Hari Jum'at minggu yang lalu sebelum ke Majalengka aku mampir menengok rumahku sebelum nyekar ke makam anakku. Aku menyerahkan kunci rumah kepadanya, sehingga dengan kebaikannya beliau bersedia pula membersihkan rumahku, kecuali kamar -- atas permintaannya -- agar dikunci saja. Tapi aku tetap bersikukuh memintanya untuk juga membersihkan dua buah kamar di rumah mungilku itu.
Tadi pagi ketika aku ke Gerai Telkom di Serpong untuk melaporkan kehilangan handphone -- juga meminta Telkom untuk mengganti kartu dengan nomor yang sama -- Service yang memuaskan dari Ghra Telkom kuterima dan dapatlah aku kartu baru dengan nomor SIM Card yang hilang. Nomor kartu lama otomatis "mati".
Menunggu datangnya handphone baru, aku tetap harus membeli pulsa ke Counter Pulsa agar kartu baru yang aku miliki tidak mati. Oops, maaf aku jadi ngelantur... Tapi ngelanturku ada hubungannya dengan isi postinganku. Karena mungkin kalau aku tidak ke Ghra Telkom, aku belum akan mampir menengok rumahku di Pamulang, khususnya Sanseviera-ku. Kenapa? Karena sepulangnya dari Ghra Telkom, Serpong, melewati jalan ke Pamulang, tak ayal lagi aku putuskam untuk mampir dan menengok rumahku.
Alhamdulillah, tanaman dalam pot-pot tetap subur dan rumahku bersih. Kawat-kawat nyamuk bersih. Begitu pula meja, kursi, lantai, tangga ke atas -- bersih semua. Aku puas menerima kebaikan tetanggaku itu. Walaupun dia tidak menyebutkan imbalan, aku tetap memberinya tanda terima kasih dan aku anggap sebagai sedekah. Pemberian yang tidak seberapa itu membuatnya menyusun kedua telapak tangan di dadanya, sambil berucap: "Alhamdulillah, terima kasih, Ibu, koq repot-repot," katanya dengan senyumnya yang ikhlas.
Dengan adanya bantuan dari tetangga yang baik hati ini, aku jadi lega. Hari Sabtu ini aku mulai mengajar lagi, leganya hati karena rumahku bersih. Allah menyayangi aku, diberinya aku jalan keluar untuk kerepotan mondar mandir Ciputat-Pamulang dengan munculnya seorang yang sama sekali tidak aku duga mau menjalankan tugas bersih-bersih rumah.
Tiba-tiba aku teringat akan pot-pot tanamanku di rumah Pamulang yang sudah hampir 8 (delapan) hari tidak pernah aku tengok. Biasanya aku menengok rumahku satu sampai tiga kali dalam seminggu -- khusus untuk menyiram tanamanku dalam pot-pot yang berderet di lantai dua rumahkua agar Sansevieria-ku tetap terawat.
Aku merasa beruntung, sebulan yang lalu seseorang menawarkan jasanya untuk merawat rumah (bersih-bersih) dan menyiram pot-pot kesayanganku ketika aku tidak ada. Gayungpun bersambut. Aku kenal baik dengan tetangga yang menawarkan jasa untuk merawat rumahku. Alhamdulillah, aku jadi tenang -- tidak perlu 3 kali dalam seminggu menengok rumahku. Kunci ekstra aku berikan kepadanya. Ikhlas dan keraguan -- demi Sansevieria-ku tetap terawat.
Hari Jum'at minggu yang lalu sebelum ke Majalengka aku mampir menengok rumahku sebelum nyekar ke makam anakku. Aku menyerahkan kunci rumah kepadanya, sehingga dengan kebaikannya beliau bersedia pula membersihkan rumahku, kecuali kamar -- atas permintaannya -- agar dikunci saja. Tapi aku tetap bersikukuh memintanya untuk juga membersihkan dua buah kamar di rumah mungilku itu.
Tadi pagi ketika aku ke Gerai Telkom di Serpong untuk melaporkan kehilangan handphone -- juga meminta Telkom untuk mengganti kartu dengan nomor yang sama -- Service yang memuaskan dari Ghra Telkom kuterima dan dapatlah aku kartu baru dengan nomor SIM Card yang hilang. Nomor kartu lama otomatis "mati".
Menunggu datangnya handphone baru, aku tetap harus membeli pulsa ke Counter Pulsa agar kartu baru yang aku miliki tidak mati. Oops, maaf aku jadi ngelantur... Tapi ngelanturku ada hubungannya dengan isi postinganku. Karena mungkin kalau aku tidak ke Ghra Telkom, aku belum akan mampir menengok rumahku di Pamulang, khususnya Sanseviera-ku. Kenapa? Karena sepulangnya dari Ghra Telkom, Serpong, melewati jalan ke Pamulang, tak ayal lagi aku putuskam untuk mampir dan menengok rumahku.
Alhamdulillah, tanaman dalam pot-pot tetap subur dan rumahku bersih. Kawat-kawat nyamuk bersih. Begitu pula meja, kursi, lantai, tangga ke atas -- bersih semua. Aku puas menerima kebaikan tetanggaku itu. Walaupun dia tidak menyebutkan imbalan, aku tetap memberinya tanda terima kasih dan aku anggap sebagai sedekah. Pemberian yang tidak seberapa itu membuatnya menyusun kedua telapak tangan di dadanya, sambil berucap: "Alhamdulillah, terima kasih, Ibu, koq repot-repot," katanya dengan senyumnya yang ikhlas.
Dengan adanya bantuan dari tetangga yang baik hati ini, aku jadi lega. Hari Sabtu ini aku mulai mengajar lagi, leganya hati karena rumahku bersih. Allah menyayangi aku, diberinya aku jalan keluar untuk kerepotan mondar mandir Ciputat-Pamulang dengan munculnya seorang yang sama sekali tidak aku duga mau menjalankan tugas bersih-bersih rumah.
wah si lidah mertuanya tetap subur ya dan banyak manfaatnya tuh tanaman
BalasHapusBetul sekali, Tira, utamanya untuk mengusir bau tak sedap dalam ruangan. Dan emang tokcer lho. Salam kenal dari Bunda, ya. Btw, betul kan yang Bunda klik di FB itu Hastira Soekardi? Makasih kunjungan Tira ke blog Bunda.
Hapusaku suka sekali bertanam bund...dirumah banyak sekali pot2 yg kadang lupa aku siram juga..hahaha
BalasHapusDwi, aduuuh, sedih tuh pot-potnya. Kan katanya tanaman itu harus juga kita ajak berdialog, tanaman pun memiliki nyawa, hehe... Sekali-sekali-lah disayang tuh pot-potnya. Makasih kunjungan Dwi ke blog Bunda.
Hapusberuntung banget, tetangganya baik banget bunda...
BalasHapusAlhamdulillah, mungkin karena Bunda juga baik kali, ya? #Ge-eRbangetsihsibunda. Makasih kunjungan fitri anita ke blog Bunda.
Hapus