Sepatu Lama Jangan Dibuang

Source: developingsuperleaders.wordpress.com
Setiap kita atau siapa saja yang membeli sesuatu yang baru, baik itu berupa baju, sepatu, atau apalah, pokoknya membeli yang baru, intinya begitu, apakah yang lama akan segera kita buang? Tentu saja tidak. Apalagi dengan sebuah persahabatan. Mendapat teman baru bukan berarti kita harus membuang teman lama, kan? Ya! Sepatu Lama Jangan Dibuang. Sebuah istilah yang populer sejak aku masih kanak-kanak. Begitu juga tentang sebuah catatan di blog milikku yangakan mengalami nasib buruknya. Blog itu akan aku hapus, tapi postingan harus aku selamatkan. Kasian banget sih, karena si empunya blog terlalu sibuk dengan kegiatan MC-nya a.k.a. Momong Cucu. Jelas, tak terawatlah blog yang jumlahnya lebih dari satu itu.  Biasalah, berawal dari tahun 2009 sebagai pemilik blog Pemula, maunya kan sok-sok-an nambah blog 'mulu' itung-itung buat praktek "create your blog." #gaya


Tapi ternyata, setelah semakin "rada" pinteran nge-blog #gakpapakanngakupinter wkwkwkk... hal itu tidak perlu dilakukan. Cukup dengan satu dua blog saja sudah cukup, asalkan memiliki kesinambungan mengisinya dan membuat konten yang semakin lama semakin memperlihatkan kemajuan bobot isi atau konten tadi.

Walaupun blognya akan aku hapus, tentu saja aku tidak ingin hasil curahan otakku di sana ikut terhanyut pula. Paling tidak, biarlah blognya saja yang akan tenggelam, tapi postingan yang memang baru berjumlah 3 artikel itu akan aku selamatkan. Caranya? Sebelum aku men-delete blog. aku kirim tim regu penyelamat hehe... karena ada yang berteriak dari dalam otakku Sepatu Lama Jangan Dibuang... Kemudian secara manual aku copas dan aku simpan di Flashdisk. Dengan begitu aku tetap bisa menikmati tulisanku setelah aku beri sedikit bumbu di sana sini supaya kelihatan postingan baru, hehehe... #bukantipuan. Ini dia:

Pada saat kita sedang galau apakah Anda juga pernah merasakan ada sesuatu yang ingin diluncurkan ke permukaan, sebuah tanya : "What  Am I Missing?"  -- Aku merasa diri ini koq begini ya, koq begitu ya, tidak nyaman. Seakan ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang kurang, dan lain sebagainya.

Nah! Disaat itulah kita harus segera bangkit. Bersedia dan berjanji 'tuk merubah diri secara total menghadapi segala sesuatu yang tidak kita senangi. Bahkan untuk segala yang tidak kita miliki. Kita harus bangkit untuk menumbuhkan semangat baru. Seperti layaknya sebutir biji kacang yang berubah menjadi kecambah -- menggeliat penuh semangat dan kekuatan.

Kita harus berani menghadapi sebuah kenyataan. Hilangkan semua perasaan gelisah, ketidak- percayaan diri. Lihatlah ke sekeliling kita, yakinlah, selalu saja ada hal-hal yang terjadi di luar kendali, lepas dari dugaan,  jauh dari jangkauan pikiran kita. Ya, sebuah mu'jizat yang diturunkan oleh Allah yang akan dicurahkannya kepada kita, berkat ketidak-putus-asaan kita. Karena sebuah keyakinan yang kita tanamkan dalam diri: kita pasti bisa! Jangan menentukan sebuah target. Ikuti saja kata hati. Lakukan yang terbaik yang mampu dikerjakan. Yakin akan kebesaran Allah yang selalu memberikan jalan kepada umatNya yang tidak pernah putus dalam berusaha dan berdo'a.
 
Bersiaplah untuk menjadi manusia baru dengan sepenuh tekad. Karena hanya kita sendiri yang tahu dimana kekurangan diri. Jadi, Sepatu Lama Jangan Dibuang. Itu hanya sebuah perumpaan kuno. Kita tentu tahu jawabannya, yang lama akan menjadi obor untuk mengerjakan sesuatu yang baru. Dari postingan inilah aku berpegang -- segala bentuk kegalauan harus dilibas, dicari jalan keluarnya, ditemukan solusinya,

Allah akan selalu bersama umatNya yang mau merubah hari ini menjadi lebih baik dari kemarin bersama kebaikan dan kegigihan yang dimilikinya. Aamiin.

Tanpa sepatu lama yang notabene adalah posinganku yang lama , 7 Desember 2009, pastinya hari ini blog ini tidak akan terisi dengan sebuah postingan baru. Surprise juga karena tanggal 25 Agustus 2015, Mei Wulandari mengunjungi blog ini dan memberikan komentarnya. Bayangkan, setelah 6 tahun baru ada satu orang yang mengunjungi blog ini. #ketawatertahanaja #makasihMeiWuladari.




Komentar

  1. sepatu lama jangan dibuang..mana tau bisa diwariskan ..he2,

    ya udah..bund..aku koment..disini ya.. hahahah

    BalasHapus
  2. Betul. Ide yang sudah tertulis, sayang gak disimpan
    Salam kenal bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Slm kenal balik, rasanya kita udah temenan deh. Let me check. Bertul sekali,sayang2 dibuang sayang.

      Hapus
    2. sudah bunda... Saya kagum sama bunda. Semoga saya juga kelak tetap menulis ketika umur semakin dewasa...
      :)

      Hapus
  3. Hai bundaaa.. Betuul, dibuang sayaaang.. Lebig baik dipakai lagi atau diwatiskan ;).. Semangaaat terus ya buuundaaa 😘😍😇

    BalasHapus
  4. Seneng liat nm indah di sini. Mksh udah mampir. Smg tetap menjadi wanita yg tegar dan tangguh.

    BalasHapus
  5. Hihi bisa aja ni bunda istilahnya
    Klo sepatu 'blog' lama aku sda berapa yach yg ga kmantain...kyknya buanyak hihihii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah,kl tau ada temennya yg pny "Sepatu" blog, hehe... gak bunca delete deh. Mksh kunjungan Gustianita ke blog bunda.

      Hapus
  6. hiks, asa dapet nasehat main ke sini, pas banget lagi galau T.T
    Makasiiii bundaa postingannya, ngademin bangeettt..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rani, alhamdulillah atuh kl bs ngademin yg lg galau. Mksh kunjungan Rani ke blog bunda.

      Hapus
  7. Bunda apa kabaaar? penrah ketemu BUnda waktu di Flavor Bliss, iich keren sekali semangatnya. Iya setuju, sepatu lama jangan dibuang, sayang. Kalau masih bagus ada manfaatnya untuk diberikan kepada oranglain

    BalasHapus
  8. sepatu lamanya buat aku aja biar manfaat

    BalasHapus
  9. Setuju bunda, tapi kalau riwayat keturunan ku, kalau barang lam jadi turun temurun, dan akhirnya semua jadi milik si bungsu tapi bekas Hheheheh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu