7 Manfaat Pelukan Versiku

Sumber gbr.photobucket.com
Belum lama ini aku menyaksikan dari layar televisi sebuah tayangan tentang manfaat pelukan. Ternyata betul juga, hal yang selama ini selalu aku lakukan ketika anak-anakku masih kecil, hingga dewasa. Bahkan ketika mereka sudah berkeluarga sekali pun, pelukan itu tetap aku berikan. Bagiku sudah merupakan satu kebiasaan. Rasanya ada yang kurang kalau cipika-cipiki tanpa memberikan pagutan yang erat. Pekatnya pelukan ini bisa memberikan sebuah energi yang tak kalah pentingnya dengan minum vitamin. Rasa segar, sehat, baik bagi yang memeluk atau pun yang dipeluk.



Setelah googling, ternyata banyak artikel yang memuat tentang betapa banyak manfaat pelukan itu. Tapi di postinganku ini, aku akan menuliskan manfaat pelukan versiku. Memikirkan hal-hal yang manis ini, pikiranku begitu saja menerawang ke masa-masa yang pernah membuat aku sangat bahagia:

  1. ketika aku masih lajang
  2. setelah menikah
  3. saat kehilangan jabang bayi karena keguguran
  4. waktu aku memiliki anak setelah melakukan terapi
  5. ketika aku tahu kehamilan menyapa diri lagi 
  6. saat aku selesai ber-KB dan melihat  anak-anak tumbuh sehat dan segar.
  7. melihat anak-anakku menjadi ciptaanNya yang percaya diri
dan banyak lagi kenangan yang melesat begitu saja ketika aku memikirkan sebuah ide tentang manfaat pelukan ini. Yuk, monggo ikuti jabaran versiku:

Sumber gbr:live.viva.co.ic
(1) Ketika aku masih lajang 
Pelukan yang membuat aku bahagia dan sangat membakar semangatku ketika aku dipeluk oleh calon suamiku dan sekaligus membisikkan kata-kata yang teramat manis: "Aku akan melamarmu."  Ya, Allah, bagaimana dia tahu bahwa aku memang sedang mengharapkan ucapan itu. Kenapa? Karena ayahku yang sedang sakit parah memintaku untuk segera menikah. Saat itu pacar pun aku tak punya. Hubungan panjang 7 tahun dengan seorang yang disebut pacar, kandas -- karena dia pergi tanpa pesan, hiks. hiks. untuk memenuhi permintaan orang-tuanya "nikah gantung" dengan saudara sepupunya. #hehecurhat...

Melalui pelukan calon suami dan calon ayah anak-anakku kelak, ternyata membuat hatiku bergejolak penuh bahagia. Rasanya tak ada lagi yang lebih penting aku lakukan selain mengajaknya menghadap ayahku yang sedang sakit parah. Sekali lagi aku merasakan pelukan eratnya dan desah suaranya yang meyakinkan: "Aku akan menjadi Imammu yang baik."  Alhamdulillah, apa yang diucapkankannya menjadi kenyataan. Allah menganugerahkan lima orang anak dari benih kasih sayang kami.

(2) Setelah menikah
Tentu saja pelukan terhangat aku berikan kepada ayahku yang tergolek lemah. Kami menikah di sisi ranjang, tempat beliau berbaring tiada daya. Hanya pancaran matanya saja yang berbinar menandakan bahagia. Keinginan beliau melihat aku memiliki pendamping dalam hidup telah terlaksana. .

Kupeluk erat tubuh ringkih ayah.  Serasa sulit melepaskannya. Airmataku tumpah. Kucium pipinya yang kisut. Mata itu berbinar. Ya Allah, pelukanku ternyata membekas pada diri ayahku yang semula lunglai, kini mampu mengangkat lengannya untuk mengusap pipiku. Allah Mahabesar dan Mahapenyayang. 

Pernikahan tanpa resepsi pun terlaksana pada tanggal 3 Mei 1967. Hanya dihadiri beberapa  kawan akrabku dari kantor. Ibu tiriku yang merawatku sejak usia 7 tahun hanya membuatkan nasi kuning dan "bekakak ayam," patut disyukuri dan berkah mengalir buat yang hadir pada saat itu.
Foto setelah menikah tanpa ortu yang mendampingi (dokpri 1967)
Tiga hari setelah pernikahanku ayahku menghembuskan napas terakhirnya dengan rona wajah yang puas dan bahagia., 7 Mei 1967. Lagi, manfaat pelukan erat seorang suami menguatkan imanku untuk tidak meraung menangisi kepergian ayahku. Aamiin ya, Rabb.

(3) Saat kehilangan jabang bayi karena keguguran 
Tak seorang pun yang bisa disalahkan. Allah memberi anugerah kehamilan pada usia pernikahan kami yang belum cukup setahun. Namun menurut pemeriksaan Dokter Kandungan, tidak ada tanda-tanda kehamilan di tubuhku. Aneh! Setiap bulan aku periksa kehamilan tetap saja aku dinyatakan tidak hamil. Setelah enam bulan jabang bayi itu keluar tanpa bisa ditahan. 

Hancurnya hati ini... Dambaan menjadi seorang ibu rupanya belum dikabulkan olehNya.  Kembali pelukan itu menabahkan imanku untuk tidak ber-larut-larut dalam kekecewaan. Pelukan seorang Imam di Rumah Tanggaku yang begitu lekat membuat hatiku merasa aman dan terlindung.

(4) Waktu aku memiliki anak setelah melakukan terapi
Aku kembali ke Dokter Kandungan yang dengan penuh penyesalan menyatakan ada kelainan pada kandunganku. Pandangan Dokter Kandungan seolah memantulkan penyesalan yang tak terkira. Sorot mata itu terasa seperti sebuah pelukan penuh penyesalan, erat memagut ragaku. Aku mengerti ini bukan kesalahannya. Allah belum mengizinkanku memiliki momongan. Tapi beliau seperti ingin mengatakan: "Jangan khawatir, kau akan aku berikan perawatan istimewa. Aku akan menebus kesalahanku." 

Sikap Dokter Kandungan yang santun, sabar serta nasihatnya yang positip, meyakinkanku untuk melakukan setiap terapi yang harus aku jalani.  Tak peduli jarak jauh yang mesti aku jelang. Bayangkan ketika itu aku tinggal di Jalan Gandaria, Kebayoranbaru. Sedangkan terapi yang mesti kujalani di RS St. Carolus, Jl. Salemba Raya, Jakarta Pusat.  Tidak pula memiliki kendaraan sendiri. Naik turun kendaraan umum pun aku tak ragu melakukannya. Setiap kali aku cemas, pelukan erat di pundakku selalu saja membuat aku tenang dan nyaman.

(5) Ketika aku tahu kehamilan menyapa diri lagi 
Inilah pelukan yang paling membuat berbagai semangat bermunculan saling berkejaran dalam benak. Berkat perawatan yang teliti dan  istimewa dari Dokter Kandungan, aku dinyatakan positip hamil. Alhamdulillah. Pasti readers bisa juga merasakan kebahagiaanku ini. Iya, kan? Kita para calon ibu mendengar berita positip tentang kehamilan tentu merupakan sebuah berita yang luar biasa.  Tak peduli di depan dokter, Sang Imam-ku memeluk erat tubuhku dengan penuh rasa syukur. Serasa gemeretak tulangku dibuatnya. Hhhmm...Bahagianya.

Sejak itu beliaulah yang terus memantau kehamilanku, hingga usia kandungan mendekati hari H. Dokter Kandungan yang merawatku memang luar biasa tanggung-jawabnya. Bayangkan, beliau menungguku semalaman ketika aku dirawat di Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Beliau pun berpesan kepada para perawat agar aku diberi perhatian khusus. Aku dianjurkan untuk melakukan banyak jalan-jalan diseputar kelas tempatku dirawat. Namun, tanpa bisa dihindarkan air ketubanku pecah sebelum waktunya. Akupun dipapah ke tempat tidur pasien.

Dokter memberiku suntikan untuk menimbulkan kontraksi. Sebelumnya disarankan untuk operasi Caesar. Suamiku menyerahkannya padaku. Aku tolak dalam rintihan kesakitan. Aku menginginkan kelahiran normal untuk anakku. Alhamdulillah, seorang bayi laki-laki dengan panjang 53 cm dan berat 2.8 kg. pun lahir tanpa operasi dan jeritan tangisnya melengking,menghirup udara segarNya menyebabkan hilang segala rasa sakit yang ada. 

(6) Saat aku selesai ber-KB dan melihat  anak-anak tumbuh sehat dan segar.
Pada setiap kelahiran Sang Imam selalu memberi hadiah berupa pelukan. Tentu saja tak pernah lupa membacakan ayat suci (mendengungkan adzan) di kedua belah telinga buah hati kami. Bahagianya aku, serasa menjadi wanita tercantik sejagat yang telah terpilih dari sekian juta wanita untuk melahirkan anak-anaknya, buah kasih sayang kami.

Setelah kelahiran itu disusul dengan kelahiran berikut yang hanya berjarak 11 bulan. Hadeuh, hadeuh... kalau setelah ini aku gak ngikutin program KB, pastilah anakku akan lahir setiap 11 bulan. Lalu? Jadilah pembentukan tim kesebelasan sepak bola, hahaha...bahagianya. Tapi juga repotnya...

Alhamdulillah , anakku empat orang saja, seorang lelaki  dan tiga orang perempuan. Betapa kebahagiaan menerpa melihat anak-anak tumbuh sehat dan segar.

(7) Melihat anak-anakku menjadi ciptaanNya yang percaya diri 
Menurut apa yang aku tonton dari televisi tentang manfaat pelukan, atau pun berkat aku googling sekedar untuk membaca-baca saja, aku temukan bahwa yang paling baik untuk kesehatan adalah pelukan yang diberikan, dilakukan paling tidak sebanyak 4 kali dalam sehari, ada juga yang menyebutkan 8 kali sehari. Kenapa? Silakan googling aja deh ya, agar puas membacanya, hehe... Kan postingan ini hanya akan membahas atau memberikan pengalaman tentang 7 Manfaat Pelukan Versiku, jangan bete ya, teruskan membacanya.

Karena pelukan itu memiliki sejuta manfaat, tidak saja untuk pasangan suami isteri. Juga pelukan yang kita lakukan terhadap buah hati kita. Bahkan pelukan yang kita berikan kepada sesama teman blogger sekali pun, pastilah akan menimbulkan sebuah sensasi yang merayapi bathin kedua belah pihak. Bisa saja menimbulkan rasa kangen kala lama tidak bertemu, mungkin juga tarikan rasa ingin bertemu begitu kerasnya.

Last but not least:
Sejak kecil aku terbiasa memberikan ciuman kepada anak-anakku sebelum memberinya pelukan erat  dan melepasnya pergi sekolah. Ciuman pada kedua belah pipi dan kening. Bergantian kami lakukan, sehingga jumlah ciuman dua kali tiga berjumlah 6 ciuman, hehe... (Adakah rekan blogger yang masih melakukan hal yang sama denganku?) Setelah itu baru deh saling berpelukan erat. Eeeit, tidak lupa cium tangan. 

Sumber gbr. 30menit.com
Cium tangan menurutku kebiasaan baik yang aku ajarkan kepada mereka sejak kecil. Bukan saja cium tangan kepada kedua orangtua atau kepada orang yang lebih tua, tapi juga cium tangan sudah membudaya di keluarga besar kami dilakukan antar kakak beradik.

Bagaimana dengan di keluarga Anda?





Komentar

  1. Pelukan itu bisa mnghangat dan juga menenangkan ya bunda..kl dulu kecil sering dipeluk ibu tp stlah jd anak kos dan baca postingan bunda pngin pulang dan dipeluk ibu hikss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayo, pulang donk,apakah tinggal sangat berjauhan sama Mama, meutia? Makasih kunjungan meutia ke blog bunda.

      Hapus
  2. Tuh kannn, mencium tangan itu bagusss. Aku suka ga boleh kalo mau cium tangan sama temen temen blogger

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho3x kalo sesama blogger mah atuh cukup aja cipika cipiki, trus kalo kangen banget ya peluk erat, gpp koq. Namanya kangen, hehe... Cium tangan yang bunda maksudkan bukan sesama teman sebaya, tapi kepada yang di-tua-kan, hehe.. Makasih kunjungannya, sayang.

      Hapus
  3. ternyata banyak banget manfaat pelukan ini yah mak :)
    TFS dan salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal diterima dengan gembira Peluk erat bunda untuk Irawati Hamid. Likewise, Irawati. Makasih juga kunjungan Irawati ke blog bunda.

      Hapus
    2. aku juga baru tahu kalau pelukan banyak manfaatnya kyk gini.. :)

      Hapus
  4. Iya,bunda. Pelukan itu bisa menenangkan :)) Jadi ingat film Big Hero, waktu si Baymax peluk Hiro, katanya pelukan itu bisa menenangkan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. O ya? Sayang deh bunda gak nonton Big Hero. Memang benar koq, coba aja ada si kecil yang nangis, terus kita peluk erat, pasti dia rada tenang. Makasih kunjungan andyhardiyanti ke blog bunda.

      Hapus
  5. bundaaa... aku juga suka dipeluk dan memeluk.. pokoknya sukaaa..
    ada energi positif yang tersalurkan saat dipeluk dan memeluk seseorang, apalagi baby boy ku.. makasih sharingnya yaa :D

    BalasHapus
  6. berpelukan akan semakin mendekatkan hubungan emosional ya mbak Yati, saya kadang masih memeluk/ngeloni anak saya kalau mau tidur meskipun sudah 13 tahun... :)

    BalasHapus
  7. Cerita yg sangat menyentuh Bun, saya coba terapkan ke keluarga.. selama ini manfaat paling terasa ada perasaan aman dan nyaman. Bonding juga lebih kuat.. thanks for sharing Bund..

    BalasHapus
  8. makanya teletubbies banyak disukai anak-anak ya Bunda dan juga boneka-boneka lembut itu because they are so cuddly.

    BalasHapus
  9. aku juga senagn berpelukan bundaaa...rasanya nyaman sampai ke hati :)

    BalasHapus
  10. Pelukan selalu memberikan rasa hangat yang akan menopang perasaan kita, misalnya di saat sedih kita memeluk ibu kita atau orang yang kita sayangi

    BalasHapus
  11. wah ..ini yang jarang aku lakukan bnda ,... aku hanya cium kening istri ku aja

    BalasHapus
  12. Assalamu alaikum, terinspirasi sama bunda yang bersemangat, semoga ketularan juga semangatnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu