Apa yang Membuat Ibu Bahagia?

Sumber gbr.slideshare.net
Untuk mengingat Hari Ibu , hari ini, Selasa, tanggal 22 Desember, tak ada salahnya kali ini aku membuat postingan tentang apa yang membuat hati seorang ibu bahagia. Sebenarnya banyak sekali yang bisa menggoncang hati seorang ibu untuk disentuh rasa bahagia. Sangat sederhana. Teramat sepele. Dan hal yang tak pernah setiap anak menduganya. Bukan harta atau perhiasan, bukan pula uang semata yang membuat sang Ibu  dibelit perasaan bahagia ini. Tapi antara lain (1) perhatian, (2) kepedulian, (3) pengakuan tulus akan keberadaan Ibu, sejak kanak-kanak hingga mereka dewasa. (4) Support moril untuk menunjang kegiatan Ibu.




Itulah yang mampu menyimpulkan senyum di bibir seorang ibu. Hal-hal yang tak pernah terbayangkan oleh anak atau anak-anak yang telah dilahirkannya, bukan? Begitu sederhana.

Alhamdulillah, aku telah merasakan semuanya. Bahkan aku merasa sebagai seorang ibu yang paling bahagia di dunia. Oops, mau tahu apa yang aku sebutkan di kriteria (1), (2) dan seterusnya? Yuk, disimak.  
Please note ini adalah pengalaman pribadiku sebagai perempuan yang telah melahirkan lima orang anak ke dunia berkat anugerahNya. Kelahiran normal yang selalu didamba oleh setiap wanita. Tapi bukan  berarti ada pengecualian untuk hati wanita yang melahirkan melalui operasi caesar. Hati perempuan yang telah menjadi Ibu pada umumnya sama -- penuh dengan kasih sayang yang tak bisa diukur dengan alat pengukur apa pun. Hanya bisa ditelaah oleh anak-anak melalui kepekaan hati mereka. Dan empat hal yang akan aku paparkan di bawah adalah titik-titik kebahagian yang bisa dialirkan oleh anak-anak ke hati seorang ibu. Sekali lagi ini  berdasarkan pengalaman pribadiku:
(1) Perhatian
Aku sangat mengerti, setelah setiap anak memiliki kesibukan masing-masing, tidak ada lagi keluangan waktu yang disediakan oleh mereka untuk mengunjungiku. Namun, seperti kata pepatah "Tak satu jalan ke Roma" -- begitu juga dengan jalan yang bisa ditempuh oleh anak (anak-anak) yang tinggal berjauhan -- cukup dengan mengangkat telepon genggam, tersambunglah suara yang dinanti oleh seorang ibu. Dan ini cukup, sangat cukup untuk menyunggingkan seulas senyum di bibirku. SMS pun mampu membuat aku senang. Ya, sekedar menuliskan:"Mama lagi ngapain?" atau "Mama baik-baik aja, kan?" Sepele sekalli tapi memiliki arti yang besar buatku.

Seperti pagi ini, selain pesan melalui status di facebook ucapan "Happy Mother's Day, Mom" -- anakku yang kebetulan sedang berdekatan denganku menghujaniku dengan ciuman sayang dan pelukan erat. Alhamdulillah.

Apalagi ketika salah seorang anakku yang sedang berada di Iran menelponku: "Ma, jangan marah ya, gak bisa lama-lama ngomongnya. Yang penting udah denger suara Mama. Mahal, Ma, biaya telepon, lima menitan aja sampe jutaan".  Alamaak...tentu saja aku maha mengerti situasinya. Mendengar suara anakku saja ditelpon beberapa detik pun sudah bikin  aku bahagia.

(2) Kepedulian.
Mengulas tentang kepedulian ini, memang setiap anak tidak sama, namun cara yang berbeda-beda ini juga menguak bahagia yang khusus pula. Misalnya, mereka tahu, bahkan sangat tahu aku ini senang mendengarkan musik, jalan-jalan, nonton bioskop atau sekedar melakukan window-shopping. Salah seorang dari mereka pasti sesekali mengajak aku nonton atau jalan-jalan, menikmati kuliner di Resto yang belum pernah aku jajaki.

Mereka suka sekali memberikan kejutan, seperti di ulang tahunku yang ke-70 ada kejutan pesta dengan mengundang teman-teman/sahabat-sahabatku yang sudah sekitar 30-40 tahun tidak pernah ketemu. Mereka seperti membuat sebuah konspirasi untuk membahagiakan aku. Alhamdulillah, ya, Rabb.

Bagaimana mereka bisa menghadirkan teman dan sahabat lamaku itu? Semua itu baru aku tahu ketika di hari H, tidak sebelumnya. Yeee...kalau sebelumnya donk bukan kejutan namanya, hehe...

Mereka pun solid ketika sampai pada soal biaya perbaikan rumah, atau pengeluaran yang berkaitan dengan pembelian obat-obatan (yang tidak di cover oleh BPJS) atau pengeluaran lain yang sifatnya menyangkut keuangan.

(3) Pengakuan tulus akan keberadaanku, sejak kanak-kanak hingga mereka dewasa.
Sejak kanak-kanak hingga mereka berumah tangga, bahkan memiliki anak, tetap saja mereka bisa bermanja-ria kepadaku. Dalam usia dewasa tidak jarang mereka minta disuapi makan. Aneh? Bagiku anugrah kebahagiaan. Aku senang menyuapi mereka makan. Dan mereka tidak peduli pada anak-anak mereka yang sudah besar. Jawaban mereka cuma satu: "Masbulloh? Masalah buat lo, ini kan Mama kita-kita!"  begitu sanggahan mereka ketika kami berkumpul bersama dan melihat ibu-ibu mereka minta disuapi makan olehku. Mereka (cucu-cucuku) gak tahu betapa bahagianya Sang Nenek, yang biasa mereka panggil dengan Bunda."
.

Karena aku sekarang tinggal sendiri di rumahku, tentu saja permintaan untuk bermalam di rumah salah seorang anakku, baik untuk memonitor cucu atau pun untuk menemaninya ketika si Mbak tidak ada, sangatlah membuat aku gembira. Alhamdulillah, mereka masih memperhitungkan keberadaanku untuk membantunya.

Suatu ketika aku dan si Bungsu pergi ke sebuah bank di Pondok Indah Mall. Seperti biasa, nomor antrian untuk menunggu panggilan gak tanggung-tanggung -- no. 97. Duduklah kami di bangku, berdampingan. Sabar menunggu giliran dipanggil. Tiba-tiba anakku merebahkan kepalanya di bahuku. Ya, ampuun, sesuatu sekali. Tanpa ragu dan malu dengan manja anakku menyandarkan kepalanya di pundakku.

"Lama banget, ya, Ma?" bisiknya, pelan. Kepalanya tetap bersandar di bahuku. Bangganya aku. Bahagianya hatiku. Terlihat sekali kedekatan hati anak dan ibu.

(4) Support moril untuk menunjang kegiatan Ibu. 
Bagiku, walaupun pada awalnya mereka menghendaki aku untuk duduk manis, tetap saja aku keras kepala  melakukan apa yang menurutku wajar aku lakukan. Apa itu? Mencerahkan otakku, tentunya! Karena baru-baru ini aku mendengar cerita dari menantuku bahwa istri kawan karibnya yang baru berusia 56 tahun, sudah tidak lagi mengenali suaminya.


Hidup pasangan ini sangatlah berkecukupan, sehingga istri tidak lagi harus memikirkan ini dan itu yang biasanya sangat membebani pikiran para isteri. Hidup berkecukupan dan mendapat limpahan cinta dan sayang suami, tapi tanpa memiliki kegiatan apa pun dan tidak suka membaca. Keterkejutan suami tentu saja seperti mendengar petir yang menggelegar. Ketika dia pulang kerja, tidak tersedia apa pun di meja makan, padahal dia sengaja untuk makan malam di rumah bersama istri tercinta.

"Sayang, apakah kau tidak masak untuk makan malam kita?"

Istrinya memandangnya. Kosong dan berkata: "Apa? Kenapa kau menanyakan tentang makan malam? Ini kan masih siang?"

Periwtiwa ini tidak lama diikuti oleh hilangnya sama sekali ingatan sang isteri tentang siapa laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Dia tidak mengenal suaminya atau pun kenalan-kenalan yang lain. Innanilahi wainnailaihi rojiuun.

Last but not least:
Jadi Readers yang baik hati, tolonglah untuk membiarkan ibu-ibu kalian memiliki kegiatan, apa pun. Kalau mungkin tariklah ibu-ibu kalian untuk menyukai menulis atau hal-hal yang akan tetap membuat otak mereka aktif, sehingga penyakit tua yang bernama amnesia tidak mampir begitu cepatnya. Aamiin

Percaya atau tidak, semakin otak dibiarkan beraktivitas, semakin otak itu cerah dan dialiri darah segar ke segala serabutnya yang terhalus sekali pun. Badan sehat ingatan pun kuat. Yang sangat simple saja, biasakanlah para Ibu kalian untuk mengisi teka-teki silang. Ini andaikan mereka tidak memiliki passion menulis atau kegiatan lain yang masih terpendam. Biarkan mereka berekspresi. Janji? #apaansihbunda


Komentar

  1. Subhanallah otak dan badan manusia itu memang harus difungsikan dengan baik agar tetap awetya Bunda

    BalasHapus
  2. Ikut bahagia bersama Bunda yang jadi ibu bahagia. Semoga nanti saya juga dapat rejeki seperti bunda. Amin :)

    BalasHapus
  3. Hiks.. Terimakasih remindernya ya Bunda. Selamat hari Ibu. Semoga para Ibu hebat selalu dianugerahkan kesehatan dan keberkahan rejekinya.

    BalasHapus
  4. Anak bunda begitu perhatian, selamat hari ibu ya bunda semoga bunda terus diberikan kesehatan

    BalasHapus
  5. Betul, Bunda. Sejak jadi IRT sy yg awalnya bosen skrg sudah menemukan kegiatan agar otak tetap bekerja. Membaca, ngeblog dan ikut les akhirnya jd kegiatan metime yg asik.

    Makasih Bunda utk tulisan ini. Hebat ;)

    BalasHapus
  6. Betapa bahagianya para ibu di dunia ini, meski hanya sehari dalam setahun, dirayakan sebagai Mother's Day.

    BalasHapus
  7. I appreciate Mr. Howto is here on my blog. I clickd your blog and read a some lines of your blogpost. Wow, it's very valuabe article. Human being is having a bad habit to pay debt with doing another debt. Payah, ya. Thanks a lot for visiting my blog, Mr. Howto.

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah bunda memiliki anak-anak yang penuh perhatian dan sayang sekali dengan bunda :)

    BalasHapus
  9. Perhatian memang ngga ada duanya ya, Bunda. Perempuan kan memang paling suka kalau mendapat perhatian. Hihihi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu