Alhamdulillah, Idul Adha Mempertemukan Kami

Sejak hari Jum'at malam aku sudah kembali ke rumahku di Pamulang. Aku harus bersiap-siap untuk menyambut anak cucuku pada hari raya Idul Adha, hari Minggu,12 September 2016. Aku harus memesan makanan kesukaan mereka seperti layaknya masakan untuk Hari Raya Idul Fitri. Disamping itu, alhamdulillah aku masih diizinkan oleh Allah yang Mahakuasa untuk bisa menjalankan Solat di hari raya Idul Adha. Setelah sekian lama tak pernah menginjak halaman Mesjid di wilayah RT tempat tinggalku, baru kali itulah kembali kakiku menjejak bumi halaman Mesjid Attaqwa Raya. Alhamdulillah.

Sebelum meninggalkan rumah, aku berangan bisa bertemu dengan Guru yang pernah mengajarku  mengaji di salah satu ruang di Mesjid itu. Rumah kami hanya berjarak dua jalan saja, dekat tapi jauh, karena aku jarang sekali hadir di Pengajian yang dipimpinnya. Di pengajian itu tidak hanya satu orang Guru -- tapi ada juga Ustadz dan Ustadzah yang memberi kami pelajaran agama. Kadang memanggil Nara Sumber dari luar wilayah Pamulang 2. Telah sekian lama tak lagi aku bertemu dengan para pemberi ilmu agama yang membagikan ilmunya dengan sabar dan ikhlas di bagian ruang paviliun Mesjid. Namun sekarang ruang itu sudah di pugar dan di renovasi menjadi bagian dari bangunan, bertambah luas, bersih dan indah.  Ruang pengajian pindah ke sayap kiri masjid. (ketika kita memasukinya).

Ketika aku sampai di Mesjid, tak lagi kulihat tempat yang lowong. Hampir semua tempat sudah di "tem"
 or di "teg" (istilah orang awam untuk booking tempat, hehe...), kecuali di halaman yang paling luar. Tak apa, yang penting hari itu aku harus ikut Solat Idul Adha. Tiba-tiba saja ada yang melambaikan tangan kearahku. Itu dia, Guruku! Beliaulah yang ingin aku temui, seorang yang ramah, penuh sabar. Alhamdulillah, akhirnya aku dapat tempat di halaman mesjid untuk solat Idul Adha berdekatan dengan Guruku. Sebelum acara dimulai masih sempat pula kami bernarsis-ria. Pun seusai solat, masih juga acara narsis diteruskan, hehe... Emak-emak juga bak blogger yang suka narsis.  Solat Idul Adha mempertemukan kami.

Sejenak untuk melepas rindu bersama Bu Guru
Setelah sekian lama tak pernah kumpul-kumpul, banyak juga para ibu yang masih mengenaliku, hehe...bahkan beberapa dari mereka mengatakan "Subhaanallah, masih seger-buger." (twing-twing-twiiing...jadi GeeR).  Alhamdulillah sambutku, semua ini berkat hati bahagia. Siapa yang membahagiakan aku? Tentu saja anak-anak. Namun kebahagiaan tidak akan begitu saja bisa dirasakan tanpa dibarengi sebuah keikhlasan. Ikhlas untuk menerima kehidupan di hari tua, tanpa mereka selalu di dekatku. Ini sudah hukum alam. Yang penting mereka sangat care pada orang-tuanya yang tinggal seorang ini. Apa pun kebutuhanku mereka selalu berusaha memenuhinya tanpa aku minta. Mereka, anak-anakku, memang penuh,pengertian. Itu yang menyebabkan aku kelihatan selalu sumringah, hehe...

Ayo, ayoooo...rapatkan saf-nya...

Wah, sayang acara solat tak seorang pun yang bisa dimintai bantuan untuk menjepret ketika aku solat, tapi sudahlah, tak mengapa, yang penting di acara solat Idul Adha aku telah dipertemukan oleh Allah Swt dengan Guru yang mengajarkan aku membaca ayat-ayat suci Al Qur'an. Aku sama sekali tidak menyangka Allah menjabah do'aku. Memang benar adanya "Mintalah kepadaKu, maka akan Aku kabulkan."

Beberapa scenes yang bisa aku abadikan dengan LENOVO baruku, tanpa profesionalisme yang sejati sebagai fotografer aku muat di sini. Yang penting ada kenang-kenang untuk kusimpan.  Beberapa foto berikut, jelunjukku yang gak mau berhenti men-jeprat-jepret. Hasilnya? Lumayan. Masih perlu belajar melalui latihan membidik dengan kamera handphone.

Para jemaah membludak sampai ke luar Mesjid Attaqwa Raya

Narsis sebelum dan setelah solat Idul Adha...


Mesjid yang dahulu tidak begitu besar, kini sudah menjadi luas dan bagus.

Sebelum masuk ke home sweet home telunjuk jari ini gak tahan liat baby yang lagi berjemur dipangkuan sang Ibu dikelilingi the very sweet kids. Nah, begitulah ketika kalian semua masih bayi, ibumu tanpa lelah duduk menjemurmu demi kesehatan kulitmu. Koq jadi ngelantur nih si bunda. Iya-iya, kami tahu, harus sayang sama Ibu, karena ibu tak ada duanya di dunia ini.


Waktu terus bergulir tanpa terasa, bayangkan tiga gadis kecil manis ini ketika aku masih tinggal (menetap) di Pamulang mungkin masih berusia dua tahunan. Dan Ibu berjilbab merah ini dengan bayi mungil di pangkuannya juga tetangga baru yang ramah lho. 

Okedeh, itu dulu, sampai ketemu di postingan berikut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu