Ini Hal Paling Kreatif yang Aku Lakukan
ODOPJULI17 Hari ke-10 Tema: Hal paling kreatif yang dilakukan saat remaja (SMP/SMA)
Ini mau cerita apa sih koq jadi ngelantur ke kursus mengetik segala -- apa hal paling kreatifnya? Tunggu dulu! Sabar, ikuti terus tulisanku.
Sebelum aku menuliskan sesuati sebagai postingan, aku ingin meyakinkan diriku tentang apa sebenarnya arti "kreatif" itu. Meluncurlah aku ke Paman Google dan mengklik website www.kbbi.web.id/kreatif, kemudian aku dapatkan pengertiannya sebagai berikut: kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuann untuk menciptakan; bersifat (mengandung) daya cipta pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Yes!
Dalam postingan ini aku akan menginterpretasikan kreatif sebagai memiliki daya cipta, memiiki kemampuan untuk menciptakan ketika aku seusia anak-anak SMP, jadi tidak ada kaitannya dengan kreativitasku saat aku duduk di bangku SMP. Bingung, ya? Yuk, sini aku jabarkan.
Begini: aku dilahirkan tahun 1939, berarti sama usiaku dengan anak-anak lulusan SMP usiaku 17-an (hihihiii... ketuaan ya...). Aku datang dari keluarga besar yang hidup dalam kesederhanaan, aku tidak mau mengatakan ekonomi kami di bawah standard karena ayahku memiliki atau membuka Kursus Mengetik yang bisa memberikan penghasilan untuk keluarga kami. Yes! Kami, aku dan saudara-saudaraku dilatih oleh ayah untuk belajar mengetik cepat. Dan harus bisa! Ayahku termasuk orangtuaa yang sangat disiplin dalam mengarahkan kebaikan untuk anak-anaknya. Kedengarannya seperti memaksakan kehendaknya. Tapi, sebuah keinginan untuk kemajuan anak-anaknya. Why not?
Mesintik yang kami sediakan masih mesintik jadul, belum ada tuh mesintik elektrik, sehingga memerlukan tekanan jemari.
pixabay.com anaterate |
Sejak kelas 5 SD aku sudah pandai mengetik cepat, jadi tidak heran ayahku menunjuk aku untuk mengajarkan kepiawaianku kepada murid-murid di kursus kami. Aku digaji setiap bulan. Begitu juga dengan kakak-kakakku, kami bergantin mengajar karena kursus dimulai dari jam 08.00 hingga jam 20.00. Murid kami cukup banyak. Ada juga yang mengambil secara privat, 2 hari tamat, tapi harus kuat duduk karena jam pelajaran juga panjang, yaitu 4 jam/sehari. Dijamin bisa mengetik cepat dibawah asuhan Bu Guru Yati, hehehe.....
Source: Youtube.com |
O-ya, perlu aku ceritakan, kursus mengetik itu bernama Kursus Mengetik MUCHRIEF, pungkasan kata dari nama ayahku Muchtar-Arief. Bayangkan aku yang baru berumur belasan tahun harus menjadi guru, hehe...ya, walaupun cuma guru mengetik, tetap aja sebutannya Bu Guru, qiqiqii... Bapak-bapak/ibu-ibu/mbak-mbak yang menjadi muridku. Setiap sesi selama satu jam dengan jumlah murid lima orang, agar lebih fokus aku mengajari mereka. Rumah kami waktu itu di Jalan Ciragil, Kebayoranbaru. sebelum tahun 1960-an pindah ke Bogor. Setiap aku melewati Jalan Ciragil terkenang akan masa-masa indah kami. #curhat
Rasa kesal mulai timbul ketika aku kesulitan mengajari mereka untuk membiasakan tidak melihat ke papan ketik, sejak awal. Aku harus berhasil mengajarkan kepada mereka "Blind System" setelah aku memberikan contoh. Tapi tetap saja mereka melihat ke papan ketik (keyboard mesintik). Ayahku memberi warning: aku harus bisa mengajarkan blind system kepada mereka dalam waktu 3 hari. Huhuhuu...bayangkan! Apa akal? Aku pantang menyerah dan aku harus bisa mewujudkan keinginan ayahku. Ini juga termasuk untuk promosi Kursus Mengetik Muchrief, kan?
Otakku berpikir cepat untuk mengatasinya. Hari berikutnya mereka aku
haruskan membawa masing-masing sehelai saputangan yang berukuran besar,
atau potongan kain berwarna hitam.
Source: forum.colemark.com |
Aku ceritakan kepada ayah rencanaku tersebut dan mendapat tanggapan yang positif dari beliau. Ayahku angkat jempol dan mengatakan: "Ternyata anak Papa ini kreatif juga ya?" Sambil memeluk kepalaku ke dadanya. Gembira rasanya kalau ayahku puas. Lebih puas lagi melihat hasil ujian murid-muridku dengan hasil yang sangat bagus, berkat hal paling kreatif (menurutku) yang telah aku lakukan di usiaku sebaya anak-anak SMP. Dan jangan salah, ya, aku juga pernah duduk di SMP lho tapi tidak memiliki hal yang bisa aku ceritakan tentang hal paling kreatif, hiks...
Wah...bunda Yati keren banget, masih kecil sudah piawai mengetik, sy belajar mengetik dengan. Mesin tik model ini aja pas SMEA bunda...keren
BalasHapusIya, bunda juga merasa keren, hehe...tapi tahun jadul gitu blom kepikiran kreatif di kelas. Taunya becanda mulu sama mentemens. Makasih kunjungan tina, ya.
HapusBundaaaa, aku ngalamin mesin tik juga, cuma ga lihai, apalagi kalo banyak salah paling malas ngehapusin pake tipe x. Ajarin akuu buun!
BalasHapusEmang itu penyakit khas murid-murid bunda, dulu. Kalo salah dia hembat terus, dan itu mengurangi nilai dia dalam catatan bunda. Eee...biar cuma kursus ngetik pake nilai juga lho. Records kerajinan penting banget karena akan menentukan doi udah boleh ikut ujian ato blm. Hehehe...hayu atuh, mau ditutup matanya? Soook... Makasih kunjungan Nchie ke blog bunda.
Hapushaduh si ibu guru kreatif sekali ya buat nyuruh muridnya nutup mata pakai kain. bener juga. mereka bakal bisa karena terpaksa enggak bisa liat keyboard sat mengetik. saya pengen nih diajari mengetik dengan blind sistem ini. karena saya masih sering nyontek. ini sambil ngetik, sambil coba-coba enggak liat keyboard. banyak editnya. hehe
BalasHapusBuat menghibur Dama Vara nih ya, bunda juga sekarang gak hafal kalo harus blind system ngetik angka dan tanda-tanda baca. So, don't worry, ada temennya, hehe... Makasih kunjungan Dama ke blog bunda.
HapusHuwahahaha... sama Buun... saya dulu juga pake mesin ketik. Tak tok tak tok itu yang bikin ngangenin. Bayangin aja, dulu SMP ada pelajaran Keterampilan Jasa, yaitu belajar ngetik 10 jari. Ampuuuun deh Bun, suruh ngapalin sama gurunya, apa itu gandaran, marjin kiri-kanan. Yaelah buun. Gurunya pas ngadain ujian juga gitu, saya disuruh nutup mata pake kain item untuk ngetik. Kalo jari tangan naik, kena sentil. Hahahahaha... Ibu guru ibu guru...
BalasHapusSekarang masih bisa gak blind system ngetiknya? Emang enak lho kalo bisa blind system, kita ngetik bahasa apa aja bisa, kecuali huruf kanji, huwahahaha...#samaanketawanya. Makasih udah mampir ke blog bunda. Btw bunda udah bisa koq komen di blognya Jun. Diapain tuh. #kepo.
HapusBunda keren ya!
BalasHapusAku sampai skrg blm hapal huruf di keyboard. Tapi tetep blajar ngetik tanpa lihat. Oh iya, pakai mesin tik kudu cepet ya, Bun. Bu guru muda pasti keren tuh
Saya pernah coba mesin tik, tapi memang gak pandai. Bingung hehehe. Bunda hebat!
BalasHapuswah aku ga merasakanmesintik bunda tp dlu bapak dirumah punya aku ya bukannya belajar cuman seneng masukin kertas aja kedalamnya hahaha
BalasHapus