Tiga Kemungkinan Berkumpulnya Keluarga Besar

ODOP JULI-17 Hari ke-5  -- Tema Bebas

Mau tidak mau, dan harus diakui, sulitnya mengumpulkan saudara yang menjadi bagian dari Keluarga Besar. Hal ini bukan disebabkan oleh ketidak-pedulian, tidak adanya keharmonisan atau juga sirnanya rasa saling kangen antar keluarga besar. Bukan, bukan itu. Namun segalanya terjadi karena situasi dan kondisi yang mengharuskannya begitu -- kesibukan masing-masing individu dengan tugas kesehariannya, tanggung-jawab pada keluarga kecilnya,  kemacetan lalu lintas jalan, transportasi yang bisa mengorek kocek lebih dalam -- apalagi bila kita pergi tanpa kendaraan pribadi. Tak seorang jua yang bisa menepis kebenarannya -- sangat banyak biaya yang harus dikeluarkan.

Tiga kemungkinan berkumpulnya keluarga besar yang aku maksudkan, pastinya, sebagian besar pembaca blog-ku ini akan menyetujuinya. Aku akan menyinggung yang membuat semua kegembiraan terlepas di hari yang satu ini, yaitu Hari Raya Idul Fitri.

Sumber gbr: tribunus-antara.com
Pada Hari Raya Idul Fitri

Ini sudah menjadi kebiasaan dan merupakan tradisi. Keluarga yang lebih muda akan menyambangi keluarga yang lebih tua, atau yang di-tua-kan. Senangnya ya, menjadi yang paling tua, tinggal duduk manis saja di rumah. Dan keluarga tercinta satu per satu akan datang, sehingga menjadilah sebuah pertemuan Keluarga Besar yang sangat didambakan.  Riuhnya canda tawa mereka menjadikan kebahagiaan semakin menyala. Alhamdulillah. Ada tidaknya makanan atau suguhan berat tidaklah menjadi masalah, yang penting bisa berkumpul, bercengkrama satu sama lain. Saling memperkenalkan keluarga kecilnya kepada yang lain. Tidak heran kalau setelah setahun berlalu, mungkin juga lebih,  kita sudah hampir lupa nama-nama cucu-cucu keponakan, bahkan cicit-cicit kita. (Bagi mereka yang sudah memiliki cicit, hehe...)



Pada saat mendengar berita duka -

Meninggalnya kerabat tersayang dan tercinta. Di sini pun keluarga besar akan menyempatkan waktunya berkunjung. Kesempatan yang amat langka untuk saling bertemu, tetapi dengan adanya kepergian salah seorang kerabat yang dicintai, mau tidak mau, sempat atau tidak sempat -- mereka akan menyisihkan waktunya berdatangan memberikan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Ini kemungkinan besar yang bisa menarik seperti magnit keluarga besar berkumpul dan saling menguatkan. Kerabat yang sudah lama sekali tidak pernah bertemu, bahkan yang datang dari luar kota atau luar kepulauan pun di sini saling berangkulann. Biasanya kata-kata lirih yang seringkali terucap:

"Kalau gak dalam suasana seperti ini, belum tentu kita bisa bertemu,"


Pixabay: aitoff

Acara pernikahan

Merupakan ajang temu kangen keluarga besar. Inilah awal dari berkah mereka untuk sanak famili yang akan melepas masa lajangnya, baik dari pihak perempuan maupun dari pihak laki-laki.

Selain dari tiga kemungkinan berkumpulnya keluarga besar, tentu saja banyak hal atau acara lain yang bisa mempertemukan keluarga besar yang sudah lama tidak pernah berjumpa. Namun ketiga hal yang aku sebutkan di atas -- yang acapkali aku alami, sehingga ketiga hal itulah yang mampu mendekatkan keluarga besar yang lama terpisah untuk saling memupuk kembali kasih sayang dan menyadari --  mereka berasal dari rumpun yang sama dan cabang atau ranting dari sebuah pohon yang bernama Huge Family Tree.


Kita pun bisa mengambil inisiatif untuk mengumpulka keluarga besar dalam bentuk Kumpulan Arisan. Namun hal ini sama halnya dengan kesulitan yang aku sebutkan pada pembukaan postingan ini. Tidak setiap anggota keluarga berminat untuk bergabung dalam arisan keluarga besar. Alasannya sangat mendasar, yaitu mereka lebih memilih menghabiskan waktunya untuk keluarga kecil mereka yang dalam keseharian selalu mereka tinggalkan.
Hari ulang tahun juga bisa merupakan ajang temu kangen, tapi di keluarga kami hal seperti itu sangat jarang terjadi dan tidak mejadi keharusan untuk merayakannya, kecuali dalam lingkup keluarga kecil saja.

Last but not least: dengan adanya kecanggihan teknologi, tentu saja tidak menutup kemungkinan hubungan kekeluargaan, dekat atau pun jauh akan tetap terjaga seharmonis mungkin. Aamiin.






Komentar

  1. Soal arisan, jadi inget keluarga saya. Di keluarga besar saya dari Ayah kami punya kegiatan arisan yang sudah bertahun-tahun dilaksanakan. Di ajang arisan ini sering dijadikan ajang perjodohan anak-anak muda. Maklum, kalau sudah sepupu tiga kali katanya sudah boleh nikah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ooo yaa...bunda malah baru tahu tuh kalo sepupu tiga kali sudah boleh nikah. Memang mengadakan Arisan Keluarga sangat baik untuk kesinambungan silaturakhim antar saudara. Terima kasih kunjungan Dama Vara ke blog bunda.

      Hapus
  2. Dan kalo Idul Fitri aku capee Bun selalu jadi Inem bagian cuci piring , selalu jadi tempat berkumpul di rumah Mama, karena perempuan tertua.
    TApi seneeng bisa ngumpul sampe cicit..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu