Tiga Resolusi versus Kedisiplinan
ODOP Challenge Hari-3 Tema: Resolusi Tengah Tahun
Kita sudah menapaki awal tengah tahun pertama. Waktu yang bergulir begitu cepat tanpa terasa telah menggerus segala resolusi yang pernah aku buat. Terus terang tak satu pun buah harapan resolusi yang aku buat menjadi kenyataan. Kenapa? Jawabannya yang pasti karena kurang, atau boleh dikatakan tidak disiplin dalam membuat jadwal berkenaan dengan planning resolusi yang aku inginkan.
1. Resolusiku total tersendat sejak tahun 2014.
Banyak blogger handal yang mengatakan, dalam menulis kita harus jujur. Kejujuran dalam menulis akan membuahkan alur tulisan yang akan mengalir begitu lancar. Aku akan mencobanya untuk menuliskan sesuatu yang jujur. Semoga jemari tanganku akan menari di atas toets laptop tanpa hambatan. Seperti yang tertera dalam judul postinganku: Tiga Resolusi versus Kedisiplinan. Kenapa aku memberi judul seperti itu? Jujur, satu dari tiga resolusi yang telah aku jadwalkan sejak tahun 2014 tidak pernah menjadi kenyataan. Resolusiku total tersendat tanpa ampun. Tiga tahun? Iya, selama tiga tahun. Lama sekali, kan? Itulah mengapa aku menyebutnya "tersendat."
Kenapa pula aku menuliskan resolusi versus kedisiplinan? Tentu saja sangat erat kaitannya. Resolusi, menurutku adalah sebuah harapan yang harusnya terealisasi dengan baik sesuai planning kita. Namun nyatanya kedisplinanku yang melemah menyebabkan harapan itu tinggallah sebuah harapan yang hampa. Kenapa lagi? Ya, karena aku sudah pasrah, aku sudah menyerah. Lalu apa sebenarnya resolusiku itu?
Jadwal yang aku buat tanpa kedisplinan menjadikan resolusi tinggallah sebuah resolusi. Tapi kini aku tahu, aku harus bangkit untuk mencanangkan harapan yang hampir terhimpit dan menghilang menjadi semangat membara. Menjadikan resolusi yang kandas itu menjadi hidup dan membuahkan sebuah hasil yang manis pada resolusi tengah tahun. Aku harus tegakkan kedisiplinanku untuk menjadikan resolusi yang sudah padam itu menjadi nyata. Ya, aku harus berbenah dan menjadikan kumpulan cerpenku menjelma menjadi sebuah buku.
Siapalah aku! Namun berani-beraninya aku mencoba mengirimkan naskahku ke Penerbit Mayor. No harm to try, kan? Jadi walaupun dua kali ditolak oleh Penerbit Mayor aku tidak sakit hati karena aku tahu siapa diriku. Karena itu resolusi tengah tahun ini aku akan menerbitkan Kumpulan Cerpenku ke Penerbit Indie. Banyak orang/penulis yang melakukannya, kan? Paling tidak aku bisa mencuatkan lagi satu buku hasil karyaku, setelah karya pertamaku dari kumpulan postingan terpilih dari blog yang berjudul Me and My Life, Bunga Rampai Kehidupanku. Kumpulan Cerpen ini juga berisi 18 tulisan antologi yang sudah aku mintakan izin dari Penerbit atau Penyelenggara Lomba Antologi. Jadi sudah tidak menjadi masalah untuk menerbitkannya sebagai kumpulan cerpenku. Siapa tahu judulnya nanti akan seperti ini: "Karya Blogger Renta": atau "Siapa Bilang Lansia Tidak Mampu Berkarya", hehehe..... #maunyasihbegitu.
2. Apa Resolusiku yang kedua?
Sebagai blogger yang hanya mengandalkan kelihaian dalam mengetik tentu saja tidak cukup. Setiap aku melakukan BlogWalking ke blog milik rekan-rekan blogger, selalu muncul rasa iri yang mencekam melihat penampilan blog yang mereka miliki. Begitu sempurna, menurutku dan sangat memikat dan yang pastinya akan membuat para pembaca atau pengunjung untuk berlama-lama di blog miliknya. Aku ingin seperti itu. Bayangkan! Banyak sekali yang harus aku pelajari dan harus aku mengerti dalam mengetrapkannya ke dalam blogku. Jadi resolusiku yang kedua ini dia: Dalam tengah tahun yang tersisa aku harus mendisiplinkan diriku untuk belajar seluk-beluk untuk memperindah tampilan blogku.Aku harus belajar, entah aku akan merusuhi blogger-blogger handal atau mungkin juga aku belajar dari Paman Google, atau bahkan meminta bantuan blogger handal untuk mengajariku secara konkrit dengan fee "harga teman" hahaha....#maunyalagi
3. Baca, baca, dan baca!
Selama ini aku sadar akan kelemahanku dalam membaca. Mungkin bawaan umur kali, ya, hehe... Faktor X-nya itu lho yang membuatku selalu saja gak pernah bisa selesai membaca buku. Aku harus mendobrak kemalasan ini. Kalau dulu aku mampu menuntaskan membaca, menyelesaikan satu buku tidak lebih dari dua hari, kenapa sekarang harus menuruti kemalasanku menyelesaikannya lebih dari satu minggu, bahkan kadang-kadang buku itu akan kembali lagi ke rak buku, hiks. hiks...
Last but not least "Tiga Resolusi versus Kedisplinan" ini harus menjadi resolusi utamaku pada tengah tahun 2017. Aku harus bisa! Aku harus strict pada jadwal yang akan aku buat sendiri. Semoga aku berhasil. Aamiin.
3. Baca, baca, dan baca!
Selama ini aku sadar akan kelemahanku dalam membaca. Mungkin bawaan umur kali, ya, hehe... Faktor X-nya itu lho yang membuatku selalu saja gak pernah bisa selesai membaca buku. Aku harus mendobrak kemalasan ini. Kalau dulu aku mampu menuntaskan membaca, menyelesaikan satu buku tidak lebih dari dua hari, kenapa sekarang harus menuruti kemalasanku menyelesaikannya lebih dari satu minggu, bahkan kadang-kadang buku itu akan kembali lagi ke rak buku, hiks. hiks...
Last but not least "Tiga Resolusi versus Kedisplinan" ini harus menjadi resolusi utamaku pada tengah tahun 2017. Aku harus bisa! Aku harus strict pada jadwal yang akan aku buat sendiri. Semoga aku berhasil. Aamiin.
Semoga berhasil mendobrak kemalasannya, ya, Bunda. Hehehe.. sama seperti saya, nih. Malesnya itu lhooo yang perlu diberantas :D
BalasHapusMakasih kunjungan Diah Kusumastuti ke blog bunda. Seneng bacanya -- dapat teman yang sama, hehe...tapi ayo kita dobrak demi resolusi tengah tahun.
HapusSemoga segera terwujud bukunya ya, Bunda
BalasHapusJangan lupa kontak saya jika bukunya sudah jadi
I will review it on www.resensikata.com