Tiga Aktivitasku Pada Minggu Terakhir Juli

Hampir satu minggu blogku lepas dari postingan lagi. Tapi ini bukan karena aku malas atau tak peduli #bukanngeleslho, tapi karena ada pekerjaan yang memaksaku untuk tidak duduk di depan laptop. Ya, ada tiga aktivitas yang harus segera aku laksanakan walaupun dengan dana secukupnya.  Di rumahku yang Home Sweet Home ini hanya akulah yang harus memperhatikan tentang pemeliharaan dan perawatan rumah. Dananya? Tentu saja bukan dari kocekku.  Aku kan pensiunan tanpa pemasukan, hiks...#curcol. Aku aja di support oleh anak-anakku. Jadi, dana perbaikan juga begitu. Yuk, capcus ke tiga aktivitasku di minggu terakhir Juli.

Seperti yang pernah aku ceritakan dalam postingan terdahulu dan bisa dibaca di sini walaupun aku punya rumah yang dulu aku tempati bersama anak lelakiku, namun hampir 90 per cent waktuku sengaja aku bagikan secara bergiliran bermalam bersama cucu di rumah anak-anakku. Rasa bahagia itu selalu bertengger dalam hati bila bersama mereka, namun rumahku pun harus juga dijelang, kan.  Aku pun tidak akan menyangka ketika pulang ke rumahku yang HSH itu akan menghadapi tiga aktivitasku di minggu terakhir Juli. yang harus diprioritaskan. Blog tanpa postingan terpaksa aku relakan, hehe...

Pixabay.com gerlt

1 Aktivitas sebagai Mandor: Yes! Mandor karena hanya aku yang tinnggal di rumah HSH itu. Anak-anakku bekerja. Tak ada yang bisa meluangkan waktu. Aku sangat mengerti. I had been there before, pergi subuh pulang hampir waktu Isha, demi anak-anakku. Ceritanya, ketika aku pulang dan membuka pintu rumah, terkejut sekali karena banyak debu dan serpihan gypsum di lantai kamar tidurku. Ternyata plafonnya jebol karena ulah kucing-kucing yang ber-duel di loteng.  Pasti binatang itu masuk melalui celah yang bolong di bawah wisplang.  Tapi siapa sangka bolongan itu bisa menyebabkan plafon kamar tidurku jebol.  Kegiatan sebagai Mandor pun bermula, mulai dari mencari bahan/material gypsum, pengerjaannya, dan kecerewetanku agar Tukang berhati-hati bekerja karena banyak pot-pot di teras, hehehe.... 

Plafond yang rusak (dokpri)

Lihatlah plafonnya lumayan rapih, kan? (dokpri)

2. Survey harga gypsum: Aku sangat tahu harga gypsum mahal per lembarnya dan tidak bisa dibeli eceran. Jadi apa akal? Aku tanya apakah Pak Tukang yang sekaligus juga Ojecker tahu, di mana aku bisa membeli barang-barang bekas supaya jauh lebih murah mencari bahan-bahan yang dibutuhkan. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tukang merangkap Ojecker itu punya material bekas berupa lembaran aluminium yang bisa digunakan untuk mengganti wisplang yang bolong, gypsum untuk menutup plafon. Bolong yang kecil ternyata tetap saja harus diperbesar karena harus mencari hollow -- tempat memaku gypsum pengganti. (aku jadi tahu seperti apa yang namanya hollow), juga kompon untuk menyamarkan batasan sambungan. Pekerjaan berhasil dengan baik.

Wisplang yang bolong (dokpri)

3. Tugas sebagai Arsitek dan interior designer abal-abal, hehe... aku minta agar wisplang dicat dengan warna abu-abu. Menutup dan merapihkan bercak-berkas air hujan yang mengering meninggalkan bekas yang gak enak dipandang mata. Menyelaraskan warna, tentu saja aku juga memintanya untuk memperbaharui warna cat lama yang juga abu-abu, sehingga kelihatan menjadi baru. Aku minta dia mengeluarkan credenza dari kayu jati di kamarku (aku hibahkan untuk si Mbak). Memindahkan meja komputer dari kamar anakku (almarhum) ke kamarku. Membuatkan shelves pada dinding di depan meja komputer atau laptop. 

Shelves  baru di kmr-ku (dokpri)

Selesai sudah tiga aktivitasku di minggu terakhir Juli. Kini aku mulai lagi mencari ide-ide atau tema untuk bahan postingan ke depannya. Semoga aku mampu menangkap ide yang pating sliwer, apapun itu. Aamiin.