5 Tips Untuk Mendidik Anak Zaman Now


ODOP/ISB Hari ke-8 (Periode 10-23 Januari 2018)
17 Januari


Tema: Jika anda orang tua zaman now, bagi tips mendidik anak zaman now. Jika belum jadi ortu, bisa sebagai kakak, tante, om atau keluarga lainnya.


Cara Mendidik Anak di Zaman Sebelum Ada Gadget

Pada zaman aku memiliki permata hati belum ada gadget seperti zaman now. Jadi aku gak bingung meninggalkan anak-anak bersama si Mbak di rumah. Apalagi jumlah Mbaknya sebanyak jumlah anak. Anakku empat orang waktu itu, yang tertua kelas 5 SD, kedua kelas 4 SD, ketiga dan keempat masih di TK A dan TK B.  

Ketika itu yang ada hanya fasilitas telpon rumah, itupun sangat jarang sekali kami menggunakannya, terlebih anak-anak sudahlah, mereka gak berminat main telpon-telponan. Jadi aku merasa aman dan gak pusing. Anak-anakku daripada tinggal di dalam rumah mending sebelum waktunya tidur siang (yang aku buatkan jadwal untuk para Mbak) mereka main lompat karet sama teman-temannya. Atau permainan lain yang mereka sukai. Halaman rumahku yang dulu memang lumayan luas lho. Bahkan mereka bisa main lompat tali di garasi, hehe...
Sumber Gbr: https://manfaat.co.id/9-manfaat-lompat-tali-bagi-kesehatan

Dulu, aku adalah pekerja kantoran yang harus berangkat setelah Subuh dan pulang setelah usai waktu magrib. Perkenankan aku berbagi pengalaman dalam mendidik anak zaman dulu sebelum membahas cara yang menurutku terbaik untuk mendidik anak-anak zaman now.

Begini: Mbakku ada empat orang yang bertugas masing-masing 2 orang mengurus anak-anak, satu orang bagian dapur dan seorang lagi bagian bersih-bersih baik di luar atau di dalam rumah. Karena mereka berempat itu bersaudara, jadi tak ada pekerjaan yang terlantar. Mereka saling mengerti dan saling mengisi,  sadar tentang arti saudara, harus saling bantu. Jadi mereka bekerja sebagai Team, walaupun ada pembagian tugas. Mereka saling membantu pekerjaan yang menjadi tugas lainnya dengan ikhlas dan suka hati. Senangnya punya Mbak-mbak yang penuh pengertian dan bisa bekerja sama.

Anak-anakku, sejak mulai sekolah, sedapat mungkin aku penuhi segala kebutuhan dan fasilitas yang berkaitan dengan belajar. Setiap anak memiliki kamar sendiri dengan fasilitas lengkap untuk belajar, walaupun bukan dari kualitas yang mahal. Yang penting memenuhi kebutuhan mereka untuk belajar. Aku buatkan daftar atau jadwal tugas yang aku tempel di kamar mereka. Tugas yang meliputi waktu belajar, waktu istirahat/tidur siang, waktu makan, waktu bermain. Dengan cara ini secara tidak langsung aku mengajarkan mereka mendisiplinkan diri. Begitu juga dengan para Mbak, harus menyimak jadwal ini agar bisa berjalan selaras dengan keinginanku. 

Jangan salah, bukan aku diktator dalam mendidik anak-anakku, tapi aku menerapkan dari awal rasa tanggung-jawab dan bagaimana harusnya belajar mendisiplinkan diri. Nyatanya, karena aku berusaha semaksimal mungkin memberikan kualitas waktu kepada anak-anakku ketika aku di rumah -- untuk berdialog, ngobrol santai sambil memasukkan  adab sopan santun dalam bergaul, sikap ramah kepada siapa saja dan tidak boleh semena-mena kepada para Mbak. Aku tekankan andai tidak ada Mbak yang membantu tugasku, tak seorangpun dari mereka yang bisa bersekolah. Alhamdulillah, mungkin karena aku menurunkan sikap kasih sayang dan lemah lembut kepada mereka, jadilah mereka anak-anak yang baik dan peramah. #bukanlebayhehehe...


 Note: Salah satu Mbak yang telah berkeluarga dan memiliki dua orang anak mengaku menerapkan dan meniru sistimku mengajar anak-anaknya. Mulai dari cara mengatur jadwal dan kebutuhan belajar mereka. Bangganya! Aku telah menjadi inspirasi bagi si Mbakku yang kini telah menjadi Nenek dengan seorang cucu. Yang lainnya berada di Kampung Pacitan membina keluarga masing-masing.#kisahtempodulu.



Cara Mendidik Anak di Jaman NOW

Di zaman now peranku, kalau boleh dikatakan sebuah peran, adalah memainkan peran dengan jabatan sebagai Motivator atau Supervisor di rumah anakku. Anakku wanita karir. Cucuku di rumah bersama si Mbak dan Aku, hanya memonitor yang terjadi di rumah. Itu saja.   Sebagai seorang nenek tentu saja aku tidak bisa terlalu jauh ikut campur dalam mendidik cucuku. Pendidikan cucuku sepenuhnya tanggung-jawab anakku. Pola pikir yang diterapkan harus dari anakku sebagai ibunya, bukan dari Sang Nenek. Nenek hanya bertindak sebagai Pengawas saja. Tidak lebih.

Satu hal yang aku nasihatkan kepada anakku adalah  tidak boleh labil dalam menerapkan peraturan di rumah sepeninggal dirinya mencari nafkah. Tentukan seluwes mungkin jadwal untuk bermain gadget, belajar, dan bermain. Aku hanya bisa memonitor saja. Bukan melarangnya apabila cucuku melakukan hal yang salah. Hanya memberitahu saja untuk strict kepada apa yang ditentukan oleh anakku (Ibunya). Dengan demikian Cucuku pun akan menyimaknya dan mengikuti aturan yang sudah disepakati bersama.

Sebagai orangtua, juga anakku harus tegas dan lugas apabila anaknya melakukan kesalahan dengan melanggar peraturan yang sudah mereka setujui. Misalnya dengan tidak mengizinkan dia bermain gadget selama beberapa jam di hari yang bersangkutan. Punishment jangan terlalu keras, apalagi hingga menimbulkan trauma.

Mendidik anak-anak di zaman now harus pula kita perhatikan kemajuan teknologi yang berkembang semakin maju dan canggih. Bahkan anak-anak balita pun sudah pandai mengoperasikan gadget. Mereka trampil memainkan gadget di tangannya. Pendidikan dan Gadget -- dua hal yang tidak bisa dipisahkan di zaman now. Itu menurutku.

Nah, untuk melengkapi postinganku, bersama ini aku sertakan cuplikan sebagian kecil konten postingan yang aku ikutsertakan di Lomba Menulis #30HariNonStopNgeblog yang diadakan oleh Blogdetik tahun 2013, sebagai berikut:

"Dalam hal memberikan fasilitas yang canggih kepada si buah hati, seperti handphone atau Ipad atau Galaxi Tab, siapa yang harus disalahkan? Anak-anak yang merengek? Atau orangtua? Tapi orangtua yang bersangkutan pun nampaknya tidak mau kalah pamor dari orangtua anak-anak tetangga yang sudah lebih dahulu memiliki gadget tersebut. Apakah karena takut dikatakan ketinggalan zamankah? Merasa tidak se-level dengan mereka yang sudah memiliki gadget untuk anak-anak mereka? Bahkan orangtua sepertinya berlomba-lomba untuk memiliki handphone yang tercanggih. Handphone keluaran terkini.

Pokoknya, semakin canggih handphone yang memiliki berbagai fitur yang menunjang kemudahan untuk browsing segala kebutuhan, semakin mantaplah aktivitas menunduk ini. Alamaaak…mau gimana lagi? Lha udah zamannya kalleee…jadi ya ikutan aja deh menunduk, biar gak boring, supaya gak kesel menghadapi atau berbicara dengan seseorang yang asyik menunduk.

Hal ini bukan saja terjadi di rumahku, tapi juga di angkot, di jalan-jalan, di Mall, bahkan ketika mengendarai motor pun aktivitas menunduk sering terjadi. Tidak sedikit kecelakaan yang disebabkan oleh aktivitas menunduk ini. Di Komplek Perumahan tempat anakku tinggal, bukan hal yang aneh lagi kalau setiap sore, Mbak-mbak, para pengasuh anak-anak sibuk dengan hapenya, menunduk dengan serius, tanpa peduli anak yang diasuhnya sudah ada di mana. Kemudian ketika tahu anaknya sudah jauh darinya, barulah si Mbak ter-birit-birit berlari dan berteriak: “Rioooo….jangan jauh-jauh donk mainnya. Gimana sih, kamu!” Lho! Malah anak yang disalahkan. Padahal yang diasuh sudah beberapa menit meninggalkan dirinya yang asik dengan hapenya.

Memang betul kalau ada yang bilang semakin canggih teknologi dengan berbagai macam merek hape, semakin banyak pengikut yang bergabung di grup generasi menunduk ini, hehehe…
Ke mana pun kita pergi, sudah pasti banyak yang terlibat dengan generasi menunduk. Kalau dulu kita berjalan bisa berpapasan dengan seseorang, langsung menyapa, kini tidak lagi. Karena asyiknya menunduk, sehingga tidak tahu lagi siapa yang telah atau baru kita lewati.

Kalau dulu sebelum zaman secanggih sekarang, masih ada juga ucapan selamat ulang tahun berupa sebuah kartu yang akan menjadi kenang-kenangan. Tapi semakin maju dunia teknologi, semakin kita harus menerima ucapan itu via SMS saja. Sudah pasti mengirimkan SMSnya pun sambil menunduk tuh, qiqiqiiii… Tidak ada cipika cipiki-nya, tidak ada peluk sayang antar teman, saudara. Semua mempunyai alasan yang satu: “Sibuk”. Jadi cukup dengan menunduk saja sampailah ucapan selamat ultah itu. Titik."

So, menurutku cara yang paling baik untuk mendidik anak-anak di zaman now adalah:
  1. dengan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif. Biarkan mereka sibuk dengan gadgetnya karena melalui gadget seringkali anak-anak bisa menyerap banyak ilmu, baik dari segi karakter, memperkaya kosakata bahasa Indonesian/Inggris, menjadi pribadi yang ceria karena seringnya menonton via Youtube acara yang kocak dan menyegarkan. Percaya diri yang semakin berkembang karena pengetahuan yang bertambah
  2. usahakan mem-filter fitur yang kira-kira tidak pantas untuk ditonton oleh anak-anak, tanpa menggurui mereka dan membuat mereka tersinggung. Lakukan saja tanpa mereka tahu. Ini pendapatku lho! 
  3. temanilah mereka dikala kesibukannya tenggelam dalam pengoperasian gadget, tanpa mengenal waktu. Berpura-puralah Anda juga ingin ikut bermain gadget bersamanya.
  4. katakan dengan baik dan tidak menghardiknya untuk mengurangi jatah bermain gadget karena saat yang mereka gunakan untuk bermain gadget tanpa memikirkan waktu, akan menyita jadwal belajar mereka
  5. jadilah Ibu yang menyenangkan, bisa menjadi pendengar yang baik dan menjadi teman yang mengasyikkan bagi anak
Setiap individu memiliki caranya sendiri untuk mencari bagaimana cara menerapkan pendidikan kepada anak-anak di zaman now ini. Kita juga tidak boleh ketinggalan zaman. Belajarlah sedapat mungkin untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh anak-anak kita di gadgetnya.  Andai kita sama sekali tidak tahu tentang gadget, bagaimana mungkin kita berbuat sesuatu untuk sang permata hati.

Last but not least: Jangan biarkan mereka memberi password untuk gadget yang dipegangnya. Katakan ini selembut mungkin dengan penuh rayuan gombal seorang ibu, hehe...
Satu hal lagi yang harus diingat, anak-anak adalah PENIRU yang baik, jadi jagalah dan berhati-hatilah para orangtua dengan sikap dan ucapan di hadapan anak-anak. Karena "Peniru" ini  automatically  akan imitate apa yang telah Anda lakukan atau ucapkan. Believe it or not!

Yuk, selamat mencoba trik dan tips yang aku berikan melalui postingan ini.  Berbanggalah karena kita memiliki anak (anak-anak) yang mengerti dan pandai mengoperasikan gadget sesuai zamannya.  Aamiin.

Reference: http://yati1007.blogdetik.com/2013/09/10/generasi-menunduk

Komentar

  1. harus ekstra keras ya, apalagi pemakiana gadget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Tira, seneng deh liat nama Tira di sini. Bet ul sekali harus ada saha extra. Terima kasih kunjungan Tira ke blog bunda.

      Hapus
  2. Lagi galau juga Ama anak. Sebisanya kalau di rumah g pegang gadget deh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe...nantang diri sendiri nih, apa bisa di rumah gak pegang gadget? Gakpapa lagi, bareng aja sama anak tiduran pegang gadget sambil ajak doi maen dengan pake waktu tentunya. Makasih kunjungan Afrizal Ramadhan ke blog bunda.

      Hapus
  3. Buun... Kalo saya, didik anak saya, saya bawa ke dapur, suruh masak bantuin bapaknya. hahahahah... biar aja motong sayuran ga bener, tapi ada proses mendidik dan belajar di sana. Apalagi pas dia tanya, "Pak, ini potong kacang panjang begini ((maksudnya panjang pendek)", iyain aja, tapi pelan-pelan dikasih tahu. Akhirnya paham. Biar aja dia nguleni adonan roti ampe cemong, tapi dia belajar dan puas. Saya kasih kebebasan, setelah itu beresin lagi. Hahahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren nih si Papanya anak-anak. Ayo, kapan-kapan Nenek online ini diajarin bikin kue donk. Makasih kunjung Joe ke blog bunda.

      Hapus
  4. susah susah gampang anak zaman now ini... banyak alasan kalo dinasehatin... kalo didekatin, udah pandai bilang...dekat dekat pasti ada maunya ni umi... hahhaha ... apalagi anak saya udah usia 16 tahun cowok. kadang ada hal yang memang dia gak mau cerita, walau sudah dituruti maunya, dilembutin dan diajak bercanda.... aah cuma bisa memantau kegiatan nya saja, dan sama siapa dia berteman :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangankan uamg udah 16 tahun, ini sang cucu bunda yang baru 11 tahun aja kalo lagi maen gadget tiduran di tempat tidur, bunda datang dan nimbrung disampingnya, langsung bilang: "Apaan sih nih bunda!" hiks, tapi bunda tau persis dia sukanya nonton video jang kocak-kocak, se[erto ,osa;mua Stand Up Comedy. Jadi lega juga hati bunda. Terima kasih kunjungan Sarahjalan ke blog bunda.

      Hapus
  5. Ya betul banget Bunda. Mendidik anak sangat challenging

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena itu Nurul Rahmawati jangan sekali-kali mundur teratur, ya. Makasih kunjungannya ke blog bunda.

      Hapus
  6. Masukan yang sangat berarti dari postingan ini, apalagi banyak tempted jaman Now. Semngat dan bijak jadi ortu jaman kekinian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih, Christanty Putriarty untuk pujiannya. Semangat, bijak dan sabar dan penuh kasih sayang jangan sampai lenyap dari hati seorang ibu, ya. Terima kasih kunjungan Putriarty ke blog bunda.

      Hapus
  7. Bunda, artikel ini mengajarkan saya untuk tetap semangat mendidik anak di jaman now. So inspired...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Adi Pradana. Memang seharusnya mendidik anak di zaman now ini harus penuh tricks dalam artian penerapannya kepada anak, tidak boleh terselip kekerasan sama sekali dalam mengarahkan atau melarangnya. Terima kasih juga untuk kunjung Adi ke blog bunda.

      Hapus
  8. Jangan sampai jadi kalah sama gadget ya, Bun. Anak harus tau menggunakannya dengan bijak. Tentunya dengan bimbingan oran tua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Chi, tp kan bunda bilang via ibunya. Nenek mah gak berani ikut campur, hiks...

      Hapus
  9. Bunda bener banget, ngmg sama anak2 itu harus pelan dan kasih contoh. Kadang salah sedikit, fatal banget yang ditangkap anak ya bun

    BalasHapus
  10. Ini PR saya, Bundaaaa....

    Tantangan parenting zaman now.

    Makasih sharingnya Bund

    BalasHapus
  11. Tantangan para orang tua zaman now sepertinya agak berbeda yang yang dulu ya bun, semoga nanti saat aku sudah jadi orang tua bisa mendidik anak dengan baik, aamiin. makasih tipsnya bun :)

    BalasHapus
  12. aku juga sebeeel banget kalau udah pada pegang gadget Bunda..seolah ngga ada yang lain. Harus diimbangi memang nih..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu