Menjunjung Etika Dunia Maya
Woow, ODOPISB kali ini dengan tema: "Cara menjunjung etika dunia maya" bagiku terasa berat dan sulit untuk menarikan jemariku di toets keypad laptopku. Temanya sedikit membuat ragu bisakah aku menuliskan sesuatu tentang Menjunjung Etika Dunia Maya
Sumber gbr: medium.com |
Walaupun kita hanya berkomunikasi melalui online, bukan berarti kita tidak harus menjaga lisan kita. Tetap lisan harus diutamakan untuk menjaga kesinambungan pertemanan. Perlakukan teman-teman online kita layaknya mereka sedang berhadapan langsung secara offline. Membalas komentar di blog juga harus memiliki etika, misalnya tidak membiarkan komentar di blog kita biarkan begitu saja sekian lama tanpa response, kecuali memang Pemilik blog sedang cuti (offline). Kemudian jangan lupa BlogWalking adalah merupakan etika di dunia maya juga lho!
Perkenalan yang dimulai dengan "Permintaan Pertemanan" (Friend Requests )- sebelum aku konfirmasi -- selalu aku klik dan lihat dulu "mutual friends"nya -- bila banyak nama-nama yang telah aku kenal, tak ragu aku pasti memberikan konfirmasi. Demikian juga sebaliknya, apabila aku yang meminta pertemanan dan disetujui, maka yang aku lakukan adalah mengunjungi Time Line teman baruku dan aku tuliskan di statusnya ucapan terima kasih. Ini juga bisa disebut etika ber-internet.
Berawal dari memiliki komputer atau laptop sejak tahun 2009 aku berkenalan dengan Dunia Maya melalui akun Facebook dan Blogspot. Kegiatanku masih seputar mnulis di blog dan mengikuti lomba menulis Antologi. Barulah ketika tahun 2012 aku bergabung dengan Kumpulan Emak2Blogger aktivitas yang selama ini dilakukan secara online (terhubung langsung) menjadi satu hubungan secara offline -- pertemuan temu muka atau lebih tenar dengan sebutan KOPDAR. Pertemanan pun jadi bertambah. Di manapun aku berada (di antara mereka yang muda-muda) aku merasa nyaman karena tak seorang pun yang mempermasalahkan usiaku yang jauh diatas usia mereka. Ini yang membuat aku bertahan di dunia maya.
Tak bisa dipungkiri memang kadang kala ada saja yang ingin kelihatan menonjol -- mungkin karena ilmunya yang lebih tinggi atau karena merasa super duper individunya. Atau memang sifatnya yang sudah arogan dari sananya, hehe... tak pernah terusik pikiranku untuk menjauhinya. Hal seperti ini tak bisa dielakkan dalam sebuah pergaulan baik online maupun offline. Jadi menurutku selama kita bisa sadar diri, menjaga perilaku yang baik, saling menghargai sesama teman, baik ketika bertutur lisan maupun dalam online, tak ada yang sulit dalam Menjunjung Etika Dunia Maya.
Tak lupa pula kita harus ingat tentang etika di internet, jadi bukan hanya dalam pergaulan offline kita memerlukan etika, tapi beraktivitas di internet pun memiliki etika lho yang disebut netiquette atau etika di internet. Di sinilah kita harus men-judge dan bertanya pada diri sendiri dengan bijaksana, apakah yang ditulis ini patut di muat di internet. Pun hal-hal yang bersifat pribadi haruskah kita muat di internet? Walaupun, misalnya, settingan kita buat "only for friends" tetap saja hal-hal yang berbau pribadi apalagi sangat pribadi hendaknya mengingat adanya etika internet ini (netiquette) hindarilah. Tahan diri untuk tidak mengumbar amarah yang berlebihan di dunia maya. Tentu kita semua tahu ada settingan yang kita bisa pilih yaitu settingan public atau friends.
Sumber Gambar: youtube.com |
Hubungan online yang seringkali diadakan secara online dengan santun, akrab dan saling cerita tentang keluarga menjadikan hubungan orang-per-orang semakin dekat. Mengutamakan kesantunan dalam sebuah hubungan, walaupun hanya online adalah sebuah keharusan. Kenapa? Komunikasi antarteman melalui online yang sering dilakukan, sperti telah aku sebutkan di atas, tak ubahnya sebuah hubungan langsung dengan tatap mata. Jadi sudah sewajarnya perilaku kita dalam bercerita, berkomunikasi dan berbagi ilmu dilakukan dengan tanpa adanya sikap arogan dari salah satu pihak.
Sikap santun dan saling menjaga tata kata dalam berkomunikasi wajib dijaga, karena besar kemungkinan pertemanan secara online akan menjadi semakin dekat dan akrab ketika semua pihak yang terlibat dalam komunikasi saling bertemu. Rasanya seperti telah berkenalan lama sekali -- begitu akrab -- ramah dan penuh ceria.
Dunia Maya bagiku adalah sesuatu, kami kadang saling merindukan satu sama lain bak sebuah keluarga yang lama tak bertemu. Kenapa aku katakan dunia maya itu bagiku sesuatu? Karena dunia maya membuat aku bergairah untuk menulis. Dunia Maya menyebabkan aku memiliki banyak teman
dan Duni Maya pula yang membuat aku memiliki predikat BLOGGER, hehe...
Reference: https://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_maya
betul banget bunda, walau pun di dunia maya, kita harus tetap santun menulis dan mengungkapkan perasaan :)
BalasHapusTos dulu deh kita, Lia Lathifa, hehe... seharusnyalah seperti itu. Terima kasih kunjunan Lia ke blog bunda.
HapusDuh, saya tertampar banget nih, Bun. Komentar2 di blog akhir2 ini banyak banget yg saya biarin. Kadang juga gak bewe balik. Hiks.
BalasHapusMasih harus banyak belajar nih utk beretika yg baik di dunia maya.
TFS ya, Bunda :*
Masama Diah Kusumastuti, duuuh, jangan suka gitu deh...bunda juga suka-suka juga telat koq jawabnya. Tapi tetap dibalas dan langsung BW. Apalagi bunda, bukan cuma etika tapi teknik perbloggingan juga harus masih banyak belajar. Yuuuk, belajar.
HapusSemangat Bunda untuk berinteraksi secara sehat di dunia maya merupakan inspirasi
BalasHapusAlamdulillah. Semoga bunda juga semakin beretika di dunia online. Terima kasih kunjungan Topik Irawan ke blo bunda.
HapusLayaknya sopan santun di dunia Nyata, dunia maya pun memerlukan etika ini agar saling menghormati dan menghargai...
BalasHapusBetul banget, kenal online tapi kalo ketemu seperti udah kenal lama banget, tak lain itu karena kita tidak melupakan etika ketika berkomunikasi. Siiiplah. Terima kasih kunjungan Adi Pradana ke blog bunda.
HapusPernah ada yang berpendapat kalau dunia maya itu bebas. Kan, gak ada yang lihat. Padahal kalau kata saya, mau itu dunia maya atau nyata ya sama aja. Harus paham etika. Gak bis aseenaknya
BalasHapusMeski dunia maya tetap saja yang nulisnya nyata ya. Jadi penting banget menjaga etika. Setuju banget sama bunda...
BalasHapus