How to Manage Life After Retirement
Sengaja judul postingan aku pakai bahasa Inggris, biar agak keren, hehe...Lho! emang kalau pake bahasa Indonesia gak keren? Ya, keren juga sih, tapi hari ini lagi pengen aja buat judul postingan dalam bahasa Inggris-- gakpapa, kan? Cuma judulnya doank.
Yuk, aku mau mulai mengulik kehidupanku sendiri nih setelah tidak lagi jadi wanita karir. Oops, ya waktu aku meninggalkan kantorku tahun 1991 masa kerjaku telah 23 tahun. Usiaku baru 52 tahun. Iya, baru 52. Kenapa aku bilang "baru" -- karena sebenarnya kalau saja aku mau bertahan sampai usiaku, setidaknya 55 tahun, aku sudah bisa mengambil early retirement yaitu pensiun muda.
Dengan status pensiun muda ini, apapun yang menjadi hak-hak seorang yang akan melangkah ke masa pensiun akan didapatkan. Dengan demikian disamping aku menerima apa yang disebut sebagai lump sum ketika meninggalkan kantor untuk selamanya, tapi ke depannya aku pun akan menerima uang bulanan layaknya seorang yang masih aktif bekerja sirna sudah. Andai ini tak terjadi, sejatinya aku tak perlu lagi repot dan bingung mencari income tambahan melalui dunia maya. Terus terang berkaitan dengan ekonomi, hal ini tak perlu aku lakukan, karena anak-anakku men-support keseharianku dan menafkahiku, bahkan hingga saat ini.
Back to the story -- ketika aku resign dari kantor untuk alasan yang sangat urgent dan tak bisa ditolelir lagi di keluarga, maka aku pun mengajukan resignation letter dan menyampaikan request for withdrawal settlement -- seluruh uang pensiunku akan aku terima pada saat aku tidak lagi menjadi staff perusahaan internasional tersebut. Whatever will be will be. Allah telah menuntunku ke arah ini. Aku menerima dengan rasa penuh syukur.
Apakah aku menyesal dengan keputusanku? Nope, sama sekali tak ada penyesalan karena segala kendala yang menghadang telah tuntas aku selesaikan -- antara lain uang kuliah anak-anakku yang empat orang dan keperluan-keperluan urgent lain telah terpenuhi. Hidup aku rasakan begitu indahnya karena terlepas dari beban yang menghimpit dada begitu berat. Anak-anakku yang telah duduk di bangku SMA aku berikan keleluasan sebagai tanggung-jawabnya untuk mengatur keuangan untuk kebutuhan sekolah mereka -- aku buatkan untuk kedua anakku yang pertama dan kedua masing-masing satu Credit Card dari Standard Chartered Bank ketika itu. Legalah hati ini -- tinggal menunggu masa-masa dimana mereka akan menjajagi kehidupan yang mapan di masa depan. In Shaa Allah.
Seiring berjalannya waktu....
Aku telah menjadi nenek dari empat orang cucu, yang tertua 22 tahun, yang terkecil 12 tahun. Selanjutnya how to manage life after retirement. Tentu saja dengan menggunakan waktuku se-efisien mungkin. Aku tak mau berpangku tangan, duduk manis. Aku mencari kesibukan. Satu-satunya kesibukan yang menarik -- aktivitas di dunia maya. Dan ini dimulai pada bulan Maret 2009. Aktivitas ini juga salah satu cara untuk me-manage kehidupanku di saat-saat masa pensiun aku jalani. Dengan demikian aku tidak akan bosan menghadapi hari-hariku yang kosong tanpa kegiatan kantor, hehe...aku bukan lagi wanita karir. Tapi Blogger Pemula.
Hingga saat ini aku masih tetap mempertahankan kegiatanku di dunia maya dengan merajut kata dalam tulisan yang aku muat sebagai postingan di blogku. Aku memiliki tiga akun blog -- hanya satu yang paling aktif berdotcom yang kini berisi corat-coret yang sedang Anda telusuri ini.
Pengalaman-pengalaman manis di dunia blogging dengan beragam aktivitasnya membuat aku memiliki sedikit tambahan ilmu. Aku sadar, setiap tambahan ilmu yang aku dapat dan aku pelajari rasanya aku semakin menjadi seorang yang tidak tahu apa-apa. Aneh memang, semakin banyak yang kita tahu semakin terasa kurang pengetahuanku -- luasnya ruang yang ada dalam benak ini masih ingin terus menampung segala ilmu blogging, namun akan mampukah aku di usiaku yang sudah beranjak 79 tahun ini melakukannya? In Shaa Allah dengan bimbingan para blogger muda dan ranum serta baik hati, tidak memilah dan memilih teman bergaul dalam menimba ilmu berkaitan dengan usia, aku akan terus berkiprah menimba ilmu blogging yang baru secuil aku punya.
Last but not least: sejauh aku melangkah meninggalkan dunia karir di belakangku, mudah-mudahan sepanjang itu pula aku mampu tetap berada di dunia maya -- aktivitasku yang jauh berbeda dengan dunia perkantoran -- tapi tetap memberikan kesenangan dan sensasi tersendiri.
That's the way I manage life after retirement. Caraku dengan sebuah harapan agar aku terhindar dari penyakit pikun yang akan menyerang terlalu dini. Semoga para blogger yang usianya hampir mendekati usaku (ada gak ya??) harus tetap memerintah otaknya agar tetap aktif, jauhkan rasa stress. Make your life cheer up ever after.
Semangat!
Note: Aku buat postingan dengan apa adanya tanpa mempraktikkan Infografis untuk mempercantik tampilan. Kenapa? Karena aku belum canggih, hiks, hiks... next time'd be better.
Kenangan bersama seorang teman Blogger yang ceria |
Yuk, aku mau mulai mengulik kehidupanku sendiri nih setelah tidak lagi jadi wanita karir. Oops, ya waktu aku meninggalkan kantorku tahun 1991 masa kerjaku telah 23 tahun. Usiaku baru 52 tahun. Iya, baru 52. Kenapa aku bilang "baru" -- karena sebenarnya kalau saja aku mau bertahan sampai usiaku, setidaknya 55 tahun, aku sudah bisa mengambil early retirement yaitu pensiun muda.
Dengan status pensiun muda ini, apapun yang menjadi hak-hak seorang yang akan melangkah ke masa pensiun akan didapatkan. Dengan demikian disamping aku menerima apa yang disebut sebagai lump sum ketika meninggalkan kantor untuk selamanya, tapi ke depannya aku pun akan menerima uang bulanan layaknya seorang yang masih aktif bekerja sirna sudah. Andai ini tak terjadi, sejatinya aku tak perlu lagi repot dan bingung mencari income tambahan melalui dunia maya. Terus terang berkaitan dengan ekonomi, hal ini tak perlu aku lakukan, karena anak-anakku men-support keseharianku dan menafkahiku, bahkan hingga saat ini.
Back to the story -- ketika aku resign dari kantor untuk alasan yang sangat urgent dan tak bisa ditolelir lagi di keluarga, maka aku pun mengajukan resignation letter dan menyampaikan request for withdrawal settlement -- seluruh uang pensiunku akan aku terima pada saat aku tidak lagi menjadi staff perusahaan internasional tersebut. Whatever will be will be. Allah telah menuntunku ke arah ini. Aku menerima dengan rasa penuh syukur.
Apakah aku menyesal dengan keputusanku? Nope, sama sekali tak ada penyesalan karena segala kendala yang menghadang telah tuntas aku selesaikan -- antara lain uang kuliah anak-anakku yang empat orang dan keperluan-keperluan urgent lain telah terpenuhi. Hidup aku rasakan begitu indahnya karena terlepas dari beban yang menghimpit dada begitu berat. Anak-anakku yang telah duduk di bangku SMA aku berikan keleluasan sebagai tanggung-jawabnya untuk mengatur keuangan untuk kebutuhan sekolah mereka -- aku buatkan untuk kedua anakku yang pertama dan kedua masing-masing satu Credit Card dari Standard Chartered Bank ketika itu. Legalah hati ini -- tinggal menunggu masa-masa dimana mereka akan menjajagi kehidupan yang mapan di masa depan. In Shaa Allah.
Seiring berjalannya waktu....
Aku telah menjadi nenek dari empat orang cucu, yang tertua 22 tahun, yang terkecil 12 tahun. Selanjutnya how to manage life after retirement. Tentu saja dengan menggunakan waktuku se-efisien mungkin. Aku tak mau berpangku tangan, duduk manis. Aku mencari kesibukan. Satu-satunya kesibukan yang menarik -- aktivitas di dunia maya. Dan ini dimulai pada bulan Maret 2009. Aktivitas ini juga salah satu cara untuk me-manage kehidupanku di saat-saat masa pensiun aku jalani. Dengan demikian aku tidak akan bosan menghadapi hari-hariku yang kosong tanpa kegiatan kantor, hehe...aku bukan lagi wanita karir. Tapi Blogger Pemula.
Beragam aktivitas karena aku Blogger...yyeeaayy |
Hingga saat ini aku masih tetap mempertahankan kegiatanku di dunia maya dengan merajut kata dalam tulisan yang aku muat sebagai postingan di blogku. Aku memiliki tiga akun blog -- hanya satu yang paling aktif berdotcom yang kini berisi corat-coret yang sedang Anda telusuri ini.
Pengalaman-pengalaman manis di dunia blogging dengan beragam aktivitasnya membuat aku memiliki sedikit tambahan ilmu. Aku sadar, setiap tambahan ilmu yang aku dapat dan aku pelajari rasanya aku semakin menjadi seorang yang tidak tahu apa-apa. Aneh memang, semakin banyak yang kita tahu semakin terasa kurang pengetahuanku -- luasnya ruang yang ada dalam benak ini masih ingin terus menampung segala ilmu blogging, namun akan mampukah aku di usiaku yang sudah beranjak 79 tahun ini melakukannya? In Shaa Allah dengan bimbingan para blogger muda dan ranum serta baik hati, tidak memilah dan memilih teman bergaul dalam menimba ilmu berkaitan dengan usia, aku akan terus berkiprah menimba ilmu blogging yang baru secuil aku punya.
Pertemanan yang akrab dan hangat.sesama Blogger tanpa pandang usia. |
Last but not least: sejauh aku melangkah meninggalkan dunia karir di belakangku, mudah-mudahan sepanjang itu pula aku mampu tetap berada di dunia maya -- aktivitasku yang jauh berbeda dengan dunia perkantoran -- tapi tetap memberikan kesenangan dan sensasi tersendiri.
That's the way I manage life after retirement. Caraku dengan sebuah harapan agar aku terhindar dari penyakit pikun yang akan menyerang terlalu dini. Semoga para blogger yang usianya hampir mendekati usaku (ada gak ya??) harus tetap memerintah otaknya agar tetap aktif, jauhkan rasa stress. Make your life cheer up ever after.
Semangat!
Note: Aku buat postingan dengan apa adanya tanpa mempraktikkan Infografis untuk mempercantik tampilan. Kenapa? Karena aku belum canggih, hiks, hiks... next time'd be better.
Aaah bunda.. I always salute you for your kindred spirit! Love it bundaaa
BalasHapusMakasih, Indah
HapusBunda, bunda selalu bersemangat sekali loh, mencari ilmu apapun, semangat ya, Bun teruslah menjadi inspirator buat saya yang masih muda ini. Sehat selalu ya, Bunda
BalasHapusAamiin, Tanti, terima kasih do'anya.
HapusSalam kenal bunda yati. Keren sangat deh bunda masih semangat ngeblog padahal cucunya sudah banyak. Kami yang muda harus belajar sama bunda yati nih
BalasHapusSalam kenal balik dari bunda untuk Untai travel notes. Keren sih gak tapi berusaha untuk keren, hehehe...Makasih kunjungan Untari ke blog bunda.
HapusBundaaaa apa kabar? Kangen baca blog bunda yg selalu punya banyak cerita.
BalasHapusAaduduuu...Mel, apa kabar juga di sana. Blog bunda sering vakum, hehe... makasih Mel udah mampir ya. Salam kangen
Hapusbunda... aku salut di usia 52 masih semangat blogging, bunda itu lebih senior dari ibu ku lho hehe.. ibu ku aja sekarang senengnya leyeh leyeh aja dirumah kalo ada waktu luang, sementara bunda masih bisa produktif sana sini walaupun sudah pensiun. keren! jadi isnpirasi banget
BalasHapusRizka Edmanda, 52 itu usia ketika Bunda mengajukan withdrawal settlement, non, sayang. Sekarang usia bunda 79 tahun, Iya tujuh puluh sembilan tahun. Kalo gak dibawa ngonlain nanti cepet pikun, kan.Kasian anak cucu menantu, hehe... Makasih kunjungan Rizka ke blog bunda. Btw kita udah temenan belum ya?? Coba bunda liat dulu deh.
HapusInpiratif banget bunda makanya ku juga ingin terus mengasah otak dengan terus membaca dan menulis setidaknya bisa bermanfaat bagi orang lain
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog bunda. Terima hervaa yulyanti kunjungannya. Betul sekali mengasah otak itu perlu lho. Let's our brain stay fresh and active.
HapusApakabar Bunda?
BalasHapusSelalu salut dengan semangat bunda .
Semoga bunda sehat selalu dan semangat ya bun. Aamin.
Yulie, terima kasih sudah mampir. Terima kasih kunjungan dan do'anya buat bunda.
HapusWahhh salut pada Bunda ��. Di usia yang tak lagi muda masih tetap aktif menulis dan menuangkan ide-ide melalui blog ��
BalasHapusTerima kasih Ira Hamid pujiannya. Bunda ingin sekali rutin mengisi blog tapi terkadang terhalang oleh buntunya ide tuh. Tapi memang harus banyak baca dan BW salah satunya. Terima kasih juga untuk kunjungan Ira ke blog bunda.
HapusMasyaAllah, semoga nanti aku bisa seperti bunda. Terus berkarya tak kenal usia
BalasHapusHehe...bunda berkarya tapi skill belum canggih nih. Masih harus belajar banyak biar tampilan blog kece seperti blog milik rekan-rekan bunda yang muda dan ranum dengan kecanggihan menghias blognya. Terima kasih kunjungan Noe ke blog bunda.
HapusBunda menginspirasi sekali. Tetap berkarya Bunda, sukses selalu.
BalasHapusTerima kasih Eryvia Maronie andai bunda mampu menginspirasi. Aamiin untuk do'anya,.
HapusBundaaaaa, kekuatan tulisan Bunda Yati dan pengalaman Bunda lebih lebih dari infografis Bundaaaaaa.... Artikel kali ini menguatkan sekali.... Sehat dan semangat selalu ya Bunda, biar bisa terus menginspirasi.... Sun sayang selalu....
BalasHapusWow, si nyonyamalas a.k.a. emanuellaa ini koq ya muji bundanya setinggi langit. Alhamdulillah, pujiaan untuk artikel bunda, ya. Terima kasih untuk kunjungan ella ke blog bunda.
HapusRata-rata alasannya sama ya, Bun. Harus memiliki aktivitas supaya tidak pikun. Mamah dan almarhumah mertua saya juga berpendapat seperti itu
BalasHapusTapi ada yang beda kali, Chi -- bunda mah disamping menjaga supaya gak cepet pikun, jugaaa...masih pengen memotize blog tuh, hehe... Makasih kunjungan @myraabastasia ke blog bunda.
HapusBundaaaa...kangen. Walaupun kita belum pernah bertemu tetapi saya kok merasa sudah kenal dekat sama Bunda. Apakah karena saya sudah membaca bukunya Bunda? Me and my life.
BalasHapusHehe...mungkin juga, Marda Wiah beli buku Bunda? Terima kasih ya. Terkadang komunikasi online bisa berkualitas lho. Ya, seperti komunikasi kita ini. Mudah2an kita bisa kopdaran, ya. Terima kasih juga untuk kunjungan dan komentar Marda.
HapusBundaaa, kayaknya ibuku harus baca blog Bunda. Setelah pensiun beliau seperti kebingungan harus ngapain di rumah.
BalasHapusMonggo...malahan buku bunda aja sekalian biar Mamanya Sissaassy tahu begitu mudahnya punya blog kalo cuma diisi dengan pengalaman kita pribadi yang tidak terlalu privacy. Tapi kalo blog yang diunjukkin malu atuh, karena banyak bolong-bolongnya, sering vakum tuh. Terima kasih ya kunjunannya.
HapusBundaaa, apa kabar? Lama tak berjumpaa. Moga sehat slalu ya, Bun. Baidewei saya selalu salut liat semangat Bunda dalam ngeblog lho! Semangat terus ya, Bundaaa. Salam sayaang :*
BalasHapusBunda alhamdulillah sehat, semoga Dewi juga dlm stamina prima, y. Mksh kunjungan ke sini
HapusBunda memang idolaque! 23 tahun di kantor yang sama? Woooow! Kalau segitu dibilang early retirement, aku mah super extra too early retirement. hihihi.
BalasHapusHehe...kan full retirementnya 62 th waktu itu. Mksh kunjjngan Helena ke ke sini.
HapusBunda kereeen, di umur yang sekarang masih enerjik dan penuh semangat. Menginspirasi banget Bun.
BalasHapusSehat terus ya Bun.����
Aku iri sama Bunda loh, semoga saja nanti saya masih mau untuk belajar jika usiaku makin menua.. .
BalasHapusBunda Yati tuh selalu semangat dan bikin yg lain iri. Sehat2 terus Bunda, dan gak berhenti berkarya
BalasHapusSalut banget dengan semangat Bunda Yati, saya aja yang masih muda gini suka kalah semangat, pokoknya Bunda Yati mah panutanku
BalasHapusHebatnya Bunda tetap semangat bekerja meskipun sudah resign dari kerja kantoran. Patut dicontoh.
BalasHapusTahun 91 aku masih SMP bunda, tapi seneng bisa kenal BUnda skr. KApan kita ketemuan lagi Bun?
BalasHapusAwet Muda euy ini Bunda yati.
BalasHapusTetap berkarya dan semangat mudaa.
Patut ditiru.
Aku udah pensiun kerja sejak usia 26th bun. Ahahahahha
Hai Bunda Yati, seneng banget baca tulisan bunda. Mengalir dan enak dibaca. Barakallah bunda, moga sehat selalu ya.
BalasHapusWah menarik sekali pengalamannya. tetap semangat berkarya ya, bunda!
BalasHapusBundaa salam kenal yahh, selalu jadi inspirasii, dari dulu suka banget mengunjungi blog ini, hangaaat bangett...
BalasHapusSenangnya...
BalasHapusIya, kuncinya adalah bahagia yaa, Bunda.
Jangan banyak kepikiran sama hal-hal yang di luar jangkauan kita.
Btw,
cucu yang paling besar sudah SMP?
Sama anak, kayak adik-kakak donk yaa Bunda...hiihi...
Bundaa sehat selalu yaaa..aku selalu kagum dengan Bunda. You're my inspiration...
BalasHapusBundaaa.. Keren semangatnya. Di Solo ada juga penulis yang merangkap blogger dan usianya sudah hampir 60tahun. Saya memanggil beliau, Uti. Semangatnya juga besar, seperti bunda. Hal ini yang membuat kami selalu merasa terpacu, masa kalah sama yang sepuh? Semoga sehat selalu dan tetap menginspirasi ya, Bunda.. :)
BalasHapusMasya Allah semangat banget ya Bunda Yati keren banget kegiatannya. Salut dengan semangat Bunda Yati ini
BalasHapusBunda, aku bacanya kok terharu ya. Betapa Bunda tidak pernah lelah untuk belajar dan berbagi. Dan memang benar Bunda, aku pun mengalami saat kita bertemu dengan banyak orang, kita makin sadar kalau ternyata di atas langit masih ada langit lagi.
BalasHapusSetuju bunda.
BalasHapusDemensia atau kepikunan ada yang bisa dikendalika dan ada yang tidak.
Faktor usia dan kelamin, itu tidak bisa kita kendalikan.
Namun tekanan darah, gula dan stress kita bisa kendalikan.
Nah, memiliki aktivitas saat usia lanjut membantu kita meminimalisir demensia atau kepikunan karena tanpa kita sadari kita memaksimalkan fungsi otak.
Untung BW ke sini, aku jadi buka browser dan baca-baca tentang demensia.
Wawasan pun jadi bertambah. ^^
MasyaAllah jadilah tokoh yang menginspirasi selalu ya Bunda.
BalasHapusSelalu sehat dan bahagia terus, kapan meet up bun. Kepengen ketemu.
Bunda Yati mah luar biasa banget nih semangat ngeblognya, ngalah2in yang muda. Keep happy blogging ya Bunda.
BalasHapusKarena hidup nggak berhenti setelah pensiun ya Bun. Ngelihat Bunda, saya yang lebih muda jadi ikutan semangat juga
BalasHapusSemoga bisa menyusul jejak bunda Yati yang inspiratif.
BalasHapusI am turn to 50 last June... ^^
Tetap semangat beraktivitas meski usia telah senja, ya Mom
Justru dengan tetap beraktivitas, kita akan stay "waras" ^^
Are you with me, Mom?
Salam kenal bunda. Tulisannya keren banget, menginspirasi buat aku yang juga baru memulai untuk tekun ngeblog. Blogging itu tidak memandang usia. Keep up the good work bunda.
BalasHapuspemilihan judul pake bahasa inggris itu lebihhhh ngena ya Bun, saya pun kadang demikian. Semangaatt Bundaaa! senang bisa mampir di blog ini. Inspiratif!
BalasHapusAssalamu alaikum, Bunda. Long time no see. Semangat selalu menulisnya; English or no English hehe. Insya Allah kita sua lagi, aamiin.
BalasHapusMembaca artikel bunda, saya jadi kangen ibu dirumah
BalasHapus