Cerita Mudik yang Berbeda

Day-18
Sengaja aku beri judul postingan ini Cerita Mudik yang Berbeda karena boleh dikatakan aku ini tidak punya kampung untuk dijadikan tujuan tempat mudik. Memang ayah dan ibuku orang dari luar Jakarta, tapi mereka kan sudah meninggalkan kami untuk selama-lamanya, jadi sudah "mati obor" baik dari pihak ayahku (Padang) atau pihak ibuku (Bogor). 

Sebelum lanjut mengisi postingan ini, izinkan aku mengulik apa artinya "mudik" dari Wikipedia. Ini dia:

Mudik adalah kegiatan perantau/pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya.[1] Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Transportasi yang digunakan antara lain : pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus, dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dapat digunakan untuk mudik. 

Mudik berarti pulang ke kampung halaman bagi para perantau yang meninggalkan kampung halamannya untuk beragam tujuan, misalnya, sekolah, kuliah, mencari pekerjaan dan lain sebagainya. Intinya mudik  yang biasanya dilakukan setahun sekali pada setiap Lebaran. Terlebih lagi bagi mereka yang meninggalkan orangtua mereka untuk merantau menimba ilmu, bekerja dan tujuan positif yang lain. 
equityworld-futures.net

Memang kami termasuk keluarga besar yang masing-masing telah merantai dan hanya puluhan tahun sekali kami pulang ke rumah gadang dari keluarga ayah. Tapi untuk ke Bogor dari keluarga ibu sudah kehilangan jejak karena mereka yang seangkatan baik dengan nenek maupun ibuku telah tiada semua. Jadi kami tidak memiliki istilah "mudik" a.k.a. pulang kampung. Sejak usia 8 tahun aku tinggal di Jakarta. Begitu juga setelah dewasa dan menikah tetap tinggal di wilayah Jakarta. Jadi memang kami tak punya tempat untuk mudik. Tempat kami ya di sini, di Tangerang Selatan, hehe...

Anak-anakku semua juga tak punya kampung untuk pulang dan memakai istilah mudik karena orangtua anak-anakku, aku dan keluarga besar kami, tinggal di Jakarta. Tapi apa salahnya kalau aku memakai istilah mudik itu untuk sekedar beralih dari rumah anakku (di mana aku hampir 99% bermukim di sana) pulang ke rumahku yang home sweet home. Rumah yang memiliki kenangan tentang anak lelakiku yang memiliki hobi akan tanam-tanaman di pot seperti aku. Allah sangat menyayanginya dan mengambil milikNya yang telah kumiliki selama 45 tahun. Semoga ia tenang di sisiNya. Aamiin. Alfatehah untuk anak lelakiku.

dokpri
Selama bulan Ramadhan ini anak-anakku memintaku untuk bermalam di rumah mereka di Bintaro. Sedangkan rumahku di Pamulang. Jadi boleh donk istilah mudik aku pakai saja di sini "pulang ke mudik dari Bintaro ke Pamulang. Tapi bukan naik kereta api melainkan naik go-jek. Beban bawaanku juga gak kalah banyaknya dengan mereka yang mau pulang kampung a.k.a. mudik -- empat buah tas aku paksa untuk dinaikkan ke GoJek.  Koq banyak banget. Ya, iyalah karena aku sudah hampir satu bulan di rumah anakku, sedangkan di hari hari-hari biasa pun aku diminta bermalam andai anakku punya tugas ke luar kota dari kantornya. Nah, kebayang, kan...pretelan bawaanku yang sedikit demi sedikit itu pastinya menjadi bukit. Jadi Cerita Mudik yang Berbeda pun "pas" untuk judul postingan ini. (Itu menurut ku) -- air laut emang siapa yang ngegaremin ya, asin sendirilah. Begitu juga cerita mudik versiku yang pulang ke"rumah sendiri" instead of "pulang kampung."  Yeeeaaayy...tadi padi aku 










REFERENSI:
https://id.wikipedia.org/wiki/Mudik

Komentar

  1. Hehe...mudiknya tetap mengasyikkan bukan, Bunda? Selamat Idul Fitri ya Bunda, maaf lahir batin..

    BalasHapus
  2. hehe unik bunda, mudiknya pake gojek. Aku pun punya kampung halaman di ciamis, tapi sering mudiknya ke tempat suami ke bandung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...yg penting kan balik ke pemukiman sendiri,, hehe...

      Hapus
  3. Hohoho.. Jalan cerita manusia emang beda2 ya bun. Yang penting esensinya berkumpul dgn keluarga.

    BalasHapus
  4. Bunda unik bener nih mudiknya Bintaro-Pamulang mana naik gojek pula hahaha.

    Mohon maaf lahir batin yah bun :)

    BalasHapus
  5. BUndaaa kebanggaan aku keren banget bun. Alhamdulillah. Senang juga bisa mudik walaupun jarak dekat yaaa. Sehat sehat ya bundaa

    BalasHapus
  6. Mudiknya gak perlu bermacet-macetan ya bun dari Pamulang ke Bintaro. Rumah anaknya Bunda yang di Bekasi udah gak ditempati ya?

    BalasHapus
  7. Aku juga udah ngga mudik berapa tahun ya. 2-3 tahunan. Masih tinggal sama ortu sih dan keluarga besar yang biasanya didatangi udah diajak anaknya masing-masing. Jadi, mudik mau nemuin siapa x_x Tapi Alhamdulillah hari raya tetep bahagia

    BalasHapus
  8. Gak apa-apa, Bun. Malah enak gak macet-macetan. Nanti ke luar kotanya kalau jalan-jalan aja :D

    BalasHapus
  9. Bundaaa, maaf lahir batin yaa.
    Aku mudiknya juga deket, malah jalan kaki aja nih karena rumah ibu itu satu RT dengan rumah saya dan keluarga. Ngirit ongkosnya. Ke rumah keluarga suami juga dekat, bisa naik motor atau mobil.

    BalasHapus
  10. Bunda...
    Aku justru jarang mudik kalau pas liburan, apalagi momen lebaran karena semua akan terasa mahal dan jauh dari nyaman.
    Maklumlah pas-pasan,
    Bahahaha... curhat jadinya


    Mumpung masih bulan Syawal, "Mohon Maaf Lahir Batin" ya, bunda...



    BalasHapus
  11. Mudik Bunda Yati unik, tapi alhamfulillah ada anak-anak dan Bunda bisa kumpul bareng mereka. Meski Bunda telah kehilangan akar dengan silsilah keluarga, Bundalah akar bagi para anak dan cucu serta cicit nantinya.
    Saya yang keluarga kecil ini saja belum punya akar untuk memulai, semoga Allah berkenan kala Palung dewasa dan berkeluarga, saya dan suami adalah akar untuk pulang kala lebaran atau hari biasa.
    Sehat selalu untuk Bunda dan keluarga besar. Bahagialah Bunda di masa tua tetap produktif serta dilimpahi kasih sayang. Bunda seorang penyayang maka akan beroleh imbal balik tanpa meminta. Insya Allah.
    Selamat lebaran, ya, Bunda. Mohon maaf lahir batin.

    BalasHapus
  12. gapapa lah bund, walaupun mudiknya dekat tapi anak-anak malah ga harus mendaki gunung lewati lembah kalau pulang ke ortunya. Seperti mudikku tiap tahun. hihi

    BalasHapus
  13. Bunda, Selamat Lebaran. Mohon Maaf lahir batin :)
    Semoga bunda dan keluarga sehat selalu, ya.
    Kalau aku malah nggak mudik, bunda. Karena nggak punya kampung, hihihi

    BalasHapus
  14. Bunda.. akupun mudiknya seputaran Banten, Bekasi aja kok hehe.. senang ya bun anak anak sayang dan peduli sama bunda.. lebaran dimanapun yang penting kumpul bareng keluarga ya bun.. sehat sehat selalu bunda sayang

    BalasHapus
  15. Minal Aidzin wal Faizin ya, Bunda. Mohon maaf lahir dan batin. Tak apa mudiknya dari Bintaro ke Pamulang, yang penting mudik dan berkumpul bersama keluarga untuk merayakan hari kemenangan ya. Serunya naik ojek pula.

    BalasHapus
  16. Bunda...((sungkem))
    Taqabbalallahu minna wa minkum.

    Selamat mudik ke Bintaro, Bunda..
    Hehhee...perjalanan dari Pamulang- Bintaro berapa lama Bun...naik ojek online?

    BalasHapus
  17. Jadi kalau Bunda mudiknya dari Bintaro ke Pamulang, aku mudiknya dari Cimanggis ke Cibubur hehehe. Tosssss, Bun. Mirip khan kita. Orangtuaku tinggal di Cibubur beberapa tahun terakhir ini dan Mertua sejak lama tinggal di Condet. Jadi mudik kami juga selalu beda. Happy mudik, Bun. Maaf lahir batin

    BalasHapus
  18. Ah bunda mudik nya mirip aku masih deket2 ya Bun..akutu pengen jg mudik yg jauh sekalian sesekali hahaha..

    BalasHapus
  19. bunda sehat selalu ya, meskipun belum pernah bertemu tapi ci seneng banget baca tulisan bunda, menginspirasi banget semangatnya.

    BalasHapus
  20. Hehehe, lucu bun, mudiknya naik Gojek. Tapi deket sih ya. Tapi tetep ada mudiknya. Aku mah tiap tahun gak kemana2 Bun. Maklum di udik. Sodara2 malah yang datang ke rumahku. Minal Aidin Walfaizin Bun....

    BalasHapus
  21. Bunda masih dalam suasana lebaran mohon maaf lahir batin ya bunda. Keren bunda biar gimanapun tetap ngerasain mudik yaa...

    BalasHapus
  22. Saya pun tak pernah mudik Bun. Saat orang lain harus berjuang dengan kenaikan harga transportasi di mana-mana, saya hanya di dalam kota aja sowan ke rumah mertua. Orang tua dan mertua sama-sama di Semarang, jadilah saya anggota tetap #TimGaPernahMudik :))

    BalasHapus
  23. hihi, ga apa bunda walau hanya Bintaro ke Pamulang, tetap bisa merasakan kesan mudik ^^ saya lebaran kemarin ga bisa mudik ke rumah ortu, suami ga dapet cuti soalnya :(

    BalasHapus
  24. selamat idul fitri ya bunda, mohon maaf lahir batin. mudik bagi setiap orang pasti punya cerita mengasyikannya masing-masing ya bun. seru deh liat bunda mudik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu