Pentingkah Baju Baru di Hari Lebaran?
Day-24
Kalau saja ada pertanyaan seperti di atas, maka jawabanku tergantung dari situasi dan kondisi.
Misalnya ketika anak-anakku masih berusia di bawah 20 tahun, maka jawabannya adalah: "ya" baju baru penting di Hari Lebaran apabila keuangan memungkinkan. Tapi kalau tidak terbeli karena kondisi keuangan yang sangat mepet -- tak beli baju baru pun tak mengapa -- anak-anakku sangat maha mengerti dengan kondisi kami.
Sekarang yuk, aku berikan sedikit ulasan tentang masa kecilku yang serba kekurangan. Nenek dan kakekku tak mungkin membelikan aku baju baru untuk lebaran, tapi seperti yang pernah aku ceritakan dalam postingan yang lalu, tak pernah ada kegalauan pada diriku setiap hari lebaran tiba. Nenekku selalu bisa memodifikasi pakaian lamaku. Kadang diberinya pita besar yang dijahitkan di bagian pinggang kiri dan kanan, kemudian diikatkan ke belakang dalam bentuk pita. Ah, sungguh nenekku pandai membuat kreasi baju lama jadi baru. Aku tak malu mengenakannya, bahkan bangga karena itu hasil kreasi nenek yang dibuatnya dengan penuh kasih sayang.
Sayang sekali dokumentasi foto-foto kami kakak beradik ketika kami berusia belasan tahun dan berbaju sama tak tersimpan dengan baik. Kami sebelas bersaudara dari 3 orang ibu. Kami saling memiliki hati yang tertaut demikian erat. Kami
tinggal dalam satu rumah yang besar 11 bersaudara dengan 3 orang ibu sambungku. Salah satu ibuku sangat menyayangi aku disamping dua orang anak perempuan kandungnya. Ibuku ini sangat pula sayang pada nenekku. Dampaknya kasih sayangnya juga tercurah untuk anak-anak sambungnya yang lain dari ibu yang lain, hehe... ayahku memang pintar dan adil hingga 3 orang isteri dalam satu rumah berhasil ia satukan dalam keadaan aman dan damai. Bravo Papa!
Enam orang anak perempuan hidup rukun dalam satu rumah bersama ibu-ibu sambung kami sampai satu saat ibu sambung termuda bercerai dari ayahku dan membawa adikku bontot bersama. Sejak saat itu terpisahlah kami. Kakak perempuanku yang paling besar pandai menjahit dan membuat baju. Idenya muncul ketika lebaran tiba. Kakakku ingin sekali melihat adik-adiknya memakai baju baru. Mulailah dia mencicil membeli bahan yang dipilihnya. Dikumpulkan dulu hingga suatu saat sudah cukup untuk membuat pakaian lebaran untuk lima orang adiknya. Ketika kami bersama bepergian, baju kami sama cuma model bajunya saja yang berlainan. Kakakku ternyata memiliki talenta untuk meneruskan kemahiran nenekku dalam menjahit pakaian. Senangnya aku punya kakak yang baik.
Namun cerita itu kini telah kami kubur dalam-dalam, maksudku cerita tentang kakakku yang telah meninggalkan kami untuk selamanya. Hanya baju kami yang sama yang mengingatkan kepadanya. Itupun kini entah kemana perginya baju itu, aku tak bisa mengingatnya setelah papa dan adik-adikku hijrah ke Padang dan kemudian ke Bogor. Baju itu tinggal dalam kenangan saja dan tak mungkin bisa aku mengingatnya kemana gerangan baju itu. Dibuangkah, atau diberikan kepada orang lain. Kalaulah yang terjadi yang terakhir tentu aku sangat bersyukur karena kami masih bisa berbagi. Tapi andaikan tidak, lalu dikemanakan baju-baju kami yang lucu-lucu itu. Tak seorangpun yang mengingatnya.
Khusus ketika anak-anakku beranjak besar, mereka tetap masih memerlukan baju baru untuk lebaran. Karena itu untuk mereka aku beri jatah uang cash dengan jumlah yang sama besarnya. Terserah mereka apa yang akan mereka beli sesuai selera mereka.
Tahukan anda? Baju kami seragam lho. Satu dikirimkan ke adik bontotku yang tinggal berjauhan, namun masih terlacak dan hubungan kami mulai tersambung kembali hingga sekarang. Alhamdulillah, ya Allah, Engkau masih memberi kami kesempatan untuk berkumpul walaupun tidak dalam satu rumah.
Apakah di usiaku yang sudah mengurangi umurku di dunia sekian puluh tahun masih memerlukan baju baru untuk lebaran. Jawabanku: tidak mutlak harus baju baru tapi aku perlu baju yang belum pernah aku punya walaupun baju lama. Maksudnya? Ya, beli saja di Pasar obral pakaian second tapi import punya, hehe... Trus di laundry, kan jadi baju baru. Pakaianku di lemari hampir semuanya pernah aku pakai. Jadi aku akan membutuhkan baju dengan nuansa baru, walaupun baju lama. Betul sekali "baju lama" buat seseorang merupakan baju baru buat orang yang lain. Baju lama buatku bila aku berikan kepada seseorang, akan menjadi baju baru untuknya. Jadi buatku tak perlu membeli baju baru, cukup beli new secondhand clothes saja. Beres.
Sumber gbr.https://bincangsyariah.com/kalam/hukum-memakai-baju-baru-saat-lebaran/ |
Sekarang yuk, aku berikan sedikit ulasan tentang masa kecilku yang serba kekurangan. Nenek dan kakekku tak mungkin membelikan aku baju baru untuk lebaran, tapi seperti yang pernah aku ceritakan dalam postingan yang lalu, tak pernah ada kegalauan pada diriku setiap hari lebaran tiba. Nenekku selalu bisa memodifikasi pakaian lamaku. Kadang diberinya pita besar yang dijahitkan di bagian pinggang kiri dan kanan, kemudian diikatkan ke belakang dalam bentuk pita. Ah, sungguh nenekku pandai membuat kreasi baju lama jadi baru. Aku tak malu mengenakannya, bahkan bangga karena itu hasil kreasi nenek yang dibuatnya dengan penuh kasih sayang.
Sayang sekali dokumentasi foto-foto kami kakak beradik ketika kami berusia belasan tahun dan berbaju sama tak tersimpan dengan baik. Kami sebelas bersaudara dari 3 orang ibu. Kami saling memiliki hati yang tertaut demikian erat. Kami
Sumber gbr. hipwee.com |
Enam orang anak perempuan hidup rukun dalam satu rumah bersama ibu-ibu sambung kami sampai satu saat ibu sambung termuda bercerai dari ayahku dan membawa adikku bontot bersama. Sejak saat itu terpisahlah kami. Kakak perempuanku yang paling besar pandai menjahit dan membuat baju. Idenya muncul ketika lebaran tiba. Kakakku ingin sekali melihat adik-adiknya memakai baju baru. Mulailah dia mencicil membeli bahan yang dipilihnya. Dikumpulkan dulu hingga suatu saat sudah cukup untuk membuat pakaian lebaran untuk lima orang adiknya. Ketika kami bersama bepergian, baju kami sama cuma model bajunya saja yang berlainan. Kakakku ternyata memiliki talenta untuk meneruskan kemahiran nenekku dalam menjahit pakaian. Senangnya aku punya kakak yang baik.
Namun cerita itu kini telah kami kubur dalam-dalam, maksudku cerita tentang kakakku yang telah meninggalkan kami untuk selamanya. Hanya baju kami yang sama yang mengingatkan kepadanya. Itupun kini entah kemana perginya baju itu, aku tak bisa mengingatnya setelah papa dan adik-adikku hijrah ke Padang dan kemudian ke Bogor. Baju itu tinggal dalam kenangan saja dan tak mungkin bisa aku mengingatnya kemana gerangan baju itu. Dibuangkah, atau diberikan kepada orang lain. Kalaulah yang terjadi yang terakhir tentu aku sangat bersyukur karena kami masih bisa berbagi. Tapi andaikan tidak, lalu dikemanakan baju-baju kami yang lucu-lucu itu. Tak seorangpun yang mengingatnya.
Khusus ketika anak-anakku beranjak besar, mereka tetap masih memerlukan baju baru untuk lebaran. Karena itu untuk mereka aku beri jatah uang cash dengan jumlah yang sama besarnya. Terserah mereka apa yang akan mereka beli sesuai selera mereka.
Tahukan anda? Baju kami seragam lho. Satu dikirimkan ke adik bontotku yang tinggal berjauhan, namun masih terlacak dan hubungan kami mulai tersambung kembali hingga sekarang. Alhamdulillah, ya Allah, Engkau masih memberi kami kesempatan untuk berkumpul walaupun tidak dalam satu rumah.
Apakah di usiaku yang sudah mengurangi umurku di dunia sekian puluh tahun masih memerlukan baju baru untuk lebaran. Jawabanku: tidak mutlak harus baju baru tapi aku perlu baju yang belum pernah aku punya walaupun baju lama. Maksudnya? Ya, beli saja di Pasar obral pakaian second tapi import punya, hehe... Trus di laundry, kan jadi baju baru. Pakaianku di lemari hampir semuanya pernah aku pakai. Jadi aku akan membutuhkan baju dengan nuansa baru, walaupun baju lama. Betul sekali "baju lama" buat seseorang merupakan baju baru buat orang yang lain. Baju lama buatku bila aku berikan kepada seseorang, akan menjadi baju baru untuknya. Jadi buatku tak perlu membeli baju baru, cukup beli new secondhand clothes saja. Beres.
Kalau untukku pribadi, tak perlu baju baru saat lebaran, bahkan baju lama tanpa dipermak pun tetap ok.. Yg penting bersih dan nyaman serta masih pantas dipakai di hari istimewa itu..hehe..
BalasHapusAlhamdulillah baju lebaran tahun ini Mpo di kasih sponsor
BalasHapusPerayaan lebaran bukan harus baju baru tapi memakai baju yang terbaik.
Kakaknya hebat ya bisa menjahit dan kerennya lagi ada keinginan untuk menjahitkan adik-adiknya:) semoga silaturahminya selalu terjaga ya...
BalasHapusKalau saya tidak selalu harus baju baru, yang penting nyaman dan bisa mix and macht baju jadi menarik untuk dikenakan:)
BalasHapusAku ngg pernah mengkhususkan banu lebaran tapi dilalahnya malah banyaaak hadiah juga hehehe
BalasHapusKereen juga nih ide Bunda. Baju second pun jadi baju baru ya di tangan kita, kan kita belum pernah memilikinya.
BalasHapusMaaf lahir bathin ya Bunda. Salut deh dengan cerita kehidupan Bunda :)
Tetap kreatif dan produktif itu yang luar biasa dari Bunda dan keluarga ini. Semoga sehat selalu ya. Salam buat keluarga, mohon maaf lahir batin dari kami di Cianjur...
BalasHapusHonestly, kemarin aku beli baju baru sebelum puasa Bun. Karena pengen beli aja,bukan karena momen lebaran. Entah kenapa makin dewasa, aku kalo beli baju lebih ke kebutuhan bukan karena ada event apa gitu :D
BalasHapusBunda, aku amazed dengan cerita 3 istri dalam satu rumah dan keluarga tetap akur.
BalasHapusBtw, aku enggak beli baju lebaran soalnya di luar bulan itu udah sering punya baju, either dapat atau beli.
Bunda mohon maaf lahir dan batin ya... Selamt iedul fitri juga. Baju seragaman itu asyik ya..tp anak2ku kok ga suka ya hehe..
BalasHapusDi Bandung juga ada FO yang jual baju-baju branded second sama afkir, Bunda..
BalasHapusJadi ada cacat-cacatnya dikiiit...bikin harganya jauuh lebih murah.
Baju memang tidak perlu baru, yang penting memaknai kebersamaan bersama saudara-saudara ya Bunda...
MashaAllah~
Senang Bunda dengar cerita Bunda berasal dari keluarga besar.
Sama seperti keluarga Ibu Bapak saya.
Masyaallah, serumah 3 istri pasti handal sekali ayahnya menghandle semuanya.
BalasHapusbundaku juga masih suka membuatkan baju lebaran seragam untuk cucu2nya walau tinggal berjauhan.
Kalau di keluarga saya sejak kecil, urusan baju baru saat lebaran bukan urusan urgent. Yg terpenting gmn caranya bisa mudik ke rumah nenek hehe. Jd sampai skrng saya jg ngajarin hal yang sama ke anak2. Tapi ya kalau emang pas lg butuh baju ya beli aja, tapi kalau baju sblmnya msh layak pakai banget ya gk usah beli��
BalasHapusBener banget Bunda, baju lama kita kalo dibagi kepada orang lain menjadi baju baru juga.
BalasHapusSaya suka juga bagi-bagi baju kalo beli baju baru, agar ngak makin penuh lemari pakaian di rumah
Tahun ini aku ga beli baju lebaran dan alhamdulillah dikasih mak Echa hehe. Untuk anak-anak juga ga pakai baju lebaran yang gimana-gimana , pakai pakaian biasa aja hehe.
BalasHapusAku udah lama nggak beli baju Lebaran. Menerapkan gaya hidup minimalis, jadi secukupnya aja. Yang penting ada pakaian yang bagus dan bersih.
BalasHapusSetuju mba, memang lebaran tidak harus mengenakan baju baru, tapi jika kita ada rezeki, alangkan baiknya mengenakan pakain baru dihari raya.. agar hari kemenangan semakin lengkap dan terasa indah dengan mengenakan pakaian baru.. Alhamdulillah
BalasHapusAku sendiri sih ga mengkhususkan beli baju pas lebaran kak, tapi kalo buat anak anak masih beli sih karena kasian aja gitu kalo anak anak ga dibeliin baju sementara temen temennya dibeliin baju lebaran ama ortu nya, tapi insya Allah nanti setelah mereka agak gede dikit aku akan kasih pengertian pelan pelan
BalasHapusmenurut aku sih gak penting-penting amat kak punya baju baru di hari lebaran, yang penting pake baju rapi dan bersih. Sayangnya, gaya hidup memiliki baju baru saat lebaran sepertinya sudah menjadi seolah-olah kewajiban
BalasHapusSaya bukan termasuk orang yang harus beli baju baru saat lebaran, Bunda. Tapi untuk anak dan suami biasanya tetap saya belikan baju baru setiap lebaran, hehehe
BalasHapus