Momen Terbaik di Bulan Ramadhan
Day-28
Tiga anak perempuan yang aku miliki masing-masing tinggal berjauhan. Sekarang setelah ditinggal oleh anak sulungku sosok pria yang suka menolong di usia 45 tahun tak ada lagi yang meringankan pekerjaanku di rumah. Biasanya setiap bulan Ramadhan tiba, aku disibukkan dengan mengolah masakan yang dia suka. Namun ada syarat yang harus aku penuhi -- aku tidak diizinkan untuk mencuci perlengkapan dapur. Semua harus anak lelakiku yang mencuci dan merapihkannya. Bahagianya aku.
Setiap tahun Ramadhan menyapa seluruh umatNya di seantero dunia, namun Ramadhan tahun ini aku merasakan momen yang terbaik untuk mengatakan kepada anakku yang kini tinggal tiga orang perempuan. Kebersamaan itu amatlah penting. Ada atau tidak ada acara yang berkaitan dengan pertemuan, tetaplah sebuah silaturakhim itu harus dilestarikan diantara keluarga. Keseharian yang menguras tenaga dan pikiran telah dilalui selama sebelas bulan. Satu bulan terakhir marilah kita upayakan untuk saling menentukan waktu saling bertemu. Pertemuan yang akan menyatukan antara para sepupu yang berarti para cucuku. Mereka memiliki bakat dan ketrampilan yang berbeda. Jadi pada Momen Terbaik Ramadhan alangkah bahagia aku melihat mereka saling canda dan tertawa riang, walaupun kesehariannya mereka saling berjauhan, namun Ramadhn telah menjadi jembatan bagi mereka untuk saling menyapa.
Ramadhan beberapa hari lagi akan meninggalkan kita, umat muslim pun serasa akan ditinggalkan kekasih tercinta. Tak ada lagi gema takbir mengumandang setiap saat waktu sahur, tak akan lagi ada arak-arakan anak-anak mesjid yang bersukaria membangunkan umat yang masih tertidur lelap. Semua terasa berjalan begitu cepat. Masih merindukan teriakan Sahur--Sahur--Sahuuur... namun beberapa hari lagi suara-suara bising yang dirindukan itu tak kan mengganggu lagi. Gangguan yang membuat diri ini merasa berarti untuk menyadari saat sahur akan segera berakhir. Waktu subuh pun telah menyambut pagi. Tak kan ada lagi undangan pertemuan santai untuk ngabuburit, tak lagi hati ini begitu ceria ketika membaur bersama teman-teman lama yang tak pernah saling temu muka dalam acara yang paling membuat bahagia. Tentu disamping itu juga begitu luluhnya hati ketika mendengar panggilan untuk Solat Tarawih. Tapi waktu tak kan terasa begitu lama, karena bergulirnya waktu dari bulan ke bulan akan sampai lagi kita pada Ramadhan tahun depan. Semoga aku masih diberi kesempatan untuk menghirup segarnya udara malam ketika Ramadhan tahun depan menjelang lagi Aamiin.
Saat ngabuburit ternyata sangat dirindukan karena momen tersebut adalah momen terbaik di bulan Ramadhan dimana teman lama yang sudah lama tak pernah bertemu, disaat ngabuburit ini muncul dengan euforia yang luar biasa. Hanya di bulan Ramadhan terdengar betapa manisnya kata "ngabuburit" ini -- seolah kita akan mengalami peristiwa yang sangat dinanti setelah sebelas bulan di tunggu-tunggu. Di bulan-bulan lain tak akan terdengar kata ngabuburit ini. Ngabuburit hanya ada dibulan Ramadhan. Istimewanya lagi acara ngabuburit ini mampu mendekatkan yang jauh. Undangat ngabuburit seperti magnit yang mampu menarik yang diundang untuk tetap datang. Bukan makanannya yang penting tapi tatap muka yang diharapkan. Jauh kita sangat merindu, dekat serasa semakin melekat rindu itu. Lamanya lagi harus menanti saat telinga ini dihiasi dengan kata ngabuburit.
Tidak seperti biasanya anak-anakku juga yang biasanya sangat tak peduli pada ibu yang sibuk memasak untuk persiapan sahur, kali ini anak-anak perempuanku yang mengambil alih tugas memasak. Mama dibiarkan tidur nyenyak sebagai upah seharian sudah menyiapkan hidangan untuk berbuka. Bebas dari tugas menyiiapkan makanan Sahur merupakan momen terbaik Ramadhan ini. Selesai makanan sahur terhidang barulah anakku membangunku. Hanya di bulan Ramadhan saja kami bisa berbagi tugas tanpa diberi komando. Kebetulan banyak sekali libur bersama sehingga memberi kesempatan pula bagiku untuk bisa bersantai dan menjauh sejenak dari ruang dapur, hehehe...
Sumber gbr.siap-sekolah.com |
Setiap tahun Ramadhan menyapa seluruh umatNya di seantero dunia, namun Ramadhan tahun ini aku merasakan momen yang terbaik untuk mengatakan kepada anakku yang kini tinggal tiga orang perempuan. Kebersamaan itu amatlah penting. Ada atau tidak ada acara yang berkaitan dengan pertemuan, tetaplah sebuah silaturakhim itu harus dilestarikan diantara keluarga. Keseharian yang menguras tenaga dan pikiran telah dilalui selama sebelas bulan. Satu bulan terakhir marilah kita upayakan untuk saling menentukan waktu saling bertemu. Pertemuan yang akan menyatukan antara para sepupu yang berarti para cucuku. Mereka memiliki bakat dan ketrampilan yang berbeda. Jadi pada Momen Terbaik Ramadhan alangkah bahagia aku melihat mereka saling canda dan tertawa riang, walaupun kesehariannya mereka saling berjauhan, namun Ramadhn telah menjadi jembatan bagi mereka untuk saling menyapa.
Ramadhan beberapa hari lagi akan meninggalkan kita, umat muslim pun serasa akan ditinggalkan kekasih tercinta. Tak ada lagi gema takbir mengumandang setiap saat waktu sahur, tak akan lagi ada arak-arakan anak-anak mesjid yang bersukaria membangunkan umat yang masih tertidur lelap. Semua terasa berjalan begitu cepat. Masih merindukan teriakan Sahur--Sahur--Sahuuur... namun beberapa hari lagi suara-suara bising yang dirindukan itu tak kan mengganggu lagi. Gangguan yang membuat diri ini merasa berarti untuk menyadari saat sahur akan segera berakhir. Waktu subuh pun telah menyambut pagi. Tak kan ada lagi undangan pertemuan santai untuk ngabuburit, tak lagi hati ini begitu ceria ketika membaur bersama teman-teman lama yang tak pernah saling temu muka dalam acara yang paling membuat bahagia. Tentu disamping itu juga begitu luluhnya hati ketika mendengar panggilan untuk Solat Tarawih. Tapi waktu tak kan terasa begitu lama, karena bergulirnya waktu dari bulan ke bulan akan sampai lagi kita pada Ramadhan tahun depan. Semoga aku masih diberi kesempatan untuk menghirup segarnya udara malam ketika Ramadhan tahun depan menjelang lagi Aamiin.
Saat ngabuburit ternyata sangat dirindukan karena momen tersebut adalah momen terbaik di bulan Ramadhan dimana teman lama yang sudah lama tak pernah bertemu, disaat ngabuburit ini muncul dengan euforia yang luar biasa. Hanya di bulan Ramadhan terdengar betapa manisnya kata "ngabuburit" ini -- seolah kita akan mengalami peristiwa yang sangat dinanti setelah sebelas bulan di tunggu-tunggu. Di bulan-bulan lain tak akan terdengar kata ngabuburit ini. Ngabuburit hanya ada dibulan Ramadhan. Istimewanya lagi acara ngabuburit ini mampu mendekatkan yang jauh. Undangat ngabuburit seperti magnit yang mampu menarik yang diundang untuk tetap datang. Bukan makanannya yang penting tapi tatap muka yang diharapkan. Jauh kita sangat merindu, dekat serasa semakin melekat rindu itu. Lamanya lagi harus menanti saat telinga ini dihiasi dengan kata ngabuburit.
Sumber gbr: gambartop10.blogspot.com |
Komentar
Posting Komentar