Pendakian Curug Daun yang Menantang

un
Ida Jay's photos

Curuk Daun salah satu di antara tiga curug di wilayah kaki Gunung Salak, Bogor adalah satu-satunya Curug yang aku daki di usia yang sudah 80 tahun. Acara ini diadakan seiring dengan halal bil halal setengah tahun yang lalu oleh Warga RT04/RW10 Komplek Pamulang Permai 2, yaitu pada tanggal 15 -- 16 Juli 2019.  Sekalipun pendakian itu harus dilalui dengan tantangan liku-liku jalan berbatu terjal, licin dan tajam, aku akhirnya berhasil sampai di tapak teratas, sehingga sewajarnya bila judul postingan ini aku beri  judul Pendakian Curug Daun yang Menantang.


Ida's dok
Kalau saja tanpa seorang pendamping yang sangat baik hati, humble dan sabar tentu tak akan sampai aku memijakkan langkahku di sana. Namun aku tidak mampu menempuh dan menepuk air terjun itu secara langsung karena, lagi, lagi dan lagi harus melangkahi bebatuan yang lebih sulit dan licin. Tinggallah aku hanya memandang dari kejauhan dan merasakan cipratan air terjunnya saja. Hanya memandang iri pendamping yang membawa aku sampai jenjang teratas  dengan cerianya sampai ke air terjun dan berdiri merasakan dingin cipratan air yang membasahi telapak tangannya.

Tujuan semula sebenarnya bukanlah ke Curug Daun, tetapi Curu Nangka, air terjun yang, konon lebih indah, namun apa boleh buat kami telah salah jalan sehingga untuk kembali menyusuri langkah surut sudah teramat lelah.  Ternyata menurut penjaja makanan di wilayah itu tapak akhir yang kami jalani bernama Curug Daun, salah satu dari tiga air terjun di daerah wisata itu, yaitu Curug Nangka, Curug Daun dan Curug Kawung. Ketiga curug sama indah dan memesona. Kebesaran anugerah keindahan alam dari Allah Sang Pencipta. Terdapat juga bentukan kolam-kolam tempat para wisatawan bisa berkecimpung menikmati dinginnya air. Sementara selama perjalanan menuju Curug, mata dimanjakan oleh suburnya pohon-pohon pinus yang berjajar di kiri kanan tanjakan.



Dokpri
Sepanjang pendakian ke Curug Daun tak jarang dijumpai bebatuan seperti ini yang tanpa pendamping sudah pasti tak dapat aku lalui dengan aman.  Pendakian Curug Daun yang Menantang, namun perjalanan menuju Curug Daun benar-benar menyenangkan. Tak jarang mereka yang seiring perjalanan memberikan bantuan memegangiku melangkahi  batu-batu terjal tak beraturan dan tajam. Konon, Curug Daun adalah curug terpendek dibandingkan dengan Curug Nangka dan Curug Kawung, walaupun demikian terletak di kaki Gunung Salak yang paling tinggi. Tak heran aku begitu terengah-engah dan lelah memindahkan tapak langkahku.

Untuk bisa melihat keindahan Curug-curug ini cukup merogoh kocek Rp.15.000   kita sudah bisa memasuki area ini dan sepuasnya memilih curug mana dulu yang akan kita nikmati.  Tapi karena hanya namanya saja yang berbeda, tetap judulnya  yang ingin kita lihat adalah keindahan curugnya atau air terjunnya. Jadi tak apalah andai aku hanya bisa menapak di sepanjang jalan menuju Curug Daun saja. Mungkin lain kali, masih diberi kesempatan oleh Allah JME untuk menapak ulang di curug yang lain. In shaa Allah.

Aku tak perlu khawatir terjatuh, hehe..(Ida's doc)


Me, Nancy n Ida Jay (Ida's doc)
Sesampainya di Curug Daun tak disangka telah ada yang mendahului kami, hehe...mungkin juga sama nyasarnya seperti kami, alih-alih menuju ke Curug Nangka, tak tahunya itu adalah Curug Daun.  Informal celebration pun terjadi di situ wkwkwkw antara aku, Nancy dan Ida Jay. Senangnya ketemu rekan satu grup. Tapi Nancy masih memiliki tenaga muda, sebelum ke Curug Daun ia sudah lebih dahulu ke Curug Nangka. Sedangkan aku, huhuhu...pastilah setelah ke Curug Daun, akan kembali menapak menuju jalan pulang. Sudahlah. Cukup hanya menikmati Curug Daun. That's it. Aku sudah merasa bahagia bisa sampai ke air terjun yang dikenal sebagai air terjun terpendek tapi letaknya tertinggi di kaki Gunung Salak itu.



Bravo buat Nancy dan Bravo juga buat aku karena Ida masih bersamaku, hehe...(Ida's doc)


Agar sampai di tempat penginapan dengan aman, akupun masih memerlukan pendamping untuk menguatkan langkahku. Kenapa? Karena tempat kami menginap juga terletak di tempat yang tinggi. Pada setiap level terdapat penginapan, sedangkan penginapan kami terletak di level yang paling tinggi. Tempatnya cukup nyaman, berdekatan dengan mushola, sehingga mudah untuk ikut solat berjamaah.

Fasilitas kolam renang pun tersedia. Begitu juga area bermain cukup luas untuk melakukan aktivitas hiburan, api unggun, lomba joget, tukar kado dan lain sebagainya.


 Berselfie-ria dengan background yang adem dan sejuk. (dokpri)


Bela, Anind n Me: Hadiah Lomba Joget-ria  (dokpri)
Maksiber yang sederhana tapi nikmat. (dokpri)
Curug Nangka masih menjadi keinginan yang menggantung di hati. Seharusnya aku juga ada tuh berwelfie-ria di bawah Curug Nangka yang memutih ini. Wah, indahnya. Untuk menghibur hati  yang masih diliputi penasaran, baiklah aku upload deh dua foto para pemuda Karang Taruna RT04/RW10 @Ramli (Ale) @Wildan dan @Azhar yang  begitu sumringah mengumbar senyum dengan background kucuran air Curug Nangka yang memutih dan indah.  Mereka merupakan Koordinator Pelaksana dan para Asisten dalam penyelenggaraan acara ini. Arahan dan bimbingan para tetua RT tentu saja masih diperlukan demi suksesnya malam Halal Bil Halal yang diselenggarakan dengan segala rundownnya yang menarik.
Ramli's doc

Ramli's doc

Mudah-mudahan tahun ini aku masih bisa terlibat dalam kebersamaan yang serupa. Aamiin.

Pembaca penasaran untuk mengunjungi tempat wisata yang terjangkau kocek ini, silakan googling aja deh ya, agar puas memilih tempat dan arahan ke wilayah wisata di kaki Gunung Salak, Bogor.




Last but not least: Sesampainya kami (aku dan Ida) di Villa,  aku dengar mereka sedang galau tuh semua memikirkan aku "Kemana bunda koq belum sampe, jangan-jangan ada apa-apa nih. Hahaha...emang enak pada bingung? Untung ada Nancy yang seperti kilat udah sampe duluan menenangkan mereka: "Tenang, sebentar lagi juga sampe, bunda masih di belakang bersama Ida..."

Yang lebih menggembirakan lagi aku mendengar teriakan si kecil Safira yang memang sangat dekat denganku, gadis kecil usia 4 or 5 tahun itu berteriak sambil menghambur ke pelukanku: "Bundaaaa...., kirain bunda ilang"

Yups, Pendakian Curug yang Menantang memiliki kenangan tersendiri dalam hati.








































Komentar

  1. Alhamdululillah bunda dberikan kesehatan dan kebaikan selalu ya bunda. enaknya bisa travelling yaa

    BalasHapus
  2. Terima kasih kunjungan balik Alida

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Air terjun yg memesona. Terima kadih telah berkunjung ke blog bunda @vinyl lantai

      Hapus
  4. Lengkap banget kak ulasannya, hmm sepertinya layak untuk masuk wishlist piknik berikutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cepetan masukkin whishlist. Mksh kunjungannya.

      Hapus
  5. Alhamdulillah Bunda, menikmati Curug Daun. Semoga sehat selau ya Bunda :)

    BalasHapus
  6. Niar desr, terima kadih udah nyempetin waktu berkunjung ke blog bunda. Ketemunya ya cuma di sini, di rmh online kita.

    BalasHapus
  7. Bunda keren nih masih semangat ya ke mendaki ke curug daun. Gak masalah bun walaupun harus pakai pendamping. Semangat terus

    BalasHapus
  8. Bunda Yati, sungguh luar biasaaa
    Tetap aktif, energik, semoga sehaaatt selalu ya Bundaaa.
    Kangen nih, kapan ya bisa meet up lagiiiii

    BalasHapus
  9. Bunda tangguh nih masih sanggup jalan ke curug. Itu nama pengunapannya apa, Bun?

    BalasHapus
  10. Kagum banget sama Bunda. Masih bisa trekking ke curug-curug. Walau tidak sampai ke air terjunnya, membayangkan jalan naik turun saja aku sudah capek Bun. Yah semoga Bunda selalu sehat dan trekking ke curug lainnya

    BalasHapus
  11. Hahhaaa.. Bundaaa, kirain Bunda ilang ternyata ngumpet dibalik air terjun yaaa.
    Ahh, salut deh sama Bunda yang masih kuat jalan gitu, kereen.
    Dan untungnya ada pendamping yang setia menemani yaaa..
    Sehat buat Bundakuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nchie tanpa pendamping mana "daku"berani menapaki batu2 terjal kek gitu. Tp keinginan bunda kuat dlm hati "masa sih gw gak berani, kan ada pendamping.

      Hapus
  12. Bundaa, kapan mendaki curug sama aku bundaa. Senangnya bunda selalu sehat dan kuat. Ini pengalaman yang pasti menyenangkan ya bundaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ay000...siapa takuuuut? Yang penting Alida siap aja "digelayutin"bunda hehe

      Hapus
  13. Masyaallah Bunda keren banget. Mainnya ke curug pula. Wah, awet muda memang bunda yang satu ini. Kalau Curug Daun saya belum pernah Bund, baru ke Curug Cilember sama Curug apa lagi saya lupa namanya. Tapi view-nya hutan banget yang di Cilember. Nggak kayak Curug Daun ini asa masih kelihatan terang. Kapan-kapan cobain dah.

    BalasHapus
  14. Sehat-sehat, Bunda. Kuudah lama gak main ke air terjun. Kalau di Jepara tempatnya naik turun. Jadi badan kudu kuat. Salut sama Bunda Yati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bundanya siapa dulu? Bundanya Jiah, gitu lho dan bundanya ribuan blogger.

      Hapus
  15. Wah mantap Bun..usia 80 msh kuat jalan2. Hati hati Bun...sy yg liatnya malah khawatir hehehe. Sehat2 Bunda Yati

    BalasHapus
  16. Senang banget baca tulisan petualangan Bunda.
    Bunda fit banget siih...bisa menempuh perjalanan ke curug. Bekal vitamin apa Bunda?
    Sehat sehat selalu yaa, Bunda.

    Salam sayang darikuu...mmuuaaahh, Bunda Yati.

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah, sehat terus Bunda. Pelan-pelan nggak apa-apa asal perjalanan lancar dan bunda tetap tidak kecapekan.

    BalasHapus
  18. Wah, Bunda kereen! Masih bisa naik hingga ke curug. Setau saya, yang namanya curug itu biasanya melalui jalan yang tidak mudah.
    Semoga Bunda sehat selalu ya ...

    BalasHapus
  19. Alam bogor miriplah dengan wilayah kepahiang di salahs atu kabupaten di Bengkulu ya Mba, air terjunnya juga segar, kalo jalan-jalan pasti bawaannya happy, segar dan dapat udara segar

    BalasHapus
  20. BUnda keren masih mendaki nih, sehat selalu ya Bunda. DUh kalau saya udah ngos - ngosan dan ga sanggup deh

    BalasHapus
  21. Bundaa.. Keren amat siii... Aku kalo udah tua nanti mau kek bunda jg. Selalu aktif dan positif. Nulis semua mua di blog biar jd kenangan anak2 nanti. Hehe

    BalasHapus
  22. Masya Allah bunda keren banget ini semangatnya, alhamdulillah selalu diberi sehat ya bun. Salut aku, semoga ini juga bisa menjdi contoh untuk semua ya, sehat-sehat ya bun.

    BalasHapus
  23. Bunda luar biasa ke alam kuattt

    Aku yang muda nyerah duluan bundaaaa. Nanti kalau dah selesai pandemi kita jalan-jalan juga yuk bunda

    BalasHapus
  24. Serunyaaa jalan2 ke Curug, trus nginep bareng di vila :D
    Jadi kangen juga jalan2 bun :D
    Selalu suka dengan curug krn cipratan airnya itu konon banyak kandungan oksigennya gtu jd di sana udaranya segeerr :D

    BalasHapus
  25. Wah bunda keren banget nih masih semangat main-main ke curug... Sehat terus ya :)
    Jadi pengen juga kalau kapan-kapan ke bogor...

    BalasHapus
  26. Waaah bunda hebaaat sekali. Masih kuat jalan sampai curug di usia 80 tahun..séhat-sehat terus ya bundaaaa

    BalasHapus
  27. Bunda Yati ini luar biasa banget, tetap semangat menuju Curug walaupun rintangan menghadang. Sehat-sehat selalu ya Bunda agar bisa selalu aktif berkegiatan.

    BalasHapus
  28. Bunda kuat sekali, masih bisa menempuh jalan bebatuan begitu. Semoga sehat terus ya, dan nant bisa balik lagi, kan belum jadi ketemu curug Nangka

    BalasHapus
  29. Ya Allah.. salut deh bunda bisa wisata ke Curug.. hebaaat.. saya juga mau seperti bunda ah, menjelajah curug nanti kalau dah lepas wabahnya. Secara tempat tinggalku ini dekat sekali dengan wisata curug.

    BalasHapus
  30. Masya Allah bunda, hebat sekali. Aku aja belum pernah ke Curug Daun. 3 tahun lalu dari cimos suamiku pernah ke Curug Nangka. Berdekatan ya lokasinya. Kondisi jalan ke sana mudah dilalui mobil kecil gak Bun? Aku doakan bunda sehat selalu. ❤️

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu