3 Hal Terpenting Bagi Diriku Karena COVID 19
3 Hal Terpenting Bagi Diriku Karena Covid 19
III Mereka Ba' Memanjakan Aku
Sebetulnya ada lebih dari tiga, namun aku hanya akan menyebut yang tiga ini saja. Kenapa? Karena ketiga hal terpenting inilah yang sangat berpengaruh terhadap hidup dan kehidupanku. Inilah saat yang paling tepat bagiku untuk membuktikan ketahanan mentalku di saat renta untuk hidup dalam kesendirian. Yuk, ikuti tulisanku yang in shaa Allah masih bisa meluncur dari otak dan pikiranku ke keypad Laptopku melalui jemari yang sejak lama sudah kisut dan mengkerut. Aku sudah tidak muda lagi. Usiaku menjelang delapanpuluhsatu tahun beberapa bulan lagi. Ups, maaf, sekarang kita mulai:
I. KESENDIRIAN -- Alone but not lonely
Ketika setiap individu melakukan dan menjalankan serta mematuhi himbauan dari Pemerintah untuk #DiRumahSaja aku bisa menerimanya dengan hati yang legowo dan ikhlas. Aku sudah terlatih. Hanya bedanya, biasanya walaupun hidup sendiri aku masih bisa pergi ke manapun aku suka. Kini tidak lagi. Bahkan untuk membeli sesuatu yang perlu dari pasar terdekat saja rasanya dengan mudah bisa aku tahan. Kedengarannya memang terlalu ribet tetapi aku harus melakukannya, memakai sarung tangan, masker, kaos kaki. Sepulang dari pasar semua yang aku pakai harus aku lepas dan langsung dicuci atau direndam dulu dengan air panas.
"Ah, nanti saja tunggu salah seorang anakku datang," begitu kata hatiku
Di atas aku katakan aku sudah terlatih, bukan? Maksudku sejak anak-anakku masing-masing memiliki keluarga kecil. Aku sadar memang sudah menjadi kodrat dari Allah Sang Pencipta di saat usia renta menyapa 90% para ibu akan hidup sendiri. Aku harus sadar tidak lagi boleh terlalu mengharapkan kehadiran AnCuMan a.k.a. AnakCucuMenantu kapan saja aku mau. Waktu mereka sangat terbatas. Sejak pagi mereka berangkat untuk mengais rezeki dan anak-anak pun sibuk berangkat ke sekolah. Menjelang malam baru mereka berkumpul. Itulah Quality Time yang harus mereka manfaatkan. Saatnya mereka saling berbagi cerita dan memupuk kekentalan kasih sayang di antara ibu ayah dan anak-anak.
Tapi bukan berarti mereka tidak peduli padaku. Sesekali di akhir pekan mereka datang. Hal yang tidak lagi bisa dilakukan saat-saat ini manakala wabah pandemi virus corona yang lebih akrab dan terkenal dengan sebutan COVID 19 sedang meradang dan merajalela tanpa memilih usia. Ribuan manusia diserangnya tanpa ampun. Terhambatnya dengan hebat pernapasan karena virus corona yang bermukim di paru-paru sangatlah mematikan andai tidak cepat ditangani.
Munculnya berita tentang coronavirus ini begitu mengejutkan, menghebohkan, sekaligus menakutkan. Bukan saja bagi masyarakat Indonesia, tetapi seluruh dunia juga telah diguncang oleh virus yang satu ini. Peraturan demi peraturan dari Pemerintah Indonesia diterbitkan dan berulang-kali himbauan disampaikan agar masyarakat menyadari, virus ini bisa menyerang kapan saja dan pada siapa saja. Konon, sekalipun seseorang merasa sehat dan yakin ia tidak terkena virus corona, hal ini perlu waktu selama 14 hari ke depan untuk memastikannya.
Untuk memutus mata rantai penyebaran virus inilah kemudian berbagai pihak yang berwenang mohon kepada masyarakat untuk mendisiplinkan diri. Tetap #DiRumahSaja, melengkapi diri apabila keluar rumah, mencuci tangan menggunakan sabun di bawah air yang mengalir. Dengan menyadari kedisiplinan adalah salah satu cara untuk menghambat penyebaran virus corona, In Shaa Allah kita semua akan keluar dari kehidupan serba terikat dari Pemerintah dan dari pihak-pihak terkait menuju ke kehidupan normal seperti semula. Jangan lupa menjaga kesehatan, minum vitamin yang dibutuhkan tubuh, berjemurlah di paparan mentari pagi untuk memperkuat daya tahan dan imunitas tubuh.
Sumber gbr: vectorstock.com |
Munculnya berita tentang coronavirus ini begitu mengejutkan, menghebohkan, sekaligus menakutkan. Bukan saja bagi masyarakat Indonesia, tetapi seluruh dunia juga telah diguncang oleh virus yang satu ini. Peraturan demi peraturan dari Pemerintah Indonesia diterbitkan dan berulang-kali himbauan disampaikan agar masyarakat menyadari, virus ini bisa menyerang kapan saja dan pada siapa saja. Konon, sekalipun seseorang merasa sehat dan yakin ia tidak terkena virus corona, hal ini perlu waktu selama 14 hari ke depan untuk memastikannya.
Untuk memutus mata rantai penyebaran virus inilah kemudian berbagai pihak yang berwenang mohon kepada masyarakat untuk mendisiplinkan diri. Tetap #DiRumahSaja, melengkapi diri apabila keluar rumah, mencuci tangan menggunakan sabun di bawah air yang mengalir. Dengan menyadari kedisiplinan adalah salah satu cara untuk menghambat penyebaran virus corona, In Shaa Allah kita semua akan keluar dari kehidupan serba terikat dari Pemerintah dan dari pihak-pihak terkait menuju ke kehidupan normal seperti semula. Jangan lupa menjaga kesehatan, minum vitamin yang dibutuhkan tubuh, berjemurlah di paparan mentari pagi untuk memperkuat daya tahan dan imunitas tubuh.
II Aku Merasa Bertambah Sehat dan Semangat
Anak-anak perempuanku sangat memperhatikan keperluan dan kebutuhanku untuk menunjang kesendirianku. Selama ini aku tidak boleh terlalu letih dan lelah. Tidak boleh menaiki tangga menuju ke tempat pot-pot tanaman kesayanganku. Untuk hal ini seorang tenaga yang datang setiap 2 hari sekali mereka perbantukan untukku. Tapi karena ada himbauan untuk lagi dan lagi kita sebagai warga negara Indonesia yang baik tentunya harus mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah -- memakai masker, menjaga Social Distancing dan Physical Distancing. Tak lupa menjaga kebersihan baik di dalam maupun di luar rumah. Jangan lupa memakai masker walaupun di dalam rumah, terlebih lagi apabila akan ke luar rumah. Setiap selesai aktivitas apa saja, mencuci tangan dengan sabun di bawah air yang mengalir harus dilakukan. Sesering mungkin bila perlu. Jangan menyentuh wajah sebelum mencuci tangan! Usahakan untuk membawa hand-sanitizer bila bepergian.
Pekerjaan tersebut di atas yang biasanya dikerjakan oleh tenaga pembantu terpaksa aku ambil alih. Kenapa? Karena tenaga yang diperbantukan pun harus aku liburkan agar #DirumahSaja. Hanya satu kali setiap minggu saja dia datang ketika akan membersihkan bingkai-bingkai foto dan beberapa pekerjaan lain yang tak bisa aku lakukan sendiri. Tetapi, ternyata pekerjaan yang kini menjadi tanggung-jawabku selama masa Covid 19 ini membuat hidupku semangat. Aku merasa bertambah sehat. Hampir setiap pagi aku jalan kaki selama 30 menit, terkadang lebih agar tubuh ini terpapar sinar matahari pagi.
Pekerjaan apapun apabila dilakukan dengan niat dan kesungguhan pasti tidak akan menjadikannya sebagai beban. Justru akan menambah semangat. Betapa senangnya aku melihat dan kembali merawat tumbuh-tumbuhan dalam pot-pot. Semua tanaman itu aku tanam dari bibit atau anakan, hingga sangatlah senang hatiku memandang daun-daun yang tegar, tunas-tunas yang bermunculan di batang setiap tanaman yang aku rawat. Yes! Aku merasa sehat dengan aktivitas yang biasa dilakukan oleh tenaga pembantuku di rumah mungilku : "Home Sweet Home"
Untuk menambah ketahanan tubuh agar terjaga dari serangan penyakit pada saat-saat pandemi aku minum rebusan air campuran beragam rempah-rempah. Setiap pagi dan malam ketika perut masih dalam keadaan kosong aku minum segelas ramuan rempah yang aku persiapkan dan buat sendiri. Aku membuatnya setiap tiga hari sekali.
Berbicara soal kesehatan dipastikan kita akan langsung teringat pada HaloDoc. Sejauh ini aku sendiri belum pernah searching atau googling tentang HaloDoc ini. Kudet aku, ya? Kita intip apa yang dimaksud dengan HaloDoc. Ternyata HaloDoc adalah sebuah aplikasi kesehatan terpadu yang memfasilitasi interaksi dokter dengan pasien. Aplikasi ini telah lama diluncurkan yaitu pada tanggal 21 April 2016. Usaha ini berbasis online dengan CEO/Co-Founder Jonathan Sidharta bisa diunggah secara gratis melalui Play Store atau Google Play.
Sumber gbr. Google. J |
Sebuah trobosan yang memanfaatkan teknologi terkini adalah HaloDoc
Pada saat pengguna membutuhkan pertolongan dokter
maka dengan sangat mudah dan bisa mempersingkat
waktu bisa akses ke HaloDoc.
III Mereka Ba' Memanjakan Aku
Betapa tidak. Hampir setiap hari Asisten Rumah Tangga di rumah anakku memasakkan makanan dan lauk pauk untukku. Terkadang hampir setiap hari gawaiku berbunyi. Sebuah WA dengan chatting yang teramat manis tersembul di sana:
"Mama, lagi ngapain? Udah sarapan belum? Mama mau sarapan apa. Nasi Gudeg Kerecek, ya?"
Seringkali tanpa menunggu WA balasan, sesegera itu pula anakku menulis lagi:
"Ma, ditunggu ya, GoFood-nya otw."
"Koq tau sih kalo mama mau sarapan nasi plus gudeng krecek?" biasalah aku berdalih. Padahal aku memang ingin sekali sarapan dengan makanan kesukaanku itu.
Oya, tentu saja kejadian ini sebelum memasuki bulan puasa.
Mereka tidak bosan-bosannya memperingati agar aku tidak terlalu memaksakan diri melakukan sesuatu. Tapi #DiRumahSaja membuat hatiku berontak untuk melakukan hal yang bisa membunuh waktu kesendirianku, yaitu aku mempraktikkan cara membuat kudapan keripik singkong balado ala bunda yr
Pandemi Covic 19 memberikan warna baru dalam kehidupan manusia. Sejalan dengan keterpurukan para karyawan dari pelbagai perusahaan yang dirumahkan dengan pesangon atau tanpa pesangon karena perusahaannya ditutup atau kantor kantor yang merumahkan para pegawainya dengan istilah yang semakin populer yaitu "Work From Home" lebih kekinian secara singkat disebut wfh. Nah! Pada saat-saat seperti inilah bermunculan beragam ide dari masyarakat untuk menuai rezeki dengan cara yang halal dan diridhoi oleh Allah. Selagi kita memiliki niat baik dan keinginan maka berlakulah sebuah istilah Tak Satu Jalan ke Roma.
Pandemi Covic 19 memberikan warna baru dalam kehidupan manusia. Sejalan dengan keterpurukan para karyawan dari pelbagai perusahaan yang dirumahkan dengan pesangon atau tanpa pesangon karena perusahaannya ditutup atau kantor kantor yang merumahkan para pegawainya dengan istilah yang semakin populer yaitu "Work From Home" lebih kekinian secara singkat disebut wfh. Nah! Pada saat-saat seperti inilah bermunculan beragam ide dari masyarakat untuk menuai rezeki dengan cara yang halal dan diridhoi oleh Allah. Selagi kita memiliki niat baik dan keinginan maka berlakulah sebuah istilah Tak Satu Jalan ke Roma.
Bundakuuu, apa kabar?Semoga sehat selalu yaa..
BalasHapusSelalu salut sama Bunda denga kegiatannya.
Iya bener banget kata anak2nya, jangan terlalu cape, tapi bener juga kata bunda, pekerjaan apapun kalo kita sukai ga akan ngebebanin justru malahan sebagai penyemangat hidup.
Hiks, aku pun menyiapkan diri untuk kesendirian nanti kalo udah ditinggalin anak berkeluarga, sungguh bijak Bunda nih, sama kaya mamaku. Memahami banget kondisi anaknya yang pada sok sibuk masing2.
Hadudu, jadi pengen gudeeg ama sambel krecek paporit aku juga buuun.
Makasih Nchieeee, alhamdulillah, emang bener ya quality itu jauh lbh bagus, asyiik dan merengkuh semua hati yg kita sayang dan menyayangi kita ketimbang quantity ya. Let it be, biarlah semua berjalan apa adanya. Seperti kita kan, jarang bahkan blm pernah ketemuan lagi tapi hati kita tetap terjalin dengan apik. Iya kan, Nchie. Semoga kita madih diberi kesempatan utk bisa bertatap muka. Aamiin.
HapusSehat sehat terus ya Bunda...
BalasHapusAamiin. Makasih kunjungannya.
Hapuswah..salut sekali sama bunda yati, tetap semangat dan selalu sehat ya bun. Baca tulisan ini saya jadi ingat sama mama saya dan ibu mertua saya. Keduanya sama-sama tinggal di rumah sendirian. Gara-gara covid 19 jadi nggak bisa sering-sering nengokin mereka. cuma bisa menyapa via wa dan video call. semoga virus ini segera pergi, supaya kehidupan kembali normal tanpa khawatir tertular virus. Salam kenal kembali bunda :)
BalasHapusTerima kasih Arifah sudah berkunjung ke sini. Covid 19 ternyata banyak membawa hal-hal yang positif bagi kita yang benar-benar mau mengerti dan menggunakan waktu untuk beberapa hal positif yang bisa kita lakukan untuk melawan kesendirian agar tidak kesepian. Semoga Mama dan Mertua Arifah juga sudah menemukan jalan-jalannya masing-masing yang membuat diri semangat dan sumringah. Semangat ya buat kedua ibu-ibu Arifah yangpastinya menyayangi Arifah serta cucu-cucu mereka.
HapusSukak banget sama tulisannya!
BalasHapusTerima kasih sudah mampir ke blog bunda.
HapusCovid-19 memberikan berbagai pengaruh dalam kehidupan individu maupun interaksi sosial. Dalam kelaurga, kita jadi makin erat bersama pasangan hidup dan anak2 makin menyayangi, tau2 muncul kemampuan baru yang bisa karena terpaksa. Makin rajin masak di rumah ga jajan di luar. Sangat menjaga kesehatan diri dan keluarga dan benar2 di rumah aja. Ibadah juga makin baik alhamdulillaah.
BalasHapusAllah memang MahaPengatur ya, selalu diberikan sepasang. Ada kesulitan dan segala yang membuat galau, ada pula dianugerahkan kepada kita hikhmah yang sulit didapat pada hari-hari biasa. Kita jadi tahu bahwa dibalik kemampuan kita yang sudah biasa, ada pula kemampuan kita yang tersembunyi dan tanpa sadar muncul kepermukaan ketika kita dilanda Covid 19 dan Pemerintah mengeluarkan himauan #DiRumahSaja. Iya, kan?
HapusTes
BalasHapusBunda, semoga selalu sehat dan bahagia, dilindungi Allah,bahagianya dikelilingi anak,cucu dan menantu yang sayang dan perhatian pada Bunda ya..
BalasHapusAamiin, YRA, Mom Dewi Rieka, semoga anak-anak tetap menyayangi bunda sampai akhir khayat bunda. Namun apa pun yang terjadi kelak itu adalah rahasia Allah dan hanya Dia yang MahaTahu. Covid 19 membuat rindu kami semakin mencekam karena lama gak saling cipika cipiki, and giving each other a very big and tight hugs.
HapusSemoga bunda selalu dalam keadaan sehat ya, ah ini aku salut banget deh kalau membaca semangatnya bunda. Memang terasa berbeda banget sekarang ini, kalau aku kebalikannya karena kita sudah tidak serumah jadi dia setiap hari selalu telp untuk nanyain keadaan cucunya. Tapi aku suka main ke rumah mamah biasanya seminggu 2x untuk lihat keadaan dan bawain makanan kesukaannya.
BalasHapusSama, Chichie sayang, bunda juga begitu, kami bertempat tinggal di empat lokasi, Bali, Bintaro, Bekasi dan Pamulang. Yang di Bintaro, karena yang terdekat, seminggu sekali datang, walau kami tetap menjaga jarak ketika duduk dan tidak cium tangan dan berpelukan. Anak bunda selalu ingat bunda kalau di rumahnya kebetulan masak sayur lodeh atau ada ikan peda masak petai jabe hijau. Nah, untung ya di masa-masa Covid 19 jadi bebaslah makan si Pieter itu, karena kan bunda pake masker, hehe...
HapusMasha Allah bundaaa yati, sehat terus dan tetap semangat menulis. Insha Allah pandemi ini segera berlalu, bunda bisa kembali dikelilingi oleh anak dan cucu secara fisik.
BalasHapusAamiin, Neti. Karena itu bunda semakin menyibukkan diri dengan merawat dan menyayangi tanam2an bunda dalam pot-pot. Btw bunda penyuka tanaman Sansevieria. Bunda selalu membelinya dari anakan dan tak pernah membeli yang sudah besar. Ada kepuasan tersendiri melihat pertmbuhannya hingga menjadi besar.
HapusBundaa...apakabar? Lama Ophi gak sua sama bunda. Sehat2 ya bunda... stay healthy, stay strong, and stay healthy as always. Salam sayang dr kami ...
BalasHapusOphiiii, salam sayang juga buat Ophi. Iya, tega deh gak nengokin bunda, hehe...#becanda. Terima kasih do'a Ophi. Kalu sudah si Covid 19 hengkang dari Indonesia, main ya ke rumah bunda. Kan dekat, bunda kebanyakan menghabiskan waktu di Pamulang 2.
HapusBunda, apakabar? Ya ampun rindu sekali sama bunda nih. Semoga selalu sehat ya, bun. Maafkan belum bisa silaturahmi lagi ke sana. Sehat selalu ya bun
BalasHapusAamiin. Iya maklum madih mada2nya Covid 19 anak cucu oun sulit utk temu wajah offline.
HapusSelama masa pandemi ini memang begitu banyak yang berubah, dan kita mesti terbiasa untuk menjalani pola yg baru.
BalasHapusYang penting tetap menjaga kesehatan dan mematuhi segala standar protokol kebersihan juga kesehatan dan aplikasi Halodoc ini cukup membantu dikala kita butuh informasi seputar beragam tema kesehatan
Mom Siti Nurjanah. Bunda gak bisa maduk komentarnya karena gak akun kompasiana. Maaf Andrea Bocceli Sopran favorite bunda sejak lama.
HapusSehat sehat ya bunda Yati semoga kita dijauhkan dr covid 19. Semangat hidup sehat dan patuh protokol kesehatan
BalasHapusIya, betul sekali kita harus bisa mematuhi himbauan Pemerintah dan patuhvoula pd protokol kesehatan. Suka KZL liat tetangga yg pada forong2 batitanyanya di kereta dorong tanpa madker baik si kakek maupun si batita.
HapusBunda sehat selalu ya. Aku jadi kangen nasi gudeg pake kerecek nih hehehe. Salam untuk keluarganya. Semoga pandemi ini lekas berlalu agar lebih leluasa bersilaturahmi dengan putra-putri dan cucu-cucunya
BalasHapusBundaaaaa... sehat-sehat ya. Jadi ingat ibuku sendiri. Walau di sini covid belum semenggila di kota2 besar sana, namun kami jadi terbatas banget bertemu ibunda. Hiksss
BalasHapusBundaaa, baca ini aku jadi membayangkan Mamaku.. Untungnya beliau masih ditemani Adik meski kami terpisah negara sekarang. ..Hikss, jadi membayangkan juga diriku nanti ketika anak2 beranjak dewasa menikah dan tinggal di rumah masing2. Sehat2 ya Bun... Bahagia bgt dianugerahi anak2 yg perhatian
BalasHapusBunda shayaang...
BalasHapusSehat-sehat selalu Bunda.
Tulisan Bunda bikin adem hatiku sekaligus bikin rindu pulang kampung. Pengeeen sekali pulang ke Surabaya kalau pandemi ini berakhir.
Gak lupa instal Halodoc juga aku, Bunda.
Agar selalu dapat info sehat mengenai keadaan terkini.
Semangat Bunda, walau #dirumahsaja tetap bisa beraktifitas ya Bunda. Aku juga udah harus mindah-mindahin tunas tanamanku.
BalasHapusSemangat terus Bunda Yati .. senangnya punya anak2 yang selalu perhatian dengan ibunya. Saya jadi kangen ama ibu di rumah. hiks. Tahun ini nggak bisa mudik.
BalasHapusNgomong-ngomong gudeg, koq samaan ya Bunda. Kemarin sayapun ngirimin mama dan mertua gudeg krecek, kebetulan temen sekolah di kampung (saya merantau) pawonan. Seneng banget beliau. katanya pas emang kepikiran mau gudeg. Rencananya ngirimin beliau2 sebulan sekali sebagai ganti kami belum bisa mudik paling ga sampai akhir tahun
BalasHapusInsyaAllah pandemi ini membawa kebaikan di dalamnya ya bun. sehat selalu bun :)
BalasHapusKece banget bun terobosannya! Bisa ditiru untuk para orang tua muda lainnya hahaha
BalasHapus