Menghilangkan Kebosanan di Masa Pandemi


Menghilangkan Kebosanan di Masa Pandemi

 

Setiap individu pasti pernah mengalami apa yang disebut kebosanan dalam hidupnya. Juga aku. Kebosanan yang dialami seseorang karena satu dan lain hal yang dihadapi tentu saja berbeda.  Apalagi di masa yang berkaitan dengan pandemi yang berumur panjang ini seolah tak kan selesai. Andai tak pandai-pandai kita mengolah pikiran agar tetap jernih pastilah akan mengalami stress dan keputusasaan. Lalu apa yang harus dilakukan agar otak kita tetap fresh. Yuuk, simak cara aku mengatasinya:

 

1. MEMOTIVASI DIRI

So, siapa lagi ya harus membantu kita menghilangan kejenuhan yang bisa sangat mencekam bila dibiarkan berlarut-larut. Orang lain boleh saja memberi semangat, menunjukkan jalan bagaimana caranya untuk menghilangkan kebosanan itu. Tapi, andai kita tak pandai-pandai apalagi tak mau memotivasi diri tentu saja tak kan menghasilkan apa-apa.

Source: PIXABAY

Memotivasi diri bisa berasal dari mana saja, dari membaca buku, menyimak konten postingan teman blogger dan lain-lain. Namun yang terpenting adalah memotivasi diri sendiri, dengan niat dan usaha yang maksimal. Tanpa usaha dari diri sendiri tak akan menghasilkan apa-apa -- No Pain No Gain 

 

 2. BANGKITKAN MINAT!

Lagi, setiap individu pasti memiliki minat, apapun itu. Nah, pada kesempatan mencari jalan untuk menghilangkan kebosanan di masa pandemi aku meyakinkan diri --  minat itu aku miliki dan  kemungkinan ilmu atau kepandaian yang belum tergali In shaa Allah juga aku punya. Jadi... kenapa tidak aku aktifkan? Inilah saatnya untuk mencuatkan minat dan kebolehan yang  mungkin masih terpendam. Selama ini aku memiliki passion. Apa passionku? Gardening! Aku penyuka tanaman sansevieria, tapi belum bisa disebut sebagai kolektor.

Menurut  tulisan seorang Motivator Rene Suhardono passion bukanlah satu keahlian tapi sesuatu yang paling kita sukai (It is NOT you're good at -- It is what you're enjoy the most. Nah, aku paling suka tanaman Sanseviera, aku bukan ahli tanaman tersebut juga seperti yang aku sebutkan di atas bukan seorang kolektor -- Hanya aku paling suka tanaman ini. Dalam masa Pandemi minatku seakan terbakar untuk merawat dan membiakkannya.

Gbr. dokpri

 
Gbr. Sanseieria Francisii (dokpri)

Note: dari ratusan mungkin juga ribuan variant Sansevieria, aku baru memiliki kurang dari 20 jenis, hehe...  Kalau pembibitan atau pembiakan yang aku lakukan berhasil, hati ini menjadi puas dan semakin suka pada tanaman yang bersifat pollutan ini.


3. BUANG KERAGU-RAGUAN!

Himbauan #DiRumahAja yang memakan waktu panjang menyebabkan timbulnya kebosanan. Lalu beragam sikap, tindakan dan aktivitas dilakukan oleh masyarakat.  Mereka mencari kesegaran di luar sana seolah Covid 19 sudah sirna. Waktu liburan yang jumlahnya lumayan banyak di tahun 2020, suasana menyambut tahun baru 2021, mereka gunakan untuk menghibur diri dan keluarga tanpa ragu dan khawatir akan terpapar Covid 19.  Tak heran mengapa yang terpapar Covid 19 semakin meningkat jumlahnya. 

Pada kesempatan himbauan #DiRumahAja sejalan dengan membangkitkan minat, aku mengupayakan diri agar berguna dalam mengisi masa-masa penuh kebosanan menjadi sesuatu yang manfaat dan menyenangkan.  Aku buang keraguanku dan meyakinkan diri  AKU PASTI BISA!  Harus mampu meng-explore diri mengatasi suasana yang ditimbulkan oleh Covid 19 ini. Apa saja? Yuuk, terus telusuri hasil ketukan jemariku pada keypad laptop yang sudah minta diganti ini.

 

3. AKTIVITAS MENCOBA RESEP KESUKAAN

3.1.     Lasagna.

Gbr. Delish.com

Note: Sayang sekali foto lasagna hasil kreasiku telah aku hapus dari hape-ku. Kurang lebihnya seperti inilah, karena resepnya mirip-mirip, hehe...

        Aku paling suka makan penganan lasagna.  Akupun belajar membuatnya dan jadilah lasagna ala bunda yang cukup membuat decah kagum temen-teman yang telah mencicipinya. Nah! Di masa pandemi ini tentu saja aku akan upayakan membuatnya bukan hanya untuk dikonsumsi sendiri bersana anak cucu dan menantu, tetapi juga untuk dipromosikan ke para tetangga, hehe....karena rasanya yang lezat aku tak ragu-ragu untuk menawarkannya kepada para tetangga.  Harganya? Aku bandrol untuk potongan seberat 200 gram Rp. 30,000. 

Aku membuatnya terbatas sekali karena faktor tenaga -- aku hanya sendiri -- dan aku membuatnya dengan hati, jadi tak pernah merasa lelah walaupun tak seorangpun yang membantuku. Apalagi daganganku laris manis. Tuntas! Aku senang pemanfaatan waktuku berhasil. Alhamdulillah.


3.2.     Keripik Singkong Balado Ala Bunda

          Di usia yang telah 81 aku masih suka mengudap camilan.  Dan begitu saja terbetik dalam benak untuk membuat keripik singkong balado untuk aku tawarkan ke para bukibuk di Grup RT tempat aku tinggal.  Hasilnya lumayan. Mereka menyukai keripik singkong balado ala bunda. Kalaulah setelah aku tawarkan tak seorangpun yang tertarik membeli, tak apalah, aku sendiri yang akan terus ngemil sampai tuntas, hehe.... Tapi, alhamduillah tak perlu menunggu lama -- setelah aku tawarkan di grup, tak pelak lagi ternyata banyak peminatnya. Laris pula hasil aktivitasku mencoba membuat resep kesukaanku.  

     

 

 

 4. PANDEMI vs IDE YANG BERMUNCULAN

Bermula dari awal bulan Maret tanpa terasa  hampir satu tahun kita lalui dengan beragam himbauan dan peraturan yang menyangkut PROKES (Protokol Kesehatan) yang harus kita terapkan. Agaknya masih banyak masyarakat yang tidak disiplin mengikuti himbauan tersebut.  Alih-alih Covid 19 berakhir, ternyata malah semakin berlanjut dan jumlah yang terpapar pun semakin banyak. Seakan tak terkejar lagi bangunan rumah sakit dengan jumlah yang terkena Covid 19.

 

Di lain sisi pandemi juga menyebabkan terciptanya hal-hal yang menyenangkan dan membuat mata seolah dimanjakan dengan pemandangan di sepanjang jalan mana saja di wilayah tempat tinggalku -- mereka seperti berlomba mempercantik rumah dengan hiasan beragam tanaman baik di halaman ataupun dalam pot-pot. 

Penjual pot dan tanaman kebanjiran konsumen. Jadilah tanaman yang biasanya hanya berharga beberapa ribu rupiah meningkat harganya jadi puluhan, bahkan ada yang dikenakan harga ratusan ribu rupiah.

Para penjual tanaman sangat cerdik dan cepat mengenal dengan baik jenis tanaman  apa yang sedang "nge-hit" di masa maraknya himbauan #DiRumahAja dan yang memiliki harga yang tinggi. 

Akupun larut pula dalam alur seolah berburu tanaman yang sedang digandrungi banyak orang dan terkadang sulit dijumpai di beberapa penjual tanaman atau nursery.  Untuk sementara aku berpaling ke lain hati,  lupa aku adalah penyuka tanaman sansevieria. Tak apa karena aku juga harus menyesuaikan diri dan berusaha disiplin mengikuti himbauan #DiRumahAja, demi menjaga kesehatanku dan kesehatan orang-orang yang aku sayangi.

Di masa pandemi ini aku jatuh cinta pada beberapa macam tanaman yang indah dan unik, seperti monstera adansonii (dikenal dengan nama Janda Bolong), unik sekali dengan daun-daun yang berlubang menawan. Jenis lain dari monstera adalah monstera obliqua. Yang membedakannya dengan monstera adansonii -- lubang-lubang pada setiap helai daunnya dominan dengan lubang yang besar. Jenis obliqua ini sangat jarang ditemui hampir di semua nursery. Kalaupun ada harganya sudah mencapai jutaan rupiah. Believe it or not!

Monstera Adansonii (dokpri)


Selama pandemi ini akupun jatuh hati pada tanaman lain: keladi tissue putih, calathea roseoplicta, variant aglaonema (aglaonema Kochin, aglaonema lipstik dan aglaonema Heng Heng. 

Mudah-mudahan setelah pandemi berakhir aku akan tetap menyukai tanaman-tanaman ini karena keindahannya. 



 

Aglaonema Kochin, Heng Heng, Calathea, Aglaonema lipstick (Gbr. dokpri)

Keladi Tissue (Gbr. Dokpri)


Bagiku yang tinggal sendiri di rumah tentu saja penerapan #DiRumaahAja aku lakukan dengan ketat. Sedapat mungkin aku melarang anak-anak dan cucu-cucuku untuk datang kalau tidak untuk hal yang teramat penting, dengan catatan mereka harus disiplin melakukan PROKES.  Rentan bagiku di usia 81 tahun untuk lengah dan membiarkan waktu berlalu seolah tak ada Virus Corona. 

Tak bisa kumengerti mengapa kebanyakan orang menganggap Covid 19 dengan virus coronanya tak pernah ada. Bahkan aku menyaksikan di media televisi ada masyarakat yang meneriakkan seolah pandemi virus corona ini sebuah rekayasa. Bagaimana mungkin? Tidakkah mereka melihat di media televisi banyaknya orang-orang yang terpapar, bahkan para dokter dan perawat yang berjuang di garda depan (Rumah Sakit) pun tak luput dari sasaran virus yang ganas dan tak terlihat ini. 

Rumah sakit penuh tak terhindarkan, diikuti juga oleh kurangnya lahan untuk memakamkan mereka yang meninggal dunia akibat virus corona. Tak seorangpun mampu memprediksi kapan bencana yang ditimbulkan oleh penyebaran virus corona ini akan berakhir. Alih-alih berkurang jumlah korban malahan akhir-akhir ini semakin bertambah saja korban-korban karena Covid 19. 

Masa-masa pandemi yang sedang kita lalui tidak semata-mata sebagai sebuah musibah, namun menurutku, secara awam, dapat aku simpulkan banyak hikmah di balik semua ini, yaitu secara merata keindahan dan kebersihan terutama di wilayahku tercipta dengan baik berkat waktu-waktu luang yang tidak ingin mereka lewatkan begitu saja. Sebagian masyarakat mengenal dan menerapkan dengan baik kebiasaan 3M (Mencuci tangan, Menjaga Jarak dan Memakai masker) serta juga menjauhi kerumuman.

Semoga saja dengan beragam himbauan dan usaha dari Pemerintah serta kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan ProKes keberadaan virus corona bisa diatasi dengan sesegera mungkin.

 

Aamiin, Ya Rabbal Aalamiin

 


 

 



 





Komentar

  1. Bundaaaaa, sehat sehat selaluuu yaaa😍😍😍 rasanya aku ikut tertulari semangat Bunda niih.

    Yap, walaupun d Rumah Aja, banyaakkk kok aktivitas yg bisa kita lakukan. Harus optimistis dan bahagiaaa ya Bund.

    Duh, aku mupeng maem lasagna niihhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bdtul sekali. Selama kita masih memiliki kemauan dan semangat segalanya akan terasa menyenangkan.

      Hapus
  2. Bundaaa.. itu keripik baladonya menggoda banget. Pasti langsung habis lah kalau dijual, Bun. Ga di share resepnya? saya mau ikutan praktek di rumah deh. Siapa tau kayak bunda bisa dijual.. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...gak tuuh. Knp? Karena kl bunda bikin penganan gak pernah pake timbangan or ukuran, bikin berdasarkan feeling aja. Beneran.

      Hapus
  3. Bundaa, sehat selalu ya :) Baca tulisan bunda saya kok jadi malu, saya masih muda aja kok sering ngeluh, sering males2an hikssss...

    BalasHapus
  4. Masya Allah bunda.. keren banget. Laris manis itu ya. Dan tanamannya tumbuh subur. Salut sama bunda, semangat sehat terus ya. Dan aku jadi ngiler lasagna dan keripiknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tanamannya sering diajak ngobrol jd subur, hehehe... Alhamdulillah kl makanan yg bunda bikin ngiler beratti bunda sukses tuh.

      Hapus
  5. aku juga suka nyobain bikin masakan di rumah bun, nyobain hal -hal baru. belajar lagi biar tetap semangat jalanin hidup yang penuh berkah ini bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia! Itu namanya Andiyani gak pernah berhenti memotivasi diri dan bersyukur.

      Hapus
    2. Ayo Niiin, kapan ke rmh? Kita bikin bareng yuuuk!

      Hapus
  6. Amiin ya rabbal alamiin. sehat2 terus ya bundaku. duuh itu tanmenanya kece2 banget bun. Ophi jg jadi suka urus taneman nih sejak pandemi. alhamdulillah bikn relax dan seneng deh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, berkat do'a Phie bunda sehat. Semoga Phi dan kel. juga sll dlm lindunganNya. Aamiin.

      Hapus
  7. Benar bunda, harus pinter2 cari aktivitas bermanfaat ya biar gak bosen menjalani masa pandemi yang gak tau kapan berakhir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama berdo'a yuuuk semoga Covid 19 segera beraķhir ya.

      Hapus
  8. Aku salfok sama tanamannya bunda, itu yang didalam ruangan unik juga ya bun. Aku setuju deh di saat pandemi seperti sekarang ini kita memang harus pintar dan kreatif mencari cara agar tidak bosan di rumah. Aku pun selalu berusaha setiap hari gak boleh mager.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Chi, kl gak kita sendiri yg perintah otak buat bergerak, siapa lagi? Pernah baca somewhere kl otak itu hrs disuruh, kl gak otak akan perlahan membeku lho!

      Hapus
  9. Setuju, Bun. Harus punya aktivitas di saat pandemi. Kalau kebanyakan melamun nanti malah bosan. Bahkan bisa sedih melulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Otak juga bisa beku dan kita udah jd pelupa sblm waktunya.

      Hapus
  10. Aamiin.
    Ternyata banyak banget kegitan gara2 pandemi ini ya, rumah jadi syantik2 ditanamin daun dalam pot, kreatif berjualan onlen dan memasak masak yang tadinya jarang dilakukan (aku banget Bun) hhaaaa. Alhamdulillah selama wfh ini belom pernah bosan karena banyak banget kegiataan dan kerjaan. Buun sehat2 selalu yaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malah semangatnya berlipat ganda, ka Nchie. Ya kita ambil hikmahnya aja dari Covid 19 ini ya.

      Hapus
  11. Bunda, sehat sehat ya, Bun. Senang bisa berkunjung kembali ke rumah Bunda. Saya bun, sudah lama atau tepatnya sejak awal pandemi malah menutup blog, dan lebih fokus ke anak. Tahun ini, harus semangat menulis di blog kembali.

    Bnn, tanamannya banyak banget, jadi tertantang mengeskplore tanaman sansivera yang ternyata banyak jenisnya yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Tanti. Semoga Tanti n keluarga juga sll sehat ya. Mksh komentarnya.

      Hapus
    2. Sama sama Bunda. Senang mendengar kabar dari Bunda, meski lewat Blog ya, Bun. Saya jadi tahu ternyata ada banyak varian sansivera dan keladi kapasnya aku naksir, Bun. Saya punya satu jenis keladi dan masih berharap hidup nih, Bun. tadi pagi kulihat keladiku rubuh

      Hapus
    3. Yaaa..rubuh dilabrak si Mpus? Atau kdpanjangan batang...potong n buang langsung batang yg rubuh yeeee.

      Hapus
  12. kita sama Bun! biasanya aku juga coba resep-resep makanan yang lagi aku suka :D tapi kebanyakan makanan manis hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunda suka yg gurih2. Yg manis kurang suka kecuali silverqueen hehe...

      Hapus
  13. Aminnn Bunda... Alhamdulillah senang bisa mampir kesini serasa ikut menikmati tanaman di rumah Bunda.. canti-cantik dan sehat tanamannya. Semoga kita semua selalu sehat dan bahagia meski situasi yang gak nyaman begini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. iya, masa2 seperti ini cepat berakhir ya.

      Hapus
  14. Bunda Yati panutanku. Ya Allah, aku pengen seperti Bunda, di usia yang sudah 81 masih sehat, kuat dan tetap produktif. Semoga selalu sehat dan semangat membersamai anak cucu ya Bun.

    Koleksi tanamannya banyak sekali, dan sampai punya 20 jenis untuk tanaman sanseivera. Semoga suatu saat saya bisa berkesempatan silaturahmi ke rumah Bunda Yati dan melihat secara langsung koleksi tanamannya, plus mencicipi lasagna buatan Bunda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Horeee...seneng dengernya. Berkabar-kabari ya? Mksh udah dijadiin panutan.

      Hapus
  15. Masha Allah Bund inspirasi banget. Aku baru tahu Lasagna. Kayaknya enak banget ya jadi ngiler Bund.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunda kl bikin lasagna, kulitnya gak beli tp bikin sendiri lho. Kl beli muahaaal.

      Hapus
  16. Bundaa..tanamannya bagus2 euy. Pasti Bunda telaten sekali mengurusnya. Oya, terima kadih utk sharing tipsnya ya Bunda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ceritanya sih pengen banget buka Nursery tp modalnya gak ngumpul2 hihihii...Sama2 Mechta dayang.

      Hapus
  17. semoga selalu sehat yaa Bundaa... di rumah jug amamaku semangat banget bercocok tanam heheh. Segala aglonema jadi memenuhi taman imut kami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Btw selama pandemi aku banyak mengerjakan content untuk Youtube nih bunda.. sambil liat stok foto dan video selama iniiii

      Hapus
    2. Asyik ya punya skill lain. Bunda pengen banget bisa Vlog. Minta diajatin incu katanya "bunda nih belavu deh" hehe...

      Hapus
    3. Indah, maksudnya "belagu" hehe...

      Hapus
  18. Masya Allah..sehat selalu ya Bunda. Berguna banget untuk saya nih tips menghilangkan kebosanan di masa pandemi. Thank you ya Bun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kl berguna. Kan jd ladang amal buat bunda.

      Hapus
  19. Wah luar biasa Bunda, sangat produktif. bagian eksplorasi masak juga aku lakukan..lumayan bisa menghemat pengeluaran jajan di luar hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengennya sih praktik bikin bolu. Blm bisa soalnya. Setiap bikin padti kempeees....

      Hapus
  20. wah, bunda....seru banget kegiatannya selama pandemi. kagum banget sama bunda yati. masih selalu aktif dan kreatif.
    semoga sehat terus ya bun...
    terus sebarkan semangat hidup utk kita semua.

    BalasHapus
  21. Setuju banget Bunda, walaupun di rumah kita tetap bisa bahagia dan berkarya ya..keren banget Bunda Yati bisa bikin lasagna dan keripik balado untuk dijual rasanya puas ya..sehat selalu Bunda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, tetap jaga kondisi koq wlp bnyk aktivìtas

      Hapus
  22. Wuah lasagna enak banget Bund. Keripiknya juga saya suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, laris manis tanjung kimpul - dagangan abis duitnya kumpul.

      Hapus
  23. Bundaaa..
    Jadi ingat Ibukuuu...selalu gak berenti kalau uda di rumah.
    Selalu ada yang dikerjakan dan itu membuat Ibu sehat. Kalau ada cucu, suka banget masakin cucunya menu yang gak bisa aku masak, Bun..

    Kaya lasagna.
    Hihii...uda nyoba beberapa kali, menurutku enak....tapi anakku gak mau kalo aku yang masak. Kalo Ibukku yang masak, pada lahap.
    Gimana iniii, Bundaaa??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ys kudu nyerah sama ibu Lendy, kl soal lasagna jngn ikut2an bikin sendiri....hehe peace..

      Hapus
    2. Heuhueu....Bunda tau banget aku.
      Iya Bun..Akhirnya aku nyerah.
      Dan explore menu lain yang bisa aku andalkan untuk menu camilan anak-anak. Contohnya mac and cheese, Bun...

      Hapus
  24. Berharapnya sih semua orang patuh dan mau memahami mengapa kita diminta untuk #dirumahsaja ya Bun. Pasti bisa lah kita tetap berkarya meski di rumah saja, tinggal kita bisa menggali lebih jauh potensi diri yang ke arah mana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maunya sih bljr ngeblog lbh baik tp koq ya hrs ada tutor pendamping je, mbak Niek. Ngisi waktu dngn manfaat gitu bljr ngeblog, tapiii tetap aja si bunda newbie hehehe...

      Hapus
  25. Kalau kita tak mau diam, jadi banyak hal ya bunda yang bisa dilakukan. Apalagi di masa pandemi begini yang sedikit membatasi ruang gerak..
    Ih bunda luar biasa, masih sempat menanam dan bikin keripik balado segala. Energi yang luar biasa dan jadi pelecut buat yang lebih muda untuk tak mudah berpangku tangan.

    Andai rumah bunda dekat boleh banget ini ikut pesan keripik baladonya, apalagi emang enak buat jadi camilan sore ya...
    Bunda sehat selalu ya...

    BalasHapus
  26. Produktif tp I know my limit jd gak mau memaksakan diri koq. Kl badan udah ngasih kode utk rehat, ya harus patuh, hehehe..

    BalasHapus
  27. masyaallah bunda, kagum banget aku.....
    bunda masih saja aktif seperti itu meski di rumah saja
    Jadi malu, aku banyakan ngeluh..
    padahal cuma ketambahan dampingi anak anak pjj aja...
    makasih remindernya ya bunda
    sehat selalu bunda

    BalasHapus
  28. Ih, bunda Yati keren banget deh. Huhu aku malu. Pandemi malah banyak rebahannya, Bun. Iya ya, harusnya banyak di rumah itu tetep bisa produktif dan bisa eksplor apa pun yang bisa kita bisa dan kita suka.

    BalasHapus
  29. Aamiin yaa mujibassailin.
    Bunda, mataku langsung jereng lihat tanaman-tanamannya. Aku juga suka berkebun tapi gak ngikuti tren daun2 mahal. Gak kuat harganya hehe.

    Aku pelihara anggrek. Awalnya cuma bantu merawat anggrek milik ibu. Eh setelah nikah malah keterusan suka anggrek hehe.

    Semoga sehat terus dan bahagia terus, Bunda.

    BalasHapus
  30. Bunda rajin dan semangat banget gardeningnya ya sampai koleksi Sansevieria. Ada rasa puas ya bun kalau bisa membiakan tanamannya. Sehat-sehat ya bunda

    BalasHapus
  31. Setuju bunda sayang, kita tetap aktivitas dan produktif meski di rumsh saja biar tidak stres atau jenuh. Aku sibuk nulis dan menikmati tanaman hias sama suami nih bun. Selain riuh dengan anak anak hehe

    BalasHapus
  32. Ikut webinar bagiku menghilangkang kebosanan,Bunda
    Bunda semoga selalu sehat ya
    Belum pernah ketemu nih kita

    BalasHapus
  33. Bundaaa, suka deh dengan kegiatannya menanam tanaman hias. Salut, sudah punya samsievera banyak gitu. Sehat selalu ya Bunda. Amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mardanurdin.com sudah berkunjung ke rumah online bunda. Sanseigerianya banyak karena dibiakkan, tapi kalau mengenai jenis masih kurang dari 20 jenis dari sekian ratus variant sanse. Terima kasih do'anya.

      Hapus
  34. bundaaaa, mau coba kripik buatan bunda dong. bisa pesan melalui apa? aku suka banget makan keripik nih

    BalasHapus
  35. Jadi banyak waktu untuk mengeksplore diri ya Bunda.
    Sehat selalu bunda, biar kekebalannya melindungi dengan maksimal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekal tapi kalau untuk bikin postingan koq suka kehabisan tema/ide padahal kata pakde Cholik kan ide itu pating sliwer ya, tapi gak ketanagkep sama bunda, ehehe... Aamiin, terima kasih do'anya.

      Hapus
  36. The best thing the industry and 44 states that run lotteries do, is hide, or refuse to pursue information on how a lot gambling is going on in America and the way it} impacts the families of drawback gamblers. Gamblers will stop paying on credit cards, mortgages, auto loans and scholar loans, trying to compensate for losses. If you do determine to gamble, be sure play it safe by understanding your odds, setting time 바카라 사이트 and spending limits, taking frequent breaks, taking part in} only for enjoyable, and never chasing your losses.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu