Cepatlah Tuliskan Hal Yang Ada di Pikiranmu

 Cepatlah Tuliskan Hal yang Ada di Pikiranmu

 

Nah! Mungkin saja mulai dengan judul yang seolah sebuah perintah itu aku akan terpacu untuk mulai menulis. Memerintah orang lain 99% pastinya lebih mudah dibandingkan dengan memerintah diri sendiri. Kenapa? Karena sebuah perintah untuk diri sendiri sama juga dengan memecut semangat diri yang telah lama tertidur dan melesu. Dibutuhkan sebuah semangat yang berkobar dan keberanian untuk segera beranjak dari kelesuan. Maksudnya kelesuan menulis.

 

 Cepatlah Tuliskan Hal yang Ada di Pikiranmu

Oke, oke aku akan memulainya sekarang. Mudah-mudahan aku akan mampu mengisi blogku dengan postingan setidaknya satu bulan satu postingan. Tidak apa-apa kan dari pada tidak sama sekali. Mengingat usiaku yang sudah akan beranjak ke angka 82 aku sadar tetap mengaktifkan otakku adalah cara yang terbaik bagi kesehatanku secara keseluruhan. Aku harus membunuh rasa malas dan penyakit lesu yang akhir-akhir ini membentengi keinginanku untuk membuat postingan di blog.

 

Yups! Aku sedang menapaki baris demi baris halaman ini agar nantinya terbentuk sebuah postingan yang hari ini bisa melengkapi jumlah postinganku menjadi 700 artikel. Jumlah yang tidak seberapa dibandingkan dengan mereka, para blogger muda dan ranum yang sangat aktif ngeblog dan memiliki a very brilliant idea and themes at anytime.  Pastinya   ribuan postingan telah mengisi blog mereka.


Di dalam hatiku sebenarnya timbul sebuah tanya: "Apakah tidak sayang  sedemikian banyak judul yang telah aku torehkan dibiarkan begitu saja tanpa meng-update blogku yang hampir berlumut? Lebih dari setengah juta postingan, kan? Jumlah yang membuat aku pun bisa menuai income dari hasil torehan-torehan itu. Akan sampai hatikah aku terus  membiarkannya berlumut hanya karena kelesusanku? Jawabannya tentu saja aku tidak akan mengizinkan kelesuan itu bersarang lebih lama. Aku harus segera berani mengibaskannya dan  berteriak:

 

 "Mulaaaai!!"

 

 I. Berkreasi dengan tanaman kesayangan

Sejak tahun 2005 aku menyukai tanaman Sansevieria. Aku telah memiliki kurang lebih 20 jenis dari jumlah ratusan mungkin ribuan varian sansevieria. Aku mulai menyukainya karena ketika itu jenis tanaman tersebut sedang booming dan untuk tanaman yang indah dan besar harganya selangit, konon bisa ditukar dengan rumah atau mobil.

Caraku memelihara tanaman sanse ini bukanlah dari hasil membeli yang sudah besar, tetapi aku lebih memilih bibit-bibit atau anakan. Melihatnya tumbuh semakin besar dan bibit-bibit mulai berkecambah adalah "sesuatu" buatku. Rasanya puas sekali.  Tapi kesedihan juga sempat melandaku ketika 6 jenis sansevieriaku yang memiliki harga lumayan mati serentak karena busuk akar. Kenapa? Karena jenis Sanse ini tak suka banyak air.

 

Ketika rumah kutinggalkan  bermalam di kediaman anakku, tanaman-tanaman itu disiram dengan quantity air yang berlebih sehingga menyebabkan busuk akar. Sedihnya!

 

Gbr. dokpri (yang berwarna kuning hanya tinggal kenangan)

Sansevieriaku yang di bawah ini pun sudah almarhum dan tak ada bibitan lagi karena membuatnya tumbuh seperti semula tentu sangat lama. Untung aku memiliki fotonya jadi bisa mengobati hati yang sedih ketika tanaman yang indah ini sudah tidak ada.Ceritanya pot tanaman ini dengan bangga aku pamerkan. Jadi aku pindahkan ke tembok pagar di teras. Suatu ketika ada kucing yang perang-perangan, hehe...berlarian dan melompati pagar. Pot pun terbalik dan menimpa beberapa pot di bawahnya. Tamatlah sudah riwayat Sansevieria Francisii-ku ini. makanya jangan suka mau pamer ya!

Gbr.dokpri (Sansevieria Francisii sblm musnah ditabrak kucing, hiks, hiks...)

II. Latah ikutan demam tanaman hias musim Pandemi

Hari ini dalam hitungan bulan tepat satu tahun masa pandemi dengan Virus Corona-nya (Covid 19) dan akan berlanjut entah sampai kapan. Karena terdengar berita konon ada tamu yang berkunjung ke Indonesia dari negara Queen Elizabeth yang bernama Virus B-117, hehe... dan masa penularannya bahkan lebih cepat dibandingkan dengan teman sebelumnya, Covid 19. 

Aku tidak akan mengulas lebih jauh tentang virus baru B-117 tapi lebih kepada apa saja aktivitas yang akan aku lakukan demi menjaga agar blogku tidak lagi dibiarkan kosong dan berlumut. Seperti yang telah aku sebutkan di atas at least aku harus mengisinya dengan satu postingan dalam satu bulan. Alangkah akan baiknya bila aku lebih maksimal lagi berusaha mengisinya dengan dua postingan dalam satu bulan. Insya Allah.

Masa Pandemi ternyata tidak saja memberikan pengalaman menyedihkan dan menggembirakan bagi masyarakat. Menyedihkan bagi mereka yang terpapar Covid 19 dan bagi kita semua yang harus mematuhi setiap himbauan yang diberikan oleh Pemerintah yang membuat kita semua, jujur saja jadi bosan dan kalau tak pandai-pandai menjaga hati bisa-bisa jadi stress.

Dengan diterapkannya #DiRumahAja -- sangatlah menggembirakan karena ternyata masyarakat mulai sadar bagaimana memanfaatkan waktunya yang terbelenggu untuk di rumah saja. Berbondong-bondong mereka mendatangi toko-toko pot dan berbagai Nursery. Mereka seolah berlomba mempercantik rumah mereka dengan beragam tanaman hias. Indahnya. Terisilah waktu mereka yang alih-alih tadinya membosankan menjadikan mereka memiliki hobi baru: gardening atau mulai mengoleksi tanaman-tanaman yang menjadi hits di masa Pandemi.

 

Aku juga tidak ketinggalan berburu tanaman yang digandrungi pada saat Covid 19 yaitu jenis-jenis tanaman monstera yang lebih dikenal dengan tanaman Janda Bolong. Tanaman yang satu ini tanpa hunting aku telah memiliki dengan barter tanaman dengan tetangga -- Anthurium Gelombang Cinta dengan dua pot tanaman Monstera.  Bisa dibayangkan begitu gembiranya aku memiliki tanaman yang saat awal Pandemi masih sedikit sekali mereka yang memilikinya.

 

2 pot Monstera hasil barteran dengan 1 pot gelombang cinta


Gelombang Cinta -- bye bye gelombang cinta

Tak luput aku juga jadi demam koleksi beberapa jenis tanaman alocasia, antara lain alocasia tissue, alocasia amazonica dan beberapa yang lain. Semua tanaman itu membuat mata terpaku dengan hasrat yang besar ingin memilikinya. 

Tanaman-tanaman ini semakin dirawat bertambah ia

 menawan hati pemiliknya. Tak ubahnya dengan 

sang Pemilik, pot-pot tanaman biasanya

 paling tidak dua hari sekali aku

 keluarkan untuk mendapat

 sinar matahari pagi

 paling lama

 dua jam.

 


Pot-pot tanaman yang selalu aku ganti setiap beberapa hari sekali untuk menjaga kesuburannya. Juga agar merata setiap pot merasakan hangatnya sinar matahari pagi. 

 

Anda juga seperti bunda memiliki hal-hal yang masih menggantung dalam pikiran? Yuuk, cepat tuliskan sebelum ide itu terbang tak tentu rimbanya. Cepat tangkap dan tuliskan di blog Anda. Ditungguuuu...

Source: Pixabay

 



 

 

 

 

 

 

 

Komentar

  1. Wah, saya jadi tertampol ini Bunda. Banyak draf dan judul semata, tapi tak dieksekusi.
    Semangat terus ya Bun atas usia 82 tahunnya, semoga tetap sehat dan berkarya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih do'anya. Do'a yg sama dari bunda buat pengunjung pertama postingan bunda kali ini.

      Hapus
  2. Halo Bunda tanamannya bagus-bagus sekali bun. Senangnya masih punya aktifitas yang menginspirasi dan mendukung kegiatan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih Alida, udah keranjingan ampe duduk di depan laptop aja suka bengong "mau nulis apa ya?" hehe.

      Hapus
  3. bener bangeet bunda.. makin lama tertunda makin ngga jadi - jadi yaa. Aku suka begitu juga hihihi.. thanks untuk remindernya Bnnda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunda harus mulai rajin menulis lagi kl gak mau semakin terpuruk karena meninggalkan blog jd lumutan. O, no! Wlp sedikit that's my earning. Jd bunda hrs memecut semangat bunda.

      Hapus
  4. Bunda Yanti keren banget masih aktif menulis. Btw kalo aku tuh apa yang ada di pikiran gak cepet dituliskan tuh nanti sering lupa. Judul artikel ini jadi bikin semangat nulis. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Niken bisa aja. Alhamdulillah kl judulnya juga bisa bikin semangat nulis. Tq

      Hapus
  5. Kebayang di rumah Bunda ini halamannya pasti seger banget, banyak tanaman yang terawat.
    Duh saya ketampol nih Bund, ada banyak judul di draft, menunggu di edit dan di publish

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi Mbak Nanik Nara salah tuh. Rumah bunda gak ada halamannya tanaman gak ada yg di tanah lho. Semua tanxman dlm pot2. Rmh bunda 4L ( istilah abege: lo lagi lo lagi.

      Hapus
  6. Halo Bunda Yati :) Betul ya, nulis mah langsung dimulai aja sekarang juga. Mempercantik alias editing ntar hehe. karena kalau dipikirin menulis langsng cetar ya susah yang ada jadi malas hahaha :) Nulis kegiatan hobi juga keren tentunya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Nurul itu kl punya ide dan tema. Jngn tunda ntar malah lupa...

      Hapus
  7. Bundaaaa, Love youuu so much!!
    Bunda yg super duper inspiratif, energik, semangat, passionate, antusias.
    Ya ampuun, beneran menginjeksikan semangaaatt untuk kami semuaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, ampuuun, pujiannya selangit nih, thank u a million tons 4 u my dear Nurul. lv u too.

      Hapus
  8. Menulis.memang harus terus dibiasakan. Jangan hanya sekedar niat tanpa tindakan.

    Bunda sama seperti Mamiku (65 th.) dan ibu mertuaku (69 th.) yang udah sejak dulu suka tanaman, jauh sebelum booming di masa pandemi.
    Tanamannya pada subur-subur dan mereka sedih banget kalo ada yang layu apalagi mati. Hehhe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sedih dan bingung lho kl ada tanaman yg stress. Buat ibu n omanya Eryvia teruskan menyukai tanaman karena akan tetap menyegarkan benak kita.

      Hapus
  9. Salut sama semangatnya Bunda Yati yang terus produktif berkarya dari rumah.
    Semoga sehat terus bunda, supaya menginspirasi yang muda supaya lebih semangat berkarya. Hihi

    Saya juga ketularan demam tanaman hias sejak pandemi. Setelah sempat agak kapok karena tanaman monstera saya mati. Alhamduliilah berbekal ilmu dari plant lover, tanaman hias di rumah sehat dan tumbuh terus.

    Saya baru lihat sanseviera francisii, pasti harganya lebih mahal ketimbang sanseviera pada umumnya ya bun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kl th 2005 iya mahal tp sekarang jarang nemu di Nursery bunda gak tau pasti hrgnya. Msh terhibur dengan Sanse lain sbgai pengobat rindu.

      Hapus
  10. Seringnya sih begitu..punya ide untuk ditulis..Berhubung gak cepet ditulis..ya udah ilang gitu aja Bund...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Diane, seringkali kita seperti itu. Mulai skrng yuk kl ixe langsung ditulis. Bisa gak ya? hihihi..

      Hapus
  11. sepanjang membaca blog ini yang aku bayangin gimana teduhnya rumah Eyang, bagus-bagus sekali tanamannya dan terlihat sangat dirawat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Andiyani pujiannya. Bagus karena baru diusap sama vit spy glowing.

      Hapus
  12. Aku sepakat nih, cepatlah menuliskan apa yang ada di kepala kadang kalau gak gitu mager dan efeknya jadi lupa deh mau nulisnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya aplg kl ada ide tp langsung nonton Kdrama udsh deh terbang tu ide ya mbak Chichie?

      Hapus
  13. Terkadang masih ada beberapa tulisan saya yang tertunda. Biasanya sih tulisan organik. Kalau tulisan karena kerjaan, oantang ditunda-tunda hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Chie, gak bal ditunda deh kl ada hubungannya dengan kerjaan! Semangat malah menggebu hahaha... Se7!

      Hapus
  14. wah iya ya bunda
    menuliskan apa yg ada dipikiran setiap hari itu perlu ya
    semacam free writing gitu
    btw salfok sama koleksi tanaman bunda
    cantik cantik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Dee tulis aja cuplikan2 yg terlintas siapa bisa dikdmas jd postingan.

      Hapus
  15. setujuuuuu , aku tuh orangnya suka tiba2 ke distrak bunda, jadi kalau ada ide kudu ditulis tapi aneh nya kalo diketik justru lupa ilang gitu, kudu tulis tangan di buku/jurnal baru dilanjutin di laptop. itu bunganya cantik2 banget, adem ngeliatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya itu usul bunda buat Dee_Arif. Tp kadang kan malas juga tuh buka buku catatan hehe...

      Hapus
  16. Bundaaa, jadi malu kadang aku masih juga males cuma karena ngantuk.
    Saluuut sama Bunda Yati, semoga diberikan kesehatan ya bunda. Aku juga suka pamer tanaman di media masa, hihiii

    BalasHapus
  17. Aku ikut sedih baca tanaman bunda yg pada mati. Lupa ngga menyampaikan ke orang yg di rumah pasti yaa, Bun? Jadi ngasih airnya kebanyakan.

    BalasHapus
  18. Wah. Bunda koleksi tanamannya bagus2. Jadi mau ketularan semangat koleksi tanamannya juga. Tapi aku gak jago ngerawat nih. Dulu pernah ngerawat tanaman terus di rusak kucing krn dijadiin tempat pupnya. Hiks

    BalasHapus
  19. Berasa diingatkan beberapa hari belakangan sok sibuk jd bbrp pot yg tanamanya mati blm keurus lg huhuh, coba besok deh
    Senengnya yg bisa update blog, bikin semangat bacaya bun :D
    Semoga tanamannya sehat2 semua yaa begitu pula bunda aamiin

    BalasHapus
  20. Aku juga masih suka mood-moodan mau nulis. Idenya ada, eksekusinya ampun deh. Btw koleksi tanamannya cantik-cantik, kebayang gemesnya lihat pot tanaman terjungkir karena ulah si mpus, ya. Suka seneng kalau lihat halaman rumah yang asri dengan aneka tanaman

    BalasHapus
  21. Wah aku kebanyakan draft ga banyak yang diselesain bunda hahaha nunggu mood turun

    BalasHapus
  22. Bunda...
    Aku tadinya juga latah ingin memelihara tanaman. Tapiii...pada mati Bundaaa...
    Kan sedih yaa.. Langsung kasih cap ke diri sendiri kalau "Aku gak bakat menanam".

    Bunda semangaaatt update blog.
    Senang sekali dapat nasihat tersirat dari tulisan Bunda.

    Bunda menginspirasiku.

    BalasHapus
  23. Salut dengan Bunda Yati yang selalu rajin update tulisan nih. Aku loh malah sering ngantuk-ngantuk melulu selama pandemi ini Bun. Hayuuk ah torehkan apa yang ada di pikiran, keburu lupa dan skip dengan aktivitas lainnya.

    BalasHapus
  24. Wah, banyak banget bunda tulisan di blognya. Tulisan saya di blog belum ada separuh tulisan bunda. Menulis memang jadi salah satu penghibur jenuh dan media menuangkan pikiran ya bunda. Harus semangat juga nih saya. Biar tulisan di blog tambah banyak. Makasih bunda karena sudah mengingatkan untuk segera menulis apa yang ada dipikiran..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu