Bernostalgia Agar Memory Yang Penuh Bisa Tertuang
Bernostalgia Agar Memory Yang Penuh Bisa Tertuang
Alhamdulillah!
Tulisanku kali ini aku beri judul seperti di atas agar aku bisa mulai dengan mengurai nostalgia baik yang manis, teramat manis, bahkan mungkin saja yang buruk dan yang paling buruk. Karena semua itu telah aku jalani melalui liku-liku jalan panjang kehidupanku.
Terima
kasih kepada Mak Anna a.k.a. Rosanna Simanjuntak yang telah menginspirasiku.
Ternyata selama ini aku terlalu terpaku pada ide-ide baru yang jarang sekali
mampir dalam benakku Yang ada aku selalu saja kehilangan ide, padahal ide
menurut teman-temanku pating sliwer -- akan tertuang manakala kita sendiri
mampu mengolahnya. Nah! Kini akan aku coba.
Bernostalgia Agar Memory yang Penuh
Bisa Tertuang. Kembali ke tahun 1991, tahun
dimana aku memutuskan dengan penuh kepastian untuk keluar dari sebuah
perusahaan berskala international, non-commercial company, yang bergerak di
bidang bantuan untuk anak-anak di Indonesia, June 1991 setelah bekerja sejak
May 1968. Dua puluh tiga tahun masa kerja yang kutinggalkan demi kelangsungan
kuliah tiga orang anakku dan seorang yang masih duduk di SMA tingkat akhir
serta untuk melepaskan diriku dari hal-hal yang sangat personal melingkupi
keluargaku. Setelah itu aku bisa bernapas lega. Tak ada sedikitpun kecewa atau penyesalan. Tiga orang anakku berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan
sukses. Alhamdulillah.
Sumber: DokPri |
Bulan Juli tahun yang sama sebulan setelah mendapat approval untuk resign aku tidak berpangku tangan. Perjalanan panjang masih harus aku tempuh demi anak-anakku. Melamar pekerjaan di mana saja dan apapun jenis pekerjaannya selama aku mampu melakukannya adalah targetku berikut. Sulit memang menginginkan pekerjaan dengan status pegawai tetap.
Yang
penting aku tidak boleh menganggur. Sejak awal Juli 1991, alhamdulillah sejauh
masih di seputaran kantor-kantor United Nations System mudah bagiku
untuk mengetahui adanya lowongan pekerjaan, Walaupun dalam status temporary
posts secara berkesinambungan. Allah Maha Mengatur rezeki untuk umatNya
yang tak bosan bersyukur dan berdo'a serta berusaha. .
Waktu
bergulir terasa demikian lambat menunggu datangnya kesempatan bagiku menerima
panggilan untuk pekerjaan dengan rentang waktu yang lebih panjang serta
fasilitas entitlements yang memuaskan itu aku dapatkan. Sejak tahun 1995
menjelang tahun 1999 apa yang aku harapkan dikabulkan oleh Allah SWT. Aku
dipekerjakan untuk proyek-proyek yang berjangka tidak sekedar bulanan, namun
tahunan. Tetapi ketika pada tahun 1999 ada peraturan masa pensiun harus
terhenti di usia 60 juga diberlakukan untukku.
Untung tak dapat diraih malang pun tak dapat ditolak. Pada tahun-tahun terakhir masa karirku aku mengalami cedera retak tulang belakang karena terjatuh dari ketinggian tangga yang masih harus aku tapaki sebanyak empat steps ke bawah.
Sumber: DokPri |
Aku berpindah dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang lain karena di kedua rumah sakit itu aku harus menjalani operasi pemasangan pen. Ini sama sekali yang tidak kuinginkan. Akupun pindah ke rumah sakit yang ketiga.
Alhamdulillah. Allah Maha Besar. Aku tidak perlu gundah memikirkan biaya perawatan dan pengobatan. Saat itu aku telah terikat kontrak kerja dengan sebuah perusahaan yang memberikan fasilitas penuh selama perawatan termasuk pengobatan dan segala perawatan yang berkaitan dengan penyakitku.
Berada di rumah sakit sudah seperti
tinggal di rumah sendiri karena lamanya jangka waktu yang aku jalani sebagai
pasien patah tulang. Pelayanan dan menu makanan memuaskan serta perawatan para suster yang ramah dan sangat peduli membuat hati bertambah betah. Pastinya
pelayanan yang baik akan menambah imun tubuh dan semangat untuk cepat sembuh.
Aku bersyukur akan nasib yang Allah timpakan kepadaku berupa kecelakaan itu tidak menyebabkan aku lumpuh. Aku tak kan lupa untuk mensyukurinya sampai akhir hayatku. Gerakku tidak terasa terbatasi dengan keadaanku. Hanya saja terasa sakit dan nyeri di tulang punggungku. Tak kuat untuk duduk berlama-lama di depan mesintik listrik. Kala itu aku belum mengenal laptop lho! Bahkan hingga saat ini rasa sakit dan pegal yang amat sangat terkadang menggangguku. Setelah sekian puluh tahun berlalu rasa sakit itu selalu aku rasakan. Apa pun yang sedang aku kerjakan harus segera aku hentikan, termasuk aktivitas mengisi blogku. Hal ini terkadang menyebabkan ide yang sudah terpikirkan di benak acapkali hilang entah kemana, tersendat dan tertunda. Padahal aku paham membuat postingan itu harus terjadwal dengan baik. Dengan perencanaan yang baik postingan itu harus selesai dan tidak tertunda-tunda.
Apa boleh buat! Kekuatan tulang punggungku harus lebih aku perhatikan. Kenapa? Because I know my limit! Boleh dikatakan aku ini hamba Allah yang memiliki cacat tubuh, namun dengan penuh rasa syukur aku masih diberiNya kemampuan untuk melakukan aktivitas yang positif dengan tetap harus menyadari kekuranganku.
Sumber: dokpri (1999) |
Pemakaian korset bukan semata untuk penampilan agar aku kelihatan langsing,hehehe... tapi untuk membantuku duduk dengan tegak. Duduk dengan posisi tegak selain nyaman juga membuat rasa pegal dan nyeri pada tulang punggungku jarang sekali menyapa. Waktu tak hendak berhenti bergulir. Dari tahun ke tahun banyak sekali pengalaman yang aku alami sebagai hamba Allah yang memiliki kekurangan kesempurnaan pada tubuhku. Tapi Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Selalu saja ada celah rezeki yang terbuka bagiku.
Mudah-mudahan ada waktu yang diberikan olehNya untukku menuliskan di postingan berikut tentang Bernostalgia Agar Memory yang Penuh Bisa Tertuang.
In shaa Allah.
Note:
Masih jauh dari sempurna aku mencoba sedikit bermain dengan Canva. I will try to the best of my effort to learn and practise CANVA. Do'ain yeee..semangatku gak kendor.
Terharu Bunda.. 🥺
BalasHapusTerima kasih komentar Tangguh awalaupun cuma dua kata, tapi bunda senang Tangguh sudah baca postingannya (I hope) he..he..he...
HapusBunda, selalu bersemangat, aku tiap baca postingan Bunda jadi malu. Terimakasih ya Bunda, menginspirasi dan selalu membuat bersemangat untuk belajar. Ntar cerita juga ya bund tentang belajar Canva-nya.
BalasHapusHalo dear friend Witri Prasetyo Aji, terima kasih sudah berkunjung ke rumah online bunda. Bunda bersyukur kalau tulisan bunda bisa menginspirasi Witri. Alhamdulillah. Tapi mengenai CANVA? Hehehe...pastilah masih lama menunggunya untuk bisa muncul di postingan.
HapusBunda, masya Allah orang pilihan ya bunda masih bisa berkegiatan. Masih aktif sehat bundanya 😍 sempat ketemu di acara KEB yg di Bintaro dan Jaksel. Senang sekali baca cerita bunda flashback masa2 kerja lalu resign, momong cucu itu jadi kegiatan seru kala itu ya bun.
BalasHapusSemangat pakai Canvanya ya bun 🤗
Hehehe...maaf, Canvanya masih belepotan. Inshaallah belajar terus koq soalnya jadi penasaran
Hapusoh ternyata reatk tulang belakang pun, bisa juga pulih tanpa harus pasang pen ya Bun, tapi pasang pelana kuda. Bukan pelana kuda beneran tentunya ya, cuma istilahnya aja untuk penyangga
BalasHapusProf.nya apa joking or beneran tp beliau bilang : Kl masih bisa dengan pake plana kuda kenapa harus padang pen? Gitu. TP zekian puluh th kemudia milai terasa sakit. TQ
HapusBunda, masyaallah aku terharu baca tulisan ini, Bunda adalah sosok ibu sekaligus orangtua yang luarbiasa dan penuh semangat dalam menjalani hidup demi masa depan anak-anak. sehat sehat selalu ya Bun
BalasHapusMakasih pujian Aie. Sekarang anak-anak berjuang demi masa bunda, tua hehehee....
HapusMasya Allah, baru tahu latar belakang dan pengalaman Bunda Yati. Hebat dan sangat inspiratif. Anak-anak hebat pastinya juga karena dilahirkan dan dibesarkan oleh seorang ibu yang hebat seperti Bunda.
BalasHapusAduduu bunda cuma ordinary ibu-ibu kok yang memilih jalan untuk kesejahteraan keluarga.
HapusMasya Allah Bundaa, semangatnya luar biasa. Semoga aku dapat menjadi setangguh Bunda, dan senantiasa menambah ilmu dari waktu ke waktu. Btw,I love the Story Bund, siap menanti cerita-cerita lainnya.
BalasHapusMakasih mak Hani. Memang bunda tuh kl bisa meraup semua ilmu dari mana.
HapusWah seru menulis kenangan gini, jadi pengen mencoba juga. Memang akdang ada hal buruk terjadi di masa lalu, tapi saat ini hal2 kyk gtu kalau diingat2 kembali malah bikin bersyukur, karena apa yang terjadi pada hidup kita sejatinya sudah digariskan oleh Allah ya bund. Semoga sehat2 selalu Bunda Yati aamiin.
BalasHapus#kadang
HapusIya, betul sekali dan kita diharuskan untuk berdo'a dan berikhtiar semaksimal mungkin.
HapusMasya Allah bund, dari tulisan ini mengajarkan aku untuk selalu bersyukur atas setiap nikmat dan cobaan dari Allah. Apalagi sekarang aku sedang mendampingi suami pasca operasi. Ditunggu cerita menginspirasi lainnya bunnn.
BalasHapusMasya Allah bunda... Semoga Allah selalu lindungi dan diberikan kesehatan ya bun. Jadi pengingat juga untuk kita yang masih di usia sekarang ini, untuk selalu tetap produktif dan membuat tulisan kenangan masa lalu ya. Semangat terus ya bun.
BalasHapusBenar juga ya, Bun, sesekali boleh juga kita menuliskan cerita masa lalu sambil bernostalgia. Kita bisa belajar dari pengalaman yang pernah terjadi, mengambil hikmah di setiap kejadian sekaligus bersyukur dengan semua ketentuan Allah.
BalasHapusMasha Allah bundaa, semoga bunda sellau dalam perlindungan Allah yaa dan diberikan usia yang panjang dan barokah.
BalasHapusMasya Allah, Bunda Yati. Luar biasa pengalaman hidupnya. Dari kerja, kecelakaan, pensiun, dan lain sebagainya. Sangat menginspirasi.
BalasHapusYa, kayaknya memang perlu menuangkan memory lama agar tak penuh. Ide baru nih..
MasyaAllah Bunda selalu menjadi penyemangatku dan inspirasi ku. Tulisannya bagus runut sekali. Bunda aku doakan bunda selalu sehat ya. Kuat dan bisa selalu berkegiatan
BalasHapusSehat-sehat buat Bunda Yati. Ceritanya bikin semangat buat yang muda ya. Jadi ingat Mbahku yang sampai tua pun selalu nyari kesibukan. Kaya memang tipe yang kalau gak gerak tuh malah badan lemes, plus pikiran sumpek. Jadi butuh disalurkan biar lebih bermanfaat
BalasHapusMasya Allah... semangat Bunda Yati luar biasa. Ditempa dengan berbagai ujian hidup, Bunda tetap tegar menjalani. Sehat-sehat selalu, bundaku sayang.
BalasHapusMasya Allah Bunda membaca kisahnya membawa Aku merenung betapa Bunda ini pejuang yang tangguh bahkan dari kisah yang dituliskan membawa hikmah untuk tidak pantang menyerah
BalasHapusDari kisah perjalanan hidup Bunda, aku paling nyess pas bagian Bunda resign.
BalasHapusRasanya pengabdian Bunda luar biasa sekali di ranah publik dan tetap bisa menyeimbangkan dengan pengabdian Bunda untuk keluarga.
mashaAllah~
Barakallahu fiik, Bunda.
Kisah perjalanan bunda dangat menginspirasi apalagi di usia yg taklagi muda masih aktif menulis. Aissh bikin maluu sayaa kalau males2an menulis....
BalasHapusMasyaAllah bunda Yati is the best, alhamdulilah dengan berbagai nikmat yang Allah berikan kepada kita ya bunda. Menuliskan nostalgia ini jadi ada syukur dengan apa yang Allah berikan selama ini. Selalu ada hikmah disetiap kejadian
BalasHapusBunda Yati keren sekaliiiiii, walaupun belum jago banget, editannya dah oke itu maaaaaak. jadi cantik fotonyaaaa.. hehehe. Bunda aku tahun 1991 baru lahir.. hihihihii. Bunda sudah malang melintang dan jadi senior di dunia karir yaaaaa.. Alhamdulillah diberikan kesembuhan dan kesehatan sampe sekarang ya Bunda. Sehat sehat terus ya Bundaaaa
BalasHapus