Lakukanlah Apa Yang Anda Sukai

 




Adalah satu ketidak-jujuran apabila ada seorang peserta Lomba Menulis atau lomba apa pun mengatakan "Gue gak pengen menang!"  Kenapa? Karena setiap peserta yang mengikuti lomba pasti sudah terukir di hatinya ingin meraih kemenangan. Kalaupun akhirnya menerima kekalahan yang harus diterima dengan hati legowo. Dalam ajang perlombaan sudah pasti ada yang kalah dan ada Pemenang yang dengan puas serta bangga akan menepuk dada dengan  sepenuh euphoria! 

Nah! Salah seorang Peserta Lomba itu adalah aku.  Sekian kali aku mengikuti lomba, sekian kali pula aku melejit dari daftar para nominator, hehe... Tapi bukan karena aku tidak ingin menang namun disebabkan  memang aku masih sedang mencari ilmu dan mengukur sudah sejauh mana  kemampuan menulisku. 
 
Satu hal yang mengemuka, sensasi menulisnya yang aku suka. Dengan mengikuti ajang lomba menulis aku bisa menambah kemampuanku dalam menempatkan diksi-diksi dengan baik dan menggunakan kata-kata dalam tulisan yang tidak redundant, yaitu tidak mengulang kata yang sama agar tulisan tidak membosankan. 

Seperti yang sudah pernah aku utarakan, dalam mengikuti ajang lomba menulis ini yang paling aku suka adalah sensasi menulisnya, selalu memikirkan bagaimana sebaiknya merangkai kata agar enak dibaca dan akan mampu membuat pembaca yang pernah bertandang ke blog aku selalu ingin kembali lagi mengintip tulisanku. Ah, pasti alangkah bangganya hati ini andai selagi aku sehat masih bisa mengalami hal seperti itu. Karenanya aku atau siapapun dia harus berusaha melakukan apa yang dituliskan pada judul postingan ini: Lakukanlah ApaYang Anda Sukai agar otak tidak berhenti berpikir dan  berkreasi.

Andai timbul sebuah tanya: Kenapa harus begitu? 

Nah! Inilah antara lain yang harus ditancapkan dalam pikiran:

BANGKITKAN SEMANGAT DIRI
Kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan mampu membangkitkan semangat diri. Puluhan, ratusan bahkan ribuan kata yang meluncur menyentuh gendang telingamu pasti tidak akan kau gubris. Kau akan membiarkannya berlalu begitu saja. Kau mulai meragukan apa sebenarnya yang tersembunyi dalam dirimu. Kau mulai merasa puas tanpa melakukan apa-apa. Padahal semangat itu harus dicari, harus digali dan harus mampu memecut diri untuk mulai bangkit dan menghargai kesempatan selagi Allah masih memberikan kepadamu saat dan waktu untuk menghirup udara segarnya. Kapan lagi?


Lakukanlah Apa Yang Anda Sukai
Sebenarnya membicarakan masalah yang paling kusukai dalam pekerjaan di rumah tangga ini, tak bisa aku pilih. Semua jenis pekerjaan aku suka. Aku tak bisa menentukan akan mengerjakan yang A lebih dahulu setelah itu baru yang B. Ops, tak bisa seperti itu yang aku terapkan dalam mengerjakan apa pun. Ternyata dengan cara ini, yang sebelumnya belum pernah aku coba, aku sendiri tidak bisa membayangkannya, bagaimana? Jadi dari pada pembaca blogku yang tercinta bingung, baiklah aku mulai saja menguraikannya. Setelah itu silakan memberikan penilaian benarkah aku melakukan apa yang aku sukai, maksudnya sesuai judul postingan Lakukanlah Apa Yang Anda Sukai.


Begini: Aku mulai aktivitasku dengan meneliti, merawat dan sedapat mungkin mengganti media tanamnya.  Ketika akan mengganti media tanam, aku baru ingat di mana aku letakkan pupuk campuran untuk media tanam? Dalam kebingungan sambil berpikir aku berjalan ke arah dapur.  Aku pikir aku memerlukan pisau untuk membuka karung kemasan pupuk tanaman. Tapi, oh, ternyata, tadi malam aku kedatangan tamu teman-teman cucuku. Kami pun makan seadanya, Mie Sedap Ayam Bawang Bumbu Rendang. Kebayang, kan? Penuh sekali tempat cuci piring itu. 

Aduh! Pisau yang aku cari ada diantara mangkuk-mangkuk yang saling bertumpuk di situ. Pisau aku ambil, aku sisihkan. Aku sibukkan diri dengan mulai membersihkan mangkuk dkk yang memenuhi tempat cuci piring yang berukuran kecil, maklum rumah pun rumah mungil. Selesai sudah! Beres.  Puas mataku melihat tempat cuci piring sudah rapih dan bersih.

Bergegas aku kembali ke teras dengan sebilah pisau di tangan, siap merobek karung kecil pupuk kandang yang baru aku beli. Kalau kita tahu triknya membuka karung pupuk akan dengan mudah kita lakukan tanpa merusak karungnya. Sekali pegang ujung tali yang telah kita cungkil dengan pisau, maka....sreeet.... akan terbuka seketika. Mudahnya!

Dengan sigap aku mencampur tanah dalam pot dengan sebagian kecil pupuk kandang. Aku tenggelam dalam keasyikan memisah-misahkan anakan tanamanku. 
Setelah kuteliti mana daun-daun yang sakit atau terserang hama dan membuangnya terlebih dahulu. Setelah bersih walaupun tinggal 1 atau 2 helai daun tak mengapa pucuknya akan segera mencuat, besar dan memperindah kembali tampilannya. Yang penting sudah bersih dari hama dan daun-daun yang busuk siap untuk dipindahkan ke rumahnya yang baru (maksudnya tentu saja pot barunya), bertambah lagi jumlah penghuni terasku. Terus terang aku tak pernah membeli tanaman jadi dalam pot.  Semua yang ada di rumahku adalah hasil pembiakan. Aku tak tega membuang anakan tanaman yang berlebih. Pasti aku tanam dan tak pelak lagi bertambah juga jumlah pot-potku, heheh.... Kutebar pandang keliling sambil tersenyum. Lega.

Sumber: dokpri

Setengah hari itu tak apalah aku hanya bisa menuntaskan dua pekerjaan saja, yaitu membersihkan tempat cuci piring dan memisahkan anakan tanaman sansevieria-ku.  Tapi begitulah cara aku beraktivitas setiap hari untuk mengisi waktuku agar tidak jenuh tetapi tentu saja I know my limit ketika tubuhku sudah memperlihatkan gejala sakit pinggang-lah, bokong terasa kaku,-lah nah ketika itulah aku harus berhenti bekerja, sekalipun keadaan teras  misalnya, masih dalam keadaan semrawut atau berantakan. Aku tak peduli! Tubuhku butuh istirahat. Manjakan dirimu, kata hatiku.

Apakah sistim kerja rekan-rekan blogger seperti aku? Yuk, curhat donk di komentar ya. 

Komentar

  1. Ikut lomba berarti ada harapan juga ya bun sebenarnya, kalau gak mau menang biasanya gak ngejar ikutan biasanya. Menang kalah urursan belakangan yang penting mencoba dulu dan gak down kalau kalah. Apa kabar bunda Yati?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, Lidya. No harm to try, khan? Selama kita masih memiliki moto seperti itu, insya Allah kita tidak akan kehilangan semangat untuk beraktivas, apa pun.

      Hapus
  2. setuju sih kak, dalam sebuah perilaku yang menggerakkan kita harus ada motivasi nah motivasi yang paling bertahan lama adalah dari hal yang kita sukai. Maka penting sekali ya mba mengetahui apa-apa saja pekerjan/hobi yang kita sukai atau tidak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah berkunjung adikku hikmah khaerunnisa, hehehe....sebetulnya bunda harusnya menyebut hikmah dengan cucu nih. Tapi gak apa-apalah kali ini bunda manjdei muda nih dipanggil kakak.

      Hapus
  3. Semangat bunda, selalu dan masih sempat menulis di sela aktivitas harian bunda ya. Sehat selalu bunda, lama banget nih Ophi ga ketemu fisik dan online sama bunda. Kangeen ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Ophi, tapi kan kemana pun bunda merngaji selagi kuat berjalan selalu saja si tas berwarna hijau tosca itu menjaga bunda pengganti Ophi. Iya betul, kita lama betul gak ketemuan ya.

      Hapus
  4. Ikut lomba juga merupakan salah satu motivasi untuk semakin mahir merangkai kata. Sebagai blogger pemula, saya juga kadang ikut meramaikan lomba menulis blog, sebagai motivasi agar bisa menulis lebih baik lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kunjungan wahyu ke blog bunda yang pemiliknya walaupun sudah renta dan menjadiblogger renta masih tetap saja menjadi newbie. Karena itu bunda harus menggembleng diri untuk grab skill bagaimana caranya menulis yang baik dan juga bagaimana menambahkan gambar/foto yang bagus.

      Hapus
  5. Salut dengan semangat Bunda yang tetap beraktivitas dan produktif di usia senja.
    Sehat selalu ya Bunda. Tetap semangat mengikuti lomba sebagai ajang pelatihan diri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih do'a Okti dan kunjungan ke blog bunda. Terus terang bunda harus dan harus menimba ilmu blogging agar bisa mengejar (hehehehe) kemampuan Okti yang bunda kagumi. (Swear)

      Hapus
  6. Sehat selalu Bunda Yati...Panutan saya yang tetap semangat menulis dan mengikuti lomba.
    Setuju jika ikut lomba itu sensasinya beda. Juga ikut lomba kita berusaha jadi terbaik versi diri kita. Dari sini saja sebenarnya kita sudah menjadi juara

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih do'a Dian ya. The same goes to you. Makasih sudah berkunjung dan terima kasih pula bunda sudah dijadikan panutan Dian.

      Hapus
  7. masyaallah bunda, luarbiasa keren banget masih produktif, dan tulisan ini kembali menyadari kalo kita sebagai manusia memiliki hak untuk melakukan papaun yang disukai selama itu membaikkan

    BalasHapus
  8. Bunda Yati sehat selalu ya. inspiratif banget bunda. tetap menulis dan melakukan hal-hal produktif yang disukai.

    BalasHapus
  9. Semangat dan sehat-sehat selalu ya Bunda. Lakukan yang membuat bahagia dan pastinya bermanfaat. Urusan ikut lomba, bisa dilakukan yang penting happy. Mau kalah atau menang, yang penting hati bahagia

    BalasHapus
  10. Iya, ikut lomba itu tujuannya tidak hanya menang dan dapat hadiah ya Bun, tapi juga menantang diri sendiri untuk bisa menyelesaikan tulisan sesuai deadline, mencari ide menarik dan melawan rasa malas...

    BalasHapus
  11. Toos Bund. Saya juga belum pernah menang ikut lomba menulis blog tu. Bukan gak mau. Sudah pasti pengen banget, tapi emang belum pernah beruntung u tuk menang. Hehe...

    BalasHapus
  12. Aku gak pernah ikut lomba, bunda.. kecuali memang ada "brief" dari komunitas.
    Hehehe.. memang aku nulis buat seneng-senengan aja, bundaa.. rasanya bisa jadi gak pede, bisa jadi terlalu nyaman sama zona yang aku bikin sendiri dan bisa jadi juga seperti yang bunda sampaikan. Aku cenderung mendahulukan apa yang aku suka.
    Sebenernya semuanya intinya sama sih yaa, Bunda.

    Semoga bunda sehat selalu dan bisa produktif dengan bahagia.

    BalasHapus
  13. Salu dengan semangat dan konsistensi bunda dalam menulis. Huhu aku lagi di titik terendah nih. Satu dan lain hal yang lagi jadi masalah. Jadinya ngaruh banget ke semangatku. Huhuhuhu... kudu belajar nih dari Bunda Yati. Untuk urusan lomba juga.

    BalasHapus
  14. MasyaAllah semangatnya bunda Yati.. aku jadi malu sama diriku yang masih suka malas dan alasan capek merawat anak2 todler.. emang dirikita sendiri yang tau kemampuan dan apa yang disukai

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu