Postingan

Menampilkan postingan dengan label ikhlas

Siapa Bilang Memaafkan Itu Sulit?

Gambar
  Sejak aku muda sampai usia renta seperti sekarang ini masih saja ada yang mengatakan kalau aku sosok paling mudah sekali memaafkan dan  melupakan kesalahan seseorang.    Aku tahu sikapku ini -- yang mudah memaafkan -- akan membuat mereka atau siapa saja yang mengenalku  meremekanku dan akan mengulangi lagi, lagi dan lagi kesalahan mereka. Kenapa? Karena  mereka sangat mengenal karakterku yang mudah memaafkan. Sebenarnya apa salahnya andai perbuatan itu bisa membuat segumpal daging di dalam dada ini merasa lega. Kelegaan yang mampu menimbulkan ketenangan.   Kaitan antara memaafkan dan introspeksi diri sangatlah kuat Hal yang aku sebutkan di atas amat kuat melandasi sikap kita untuk memaafkan. Plus dan minus dalam sebuah hubungan tentunya hanya bisa dilakukan antara dua pihak yang saling mengenal.  Kaitan persahabatan, misalnya, atau kaitan dalam persaudaraan pastinya dalam hal berbuat salah satu sama lain bukan hal yang mudah bisa . dihindar...

Satu Cara Menghadapi Kesendirian Itu Bernama Ikhlas

Gambar
Sumber: cahayatausiah.blogspot.com Tulisan di blog ini untuk memenuhi janjiku seperti yang telah kutulis di sini tentang aku tidak akan, sebisa mungkin, membuang blog lamaku. Aku harus mencari ide terus agar semua blogku yang lama bisa aku update , walau pun tidak dalam waktu yang teratur. Pastinya. Tampilan blog juga belum selesai dirapihkan, belum ada lamannya, hehe... Ya, betul sekali (menurutku) ikhlas adalah satu cara untuk menerima dan menghadapi kesendirian yang kita alami di masa tua. Seperti kesendirianku sekarang, aku nikmati betul dengan penuh rasa bersyukur masih bisa bergerak ke sana ke mari. Masih bisa mengunjungi anak-cucu yang berjarak jauh dari rumah yang aku tempati. Rumahku yang Home Sweet Home itu. Tentu saja dengan syarat harus dijemput atau paling tidak dipesankan taxi dengan reimbursement nantinya, hehe... Ya, iyalah, uangku kan dari anak-anak juga. Kalo gak diganti kan bisa kacau tuh catatan belanja di Pamulang. Beruntung sekali aku memilik...

Tips untuk Ikhlas

Gambar
Sumber gb. infoyunik.com Sejak muda hingga usiaku kini sudah renta banyak kenalan atau teman, baik yang baru kenal atau pun yang sudah lama kenal, mengatakan aku ini orangnya baik banget. Heranlah aku, dari segi apa mereka menyebutku dengan predikat baik itu. Hanya satu yang selalu membingungkan aku, kalau menurut mereka aku ini "baik" -- kenapa pula, dalam hidupku seringkali jemariku ini kurang untuk menghitung mereka yang acapkali menyalahgunakan kebaikanku. Namun anehnya, kenapa aku tidak pernah bisa marah? #bukanlebay. Aku malah merasa bersyukur bisa berbuat sesuatu untuknya atau untuk mereka. Kembali lagi kepada rasa IKHLAS yang kita ciptakan sendiri. Bukan orang lain. Dan yang lebih penting lagi harus diketahui ikhlas adalah perhiasan hati bagi makhluk paling mulia ciptaanNya.

Untuk Apa Kita Berbuat Kebaikan?

Gambar
Sumber gb. thestraightway.info Untuk Apa Kita Berbuat Kebaikan? Untuk menjawabnya, yuk, ikuti coretanku di bawah ini: Kisah lama, tahun 2007 yang akan kutulis sekedar untuk mengingat betapa manisnya masa lalu. Jadi, sejatinya masa lalu itu tidak boleh dilupakan, tapi jadikanlah sebagai acuan untuk menyongsong masa depan dengan segala hal-hal buruk di masa lalu yang harus kita perbaiki. Setuju? Bertolak dari pertemananku dengan seseorang, postingan ini pun jadi aku buat di pagi yang cerah ini. Temanku ini berpredikat di belakang namanya, Sarjana Ekonomi (S1), tapi kenapa dia koq jadi introvert begini sih? Itu pikiranku. Tapi dia pasti punya alasan kuat yang lain sehingga dia yang sudah menyandang S1, menarik diri dari pergaulan. Sungguh disayangkan. Sebagai teman apa yang bisa kulakukan untuknya? Tidak ada? Ah, bukan aku namanya kalau untuk hal yang like a piece of cake aja aku tidak melakukan apa-apa. Seperti yang sudah aku utarakan di atas, bukan aku namanya andai ti...

Ikhlas versus Hutang

Gambar
Sumber Gb. moneter.co Hari ini aku sangat dibuat terkejut oleh sikap seseorang yang benar-benar di luar dugaanku. Aku mendatangi rumahnya (setelah membuat janji) dengan maksud baik, tanpa ada seujung rambut pun terselip niat yang menyimpang, selain dari ingin membantunya. Tapi apa yang terjadi? Setelah beberapa saat kami berbincang dan aku dengan perlahan dan sopan sekali secara kekeluargaan mengajukan sebuah usul, tiba-tiba saja nada suaranya melengking. Astagfirullah! Setan mana yang datang menyapanya? Aku terperengah donk, kaget bukan alang kepalang.

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa Dengan Panggilan Bunda?

Khasiat Serai Merah

Eratnya Ikatan Kekeluargaan Itu